17. Prasangka si Kepala Batu

442 47 8
                                    

Ryuha terbangun dalam keadaan yang tak menyenangkan. Dia kesiangan dan terkejut karena alarm di dalam otaknya berbunyi secara mendadak.

"Sial.. aku kesiangan." Gadis itu mengenakan kembali pakaiannya dengan asal lalu terburu-buru berlari ke dapur.

30 menit lagi adalah jam masuk sekolah dan dia belum membuat sarapan. Namun langkah kaki Ryuha melambat ketika dia mencapai dapur. Zhong Chenle ada disana, berdiri di belakang kompor dengan satu tangan memegang penggorengan.

"Chenle.."

"Oh.. udah bangun?" Chenle bertanya dengan santainya.

Tatapan Ryuha lalu beralih pada 2 pasang mata polos yang memandangnya dari meja makan.

"Papa bohong!!!" Yihua tiba-tiba berteriak.

"Bohong kenapa??" Chenle meliriknya.

"Papa bilang ga bertengkar sama mama, tapi tuh lihat, leher mama luka."

Ryuha melotot. Tangannya reflek menutupi satu bekas gigitan Chenle di lehernya. Ya benar, Chenle membuat kissmark hanya satu namun warnanya merah keunguan hingga terlihat seperti bekas gigitan dracula.

"Yihua... Ini bukan luka. " Ryuha mencoba mengurai kesalahpahaman ini, namun Chenle justru memperkeruhnya.

"Benar, mama sama papa ga lagi bertengkar."

"Terus itu leher mama kenapa?"

"Itu karena papa lagi buat adik untuk kalian."

"ZHONG CHENLE!!!"

Ryuha melotot, dia reflek mencubit pinggang Chenle dan membuat lelaki itu meringis kesakitan.

"Kenapa tiba-tiba buat adik?" Yiyun menatap Chenle dengan serius bahkan lebih serius daripada saat dia mencoba memecahkan soal matematika.

"Karena papa sayang sama mama." Chenle mengarahkan tatapannya pada Ryuha dan mengerling.

Ryuha langsung berdehem dan mengalihkan pandangan. Wanita itu salah tingkah.

"A-aku mau mandi dulu.. "

Ryuha tak tau bagaimana dia harus menyikapi ini. Sejujurnya dia telah termakan rayuan busuk Chenle tapi dia masih mencoba menyangkalnya. Dan melarikan diri adalah jalan terbaik agar dia tidak terlihat tersipu.

Ryuha memandangi pantulan dirinya di depan cermin. Wajahnya terlihat lesu dan rambutnya berantakan. Satu hal yang membuatnya begitu terpaku, itu adalah bercak keunguan di lehernya.

Dia tiba-tiba saja merasa menyesal. Dia terbawa arus nafsu nya dan kesulitan melawan. Ryuha tau seberapa besar perasaannya pada Chenle dan seberapa kuat rasa rindunya. Tapi satu hal yang harusnya dia ingat,

Mereka sudah bercerai !!

Harusnya Ryuha menulis kalimat itu dalam huruf tebal di kepalanya agar dia tau batasan dan cukup tau diri.

Wanita itu mengusap wajahnya. Merasa tersakiti dengan fakta tapi tidak ada hal lain yang bisa dia lakukan. Berpisah adalah keputusan mereka. Dan Ryuha harus mengingat kembali alasannya untuk berpisah agar dia tidak pernah berharap untuk kembali.

"Ryu.."

Panggilan di depan pintu kamar mandi mengejutkannya. Suara rendah Chenle menimbulkan getaran aneh di hati Ryuha, hingga mimik gadis itu tiba-tiba saja berubah sendu.

"Kenapa?"

"Makan dulu."

"Duluan aja. Anak-anak harus sekolah setelah ini. "

Ryuha melanjutkan kegiatannya di kamar mandi dan sengaja berlama-lama disana sampai Chenle dan anak-anak nya pergi.
Berharap dia tidak bertatap muka lagi dengan Chenle hari ini.

STAND BY ME  | ZHONG CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang