Prilly's Pov
Aku masih disini, duduk termenung menikmati setiap rintik hujan Yang masih setia membasahi bumi. Aku slalu suka saat hujan turun, karena bersama hujan aku bisa menangis sekeras kerasnya, saling mengadu, saling menumpahkan air mata Dan merasakan kegetiran.
" ujian, susah senang, sedih Dan bahagia...harus kamu jalani Dan nikmati, karena semua hanya singgah Dan bisa pergi kapanpun dia mau " aku memejamkan mata ketika merasakan elusan sebuah tangan di pucuk kepalaku, tangan seorang delfi Yang slalu berhasil membuatku tenang.
" mungkin dulu aku adalah orang Yang paling beruntung terlahir ke dunia ini , tapi tidak untuk Sekarang... dunia seolah tidak berpihak kepadaku, susah Dan sedih rasanya enggan beranjak dari hidupku " aku menggigit bibir bawahku menahan rasa sakit Yang semakin menyesakan dada
" semua manusia pasti punya masalah, tergantung bagaimana kita menyikapinya. mau bangkit atau terpuruk selamanya? Diluaran sana banyak orang orang yang hidupnya jauh lebih menderita dari pada kamu, tapi mereka tetap bahagia karena sudah seharusnya ujian hidup itu di hadapi, dijalani Dan di syukuri" Ucap delfi
" jangan pernah merasa sendiri prill, karena gw Dan delfi akan slalu Ada buat lo, tangan kita akan slalu berpegangan untuk sailing menguatkan " Ucap Ali sambil tersenyum
" udahan yak jangan nangis lagi, kasian cantiknya lo ketutup hahaha.."
Tambahnya lagi sambil terbahak" ishhhh... padahal tadi pas di awal gw udah kagum sama lo, eh ujung ujungnya malah gombal, tetap ya jiwa palyboynya always on "
" udah ayo pulang , mau sampai kapan di kampus, keburu malem... kasian bidadari gw nungguin dari tadi " ajak delfi
" Zahra udah pulang ke Indo? " tanyaku kaget
" belum, dia masih di India. Maksudnya nungguin telpon gitu, tadi udah janji mau telpon dia. ya ginilah nasib yang ldr an saling menyapa rindu lewat suara "
Aku mengangguk paham mendengar jawaban delfi.
Zahra adalah kekasih delfi yang sedang menimba ilmu di India, tepatnya di universitas alighar
Zahra mempunyai paras Yang cantik, tubuhnya Yang tinggi Dan langsing dengan kulit putih bersih. wajahnya Yang tirus dengan bibir tipis merah merona. hidung mancung seperti orang Arab serta lesung pipit yang menambah hiasan indah di wajah cantiknya.
Tidak terasa Mobil Yang delfi bawa sudah sampai di depan rumahku.
" makasih ya, hati-hati di jalan. Jangan ngebut " ucapku sambil melambaikan tangan ke arah meraka.
Dari kejauhan aku liat perempuan itu dengan setia berdiri di depan pintu menyambut kepulanganku. Ah Sudahlah aku malas melihatnya karena selembut apapun senyumannya tetap tidak akan pernah membuatku tersentuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat hidup
Spiritualkamu harus tegas memilih perasaan yang harusnya di tinggalkan atau di perjuangkan karena pada akhirnya yang kita cari itu bukan tentang kesempurnaan melainkan tentang kenyamanan