19. Si Keras Kepala yang Bodoh

305 40 4
                                    

Hari ini Chenle kembali mendatangi rumah Ryuha dengan membawa kedua anaknya.

Wajah Ryuha terlihat sumringah ketika menatap kedua anaknya namun kembali suram ketika bertatapan dengan Chenle.

Chenle mendekatinya, berdiri di depan meja kasir dengan wajah canggung.

" Jangan nginep disini." Ryuha sudah memperingatkannya.

" Iya aku tau."

Jawaban Chenle tidak singkron dengan perilakunya. Lelaki itu tak kunjung pergi dan masih berdiri di depan meja kasir dengan tatapan polos.

" Kenapa masih disini? " Ini bukan pertanyaan tapi sindiran.

"Mm.. aku mau pesan ayam." Chenle mencari-cari alasan. Sebenarnya dia tidak mau pulang, dia ingin terus mendekati Ryuha dan memandanginya.

Ryuha menghela nafas. Dia sudah menduga Chenle akan berulah.

"Mau berapa?"

"10 dimakan disini."

Ryuha langsung menatapnya tajam.

"Kenapa ga take away aja?"

"Pembantuku pulang kampung, aku malas cuci piring sendiri."

Alasannya benar-benar tidak masuk akal. Orang sekelas Zhong Chenle tidak mungkin hanya punya satu pembantu. Tapi Ryuha tidak mau cari ribut, gadis itu memberikan pesanan Chenle dengan lengkap agar lelaki itu bisa menyingkir dari hadapannya.

"Ambil kembaliannya." Kata Chenle.

"Uang nya pas, ga ada kembalian."

"Aa.." Chenle bergumam.

Dia membawa nampan berisi 10 paket ayam dan bersiap menghabiskannya sendirian.

Laki-laki itu makan sangat lambat seperti nenek-nenek, bahkan sampai jam tutup kedai dia masih belum selesai makan.

"Aku minta maaf, tapi kedaiku harus tutup, silahkan pergi dari sini." Ryuha berbicara dengan bahasa formal yang halus tapi Chenle malah bertindak semena-mena.

"Kamu ngusir pelanggan?? Hey.. itu ga di benarkan." Lelaki itu merengut.

Ryuha menarik nafas panjang, mencoba memperbanyak stok sabar dalam menghadapi mantan suaminya ini.

"Kalau begitu cepat habiskan dan pergi."

"Ahh... aku kekenyangan. Aku numpang ke kamar mandi ya." Chenle berjalan masuk ke dapur Ryuha dengan seenaknya.

Wanita itu membungkam mulutnya dan berteriak dalam nada tertahan. Emosinya sudah mencapai ubun-ubun. Seolah ada asap imajiner yang menguar dari kepalanya yang mendidih.

"Aishh.. Zhong Chenle itu benar-benar..." 

Nafas Ryuha naik turun seiring dengan emosinya yang tak bisa dia tahan. Gadis itu memilih menutup kedai nya sambil menunggu Chenle kembali, namun apalah daya, lelaki itu tak kunjung keluar dari rumahnya.

"Ish... Kemana si brengsek itu." Gigi-gigi Ryuha bergemeretak menahan amarah.

Dia menyusul Chenle kedapur, dan mencarinya di kamar mandi tapi tidak ada siapapun disana.

Ryuha lalu menengok ke halamannya, melihat mobil Chenle masih terparkir disana. Gadis itu hanya terpikir satu hal dan itulah yang membuat dia berjalan menaiki tangga dengan langkah menghentak penuh emosi.

"Hey Zhong Chenle !!!"

"Hey Zhong Chenle !!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STAND BY ME  | ZHONG CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang