chapter 10

836 56 6
                                    

Ali's Pov

senang sekali rasanya bisa menikmati senyum bidadari cantikku yang menenangkan senyum yang bisa mengalihkan duniaku. Hampir satu bulan aku mengacuhkannya, aku butuh waktu untuk menata kembali hatiku yang dengan begitu tenangnya dia hancurkan. Tapi sekuat apapun dia menghancurkannya tetap saja hati ini masih memilihnya.

" jangan ngelamun mulu, ntar gantengnya luntur lho. Gak ada lagi ntar cewek2 yang histeris lagi pas liat kamu " prilly mencolek daguku

" di histerisin cewek lain mah biasa, tapi kalo di histerisin kamu itu baru luar biasa " ku kedipkan sebelah mataku untuk menggodanya, prilly tersenyum begitu manis dengan pipi yang tambah chubby.

Dari kejauhan aku melihat delfi dan Zahra berjalan mendekat kearah kami. Prilly segera beranjak dan dengan cepat ku tahan tangannya dan dia duduk kembali

" mau sampai kapan menghindar terus dari mereka " ku tatap manik mata coklatnya. Prilly tidak menjawab dia memalingkan wajahnya.

Delfi dan Zahra semakin mendekat

" dicariin dari tadi, eh taunya malah berduaan disini. Awas aja li kalo sampe gombalin prilly " delfi menoyor kepalaku

" dihh Kenapa jadi lo yang heboh, prilly aja gak keberatan gw gombalin, iya kan yang ? " aku tersenyum jahil kearah prilly

" lagian kalo di liat liat, kalian cocok deh. Wajahnya juga mirip gitu... ekhemm jodoh kali ya " kini giliran Zahra yang menggodaku dengan prilly

Ku tarik lengan prilly, berjalan menjauhi delfi dan Zahra. agar godaan mereka tidak semakin menjadi jadi

" woyyy mau kemana lo ? " teriak delfi

" mau ketempat yang romantis, mau lanjutin yang tadi sempat terganggu gara gara kedatangan couple kamprett " balasku meneriaki delfi

Pletakkkkkk... prilly menjitakku

" dasar genit, tadi kan kita gak ngapa ngapain " prilly memandangku sebal, ku dengar delfi dan Zahra terkikik geli melihatku dan prilly

***

Author's Pov

" apa kamu mencintaiku mas ? "

" iyak, aku mencintaimu karena Allah Ra " ucap delfi lembut

" kalau memang benar kamu mencintaiku karena allah, kenapa selama 4 tahun ini kamu membiarkan aku terjebak dalam angan angan semu, kata kata cintamu itu menjadi percikan api yang setiap saat mampu membakar diriku , membakar rindu yang seharusnya untuk rabb-ku, membakar cemburu yang seharusnya untuk rabb-ku, membakar semangat yang seharusnya hanya karena rabb-ku "

" apa aku belum pantas menjadi ibu dari mujahid dan mujahidahmu kelak mas ? "

Zahra bertanya dengan berurai air mata, sungguh dia sangat malu , seharusnya delfi lah yang lebih dulu meminta Zahra untuk menjadi pendampingnya bukan sebaliknya. Tapi inilah yang seharusnya dia lakukan, sudah cukup 4 tahun mereka terjebak dalam ikatan yang tidak di ridhoi, ikatan yang slalu mendatangkan kemadharatan bukan kemaslahatan.

" halalkan aku dengan segera atau kita berhenti sampai disini " zahra beranjak dan mulai melangkah meninggalkan delfi

" sampaikan pada abahmu, insyaallah besok malam aku akan datang untuk mengkhitbahmu "

Ucapan delfi berhasil membuat dua perempuan menangis sekaligus, Zahra dengan tangis bahagianya dan prilly dengan tangis kesedihannya. sejak tadi prilly berdiri di balik pintu dan mendengarkan semua pembicaraan mereka.

Sahabat hidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang