Chapter 12

875 52 12
                                    

Aku mengetuk pintu rumahku, tapi gak ada satupun yang membuka kan nya

" nih orang rumah pada kemana sih?  sepi banget "

Aku mengambil hp di dalam tas dan menghubungi bi surti

" halloo... bibi dimana?  rumah ko sepi banget "

".............."

" hah?  siapa yang sakit ? okee bi, aku kesana sekarang "

cuma butuh waktu 30 menit aku sampai di rumah sakit tempat perempuan itu di rawat, aku berlari menuju kamar tempat perempuan itu di rawat

Sesampainya disana,  tubuhku lemas dan aku tak bisa membendung air mataku ketika melihat perempuan itu terbaring lemah dengan selang infus yg menggantung dan tubuhnya di pasang alat medis lainnya

Perlahan aku melangkah mendekatinya, ku perhatikan wajahnya

Tak pernah ada garis kemarahan kepadaku, meskipun aku slalu menunjukan kebencian kepadanya

seketika matanya terbuka dan dia tersenyum kepadaku

"Prilly "  ucapnya dengan suara menahan sakit

" umi "   ini pertama kalinya, aku memanggil dia umi ( ibu)

" ulangi sekali lagi sayang "

Perempuan itu meraih tanganku dan menggenggamnya dengan erat

" umi "

" anakku sayang, maaf kan ibu karena slalu membuatmu marah dan hidupmu terusik dengan kehadiranku,  aku menyayangimu seperti anakku sendiri, meskipun kamu tidak lahir dari rahimku dan bukan darah dagingku "

" seharusnya aku, yang minta maaf atas semua perlakuanku slama ini "

" kamu tidak pernah berbuat salah sama ibu , sayang.... teruskan niatmu, ikuti kata hatimu, allah telah memberi hidayah untukmu, jadilah muslimah sejati dan mujahidah yang tegar yang mampu berjuang di jalan allah,  bercerminlah pada akhlak rasullulah dan berpegang teguh lah pada al qur'an... jadilah wanita sholehah apapun statusmu jaga slalu kemuliaan dan keistimewaanmu "

rangkaian kata itu terucap dari bibir indahnya yg semakin memucat, dia menggenggam tanganku semakin kuat dan erat, terlihat jelas ketika dia menahan sakit tetapi dia tetap berusaha tersenyum

di sisi ranjang sebelah kanan, ali menalkinkan kalimat tahlil di telinga ibu tiriku

Laa ilaha illallah... laa ilaha illallah

ya tuhan smoga masih ada kesempatan untukku memperbaiki semuanya, membalas semua kebaikannya

ku peluk tubuhnya, ku cium punggung tangannya dan  ku genggam dengan erat hingga pegangan tangan itu terlepas

perlahan matanya mulai tertutup, senyum manis terukir di wajah cantiknnya

Berulang kali ku goncangkan tubuhnya, seketika tangis di ruangan itu pecah
Tubuhku lemas dan seperti terhempas ke udara , tak pernah ku merasakan sesakit ini ketika melihat ibu tiriku terbujur kaku.

Ya tuhan... tempatkan dia di sisimu, beri tempat yang paling indah... dia adalah seorang bidadari yang telah kembali ke padamu

                         ********

" Kenapa harus seperti ini ? kenapa aku tidak bisa melihat pancaran matanya yang tulus menyayangiku, merasakan dekapan hangat seorang ibu, mata dan hatiku sudah di butakan dengan kebencian "

" ikhlaskan prill, ini sudah menjadi skenario tuhan " delfi berusaha menenangkan ku

" aku tak pernah mau makan klo dia yang memasaknya, aku slalu diam ketika dia menyapaku,   ketika aku sakit dengan telaten dan penuh kesabaran dia merawat dan menjaga ku walaupun aku membalasnnya dengan kesinisan tapi dia tak pernah menaruh dendam padaku "

Air mata ini seolah tidak pernah lelah membasahi pipiku.

" kenapa tuhan tak adil padaku?  dulu dia mengambil ibu dan kaka ku , sekarang tuhan mengambil ibu tiriku "

" innalloha idzaa ahaba ' abdan ibtalaahu,  sesungguhnya allah jika mencintai hambanya maka dia akan mengujinya, kamu tuh orang hebat prill, allah memberikan ujian karena kamu mampu melewatinya, belum tentu di luaran sana orng lain akan sekuat kamu "

Zahra mengusap ngusap punggungku menenangkan

" tapi aku cape ra, klo kaya gini terus"

" prill,  kita hanya butuh menerima setiap ketentuan-Nya sebagai sebuah kenyataan yang harus kita alami, kita jalani. posisikan Dia dengan benar dalam hidup mu, maka dia akan memposisikanmu dalam kedudukan yang mulia di sisi-Nya

Luruskan pandanganmu kepadanya, jangan pernah berpaling kepada selainnya, teguhkan jalan menujunya

Engkau hanya perlu membiasakan diri bersamanya, menaruh harapan kepadanya, sebab engkau tidak akan pernah di kecewakan-NYA "

Mendenagar penjelasan zahra seperti itu, membuat hatiku semakin yakin

"Aku ingin masuk agama islam "

Dengan yakin ku ucapkan itu, aku melihat zahra, delfi dan ali kaget sekaligus terharu mendengarnya bahkan zahra sampai meneteskan air mata

" subhanallah "

" alhamdulillah "

" allahu akbar "

Suara ali, delfi dan zahra bersautan

=================================

Gak tau bakal di lanjutin apa enggak hehehe

tulisannya kurang rapih,maklum  amatiran.... Ceritanya makin kacau kan ? Gak jelas kan ceritanya...makin kemana mana ehehe

Terimakasih udah mau baca sama yg udah ninggalin jejak di ceritaku

Sahabat hidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang