15. Mulai Dari Awal?

346 42 10
                                    

Chenle tidak tau jika meninggalkan Yihua di rumah Ryuha akan memberinya dampak yang positif. Lelaki itu jadi punya alasan untuk mengunjungi rumah Ryuha.

Sebenarnya dia juga tidak terlalu sibuk. Dia hanya mencari-cari alasan agar Yihua bisa tinggal di rumah Ryuha.
Chenle tidak menyesali keputusan itu karena Ryuha yang kesepian terlihat jauh lebih ceria sekarang.

Pagi ini Ryuha mengomel melalui telepon karena Chenle mengiriminya sebuah motor matic baru tanpa persetujuannya. Dia sengaja melakukan itu karena tidak tega melihat Ryuha harus membonceng 2 anak dengan sepeda usangnya.

Tapi bukannya berterima kasih, wanita itu malah mengomelinya. Ck.. pikiran wanita benar-benar aneh.

Hari ini Chenle pulang tepat jam 6 sore. Dia sudah berencana mengunjungi rumah Ryuha makanya dia membeli banyak makanan.

Chenle sangat bersemangat pada awalnya namun mood nya langsung anjlok ketika melihat mobil lain terparkir di depan rumah sekaligus kedai milik Ryuha. Dan dari siluet orang itu pun Chenle tau betul siapa dia.

Chenle turun dari mobilnya, dia tidak berniat untuk mundur ataupun mengalah. Sejak hadirnya Yihua disini, rumah Ryuha sekarang adalah daerah teritorialnya.

Lelaki itu berjalan dengan dua tangan di saku celana, memasang wajah sombong terbaiknya dan senyuman menyebalkan.

"Sudah lama ga ketemu ya, Huang Renjun?" Sapaan dalam aksen Mandarinnya terdengar seperti sindiran halus.

Senyuman Renjun yang awalnya merekah ketika bicara dengan Ryuha kini memudar. Lirikan tidak sukanya dia tujukan pada orang yang menyapanya.

Sementara Ryuha berdiri dengan wajah datar dan helaan nafas panjang. Wanita itu kemudian menatap Renjun dan Chenle yang saling bertukar tatapan tajam seolah ada kilatan petir imajiner di antara mata mereka.

"Sejak kapan kau di Korea?"

Chenle mengangkat bahunya. Dia bersedekap.

"Sekitar sebulan yang lalu. Putri kami sekarang tinggal disini dan aku akan sering datang kesini." Chenle sengaja memberikan penekanan pada kata 'kami'.

Renjun tergelak dengan wajah sinis. Dia menangkap maksud Chenle, kentara sekali kalau dia ingin membuat Renjun cemburu. Sayangnya itu tidak akan pernah terjadi karena Renjun dan Ryuha hanya berteman.

Renjun memutar kepalanya, mengacuhkan Chenle dan menatap Ryuha dengan wajah jenaka.

"Ryu, aku harus pulang, aku bawa uangnya ya." Renjun tersenyum manis.

"Iya, terima kasih ya." Dan senyuman balasan dari Ryuha membuat Chenle memasang wajah masam.

"Cih!!" Dia menggerutu.

"Dimana anak-anak? " Tanyanya kemudian.

"Di atas."

Chenle berjalan ke arah dapur yang terhubung dengan rumah Ryuha. Lelaki itu lalu menaiki tangga menuju kamar anak-anaknya.

"Lagi apa?"

Dia bisa melihat Yiyun yang duduk serius di meja belajarnya sementara Yihua tertidur di atas bukunya.

"Astagaa... " Chenle menggeleng melihat kelakuan anak gadisnya.

"Aku sudah bilang jangan kebanyakan makan tapi Yihua ga mau dengar. Dia kekenyangan dan mengantuk." Jelas Yiyun.

Yihua benar-benar mirip dengannya, suka makan lalu bermalas-malasan. Namun gadis kecil itu jelas tidak mewarisi kejeniusan otak Chenle.

Chenle kemudian memperhatikan Yiyun, terpikir sebuah pertanyaan ketika lelaki itu menatap putranya.

STAND BY ME  | ZHONG CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang