Aku melangkah gontai memasuki rumah, disana ada ayah yang sedang duduk santai sambil meniupi kopi panas yang masih mengepul, perlahan lahan aku mendekati ayah dan duduk di sampingnya, berulang kali aku mencoba mengeluarkan suara. Tapi suaraku tak kunjung keluar rasanya seperti terkunci
" ayah, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan "
" apa sayang ? " ayah membelai rambutku
" aku ingin memeluk agama islam " ucapku sembari menahan nafas
"Allahu akbar... " perempuan itu berucap lembut di depan pintu ketika mendengar aku ingin memeluk agama islam.
Tapi seketika wajah ayah merah padam dan langsung menamparku sampai di bagian sudut bibirku berdarah, perempuan itu mencoba menengahiku tapi tetap saja emosi ayah tidak terkontrol.
" silahkan kamu masuk ke agama manapun yang kamu mau, tapi jangan pernah kamu anggap aku ini ayahmu "
" tapi ayah, dia adalah seorang muslim dan ayah tidak pernah mempermasalahkan itu " aku menunjuk perempuan itu.
" kamu adalah anakku, di dalam darahmu mengalir darahku. Aku berhak mengatur hidupmu... lihat prilly ! terbukti kan perkataanku kalau kamu terpengaruh oleh dua sahabatmu yang bodoh itu "
" ini bukan karena mereka, tapi hatiku merasa terpanggil. Prilly belum pernah merasakan ketentraman hati dan kenyamanan seperti yang prilly rasakan saat ini, dan itu hanya bisa di dapat saat mendengarkan lantunan ayat suci a -qur'an, maaf ayah... dengan atau tanpa izin ayah, prilly akan tetap masuk islam "
Aku berlari ke kamar dan perempuan itu mengikutiku, dia ingin mengobati lukaku
" izinkan untuk kali ini saja " ucapnya lembut
Aku membiarkan perempuan itu mengobati luka ku walaupun sebelumnya aku menolak, setelah selesai mengobatiku perempuan itu keluar dari kamar dan membiarkanku tertidur.
***
" tugas lo udah selesai pril ? " Tanya ali
" belum " jawabku sambil menunduk, aku tak berani megangkat wajahku. Aku takut ali melihat luka bekas tamparan di ujung bibirku,tapi tanpa ku duga. Ali mengangkat dagu ku
" bibir lo kenapa ? "
" ini semalem kelepasan cium tembok, lo tau sendiri kan gw kalo udah maen hp gak liat di depan ada apaan, tau tau nempel aja di tembok "
" ini kaya bekas tamparan, bukan bekas kejedot tembok. Lo gak lagi bohong kan ? alesan lo gak wajar banget "
" muka lo tuh yang gak wajar " aku merauk wajah ali
" lagian lo kurang kerjaan banget nyium tembok, mending cium ini " ali menunjuk bibirnya
Plakkkkkkkkk.
Tanda lima jari gw mampir di pipi ali
" awww.. sakit , asli yak prill lo anarkis banget " ali meringis kesakitan
" lagian siapa suruh heuh ? dasar otak mesum "
" prilll.. " ali menyenggolku
" apa lagi ? " jawabku ketus
" ntar malem ada acara gak ? "
Aku menggeleng
" ntar malem jalan yuk ..." tambahnya lagi
" emang mau jalan kemana ? "
" yak liat aja nanti "
" halahhh gayaan pke acara rahasiaan segala, oh iya dari tadi gw gak liat delfi... dia kemana ya ? " aku mengalihkan topik pembicaraan
" s delfi kan semalem berangkat ke Singapore. Gak tau dadakan gitu di suruh bokapnya kesana, lah emang dia gak bilang sama lo ? " ali balik bertanya
Aku buru-buru mengecek hp, ya tuhan.. ada 20 panggilan tak terjawab dan itu dari delfi semua.
" ntar jam 7 gw jemput , dandan yang cantik ya" ali mencubit pipiku gemas
" iyakkk udah sana ah, bawel banget jadi cowok "
" iyak udah iyakk, tapi awas lupa jam 7 okeyy " ulangnya
***
Author's Pov
Ali tak berkedip dan tak bersuara, pandangannya lurus ke depan menatap seseorang yang baru saja keluar dari dalam rumah dan berjalan ke arahnya, prilly malam ini terlihat sangat cantik. Dress diatas lutut tanpa lengan berwarna pink melekat dengan indah di tubuh mungilnya yang putih dan bersih, rambutnya dia biarkan tergerai, serta wajahnya yang di poles dengan make up tipis.
Sungguh indah mahluk ciptaanmu tuhan
" ekhemmmmmm.... Jadi pergi gak nih "
Ali mengangguk dan menggandeng tangan prilly masuk ke dalam mobil.
" liatnya ke depan bukan ke samping. Gw gak mau mati konyol gara gara lo " ah prilly tau saja kalau dari tadi ali terus memperhatikannya.
Mobil yang ali bawa berhenti di parkiran sebuah restoran, prilly sampai kagum melihat romantisnya restoran ini, banyak bunga dan lilin yang apinya mendayu dayu tersibak angin.
" ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu " ali mengawali pembicaraannya
" aku ? " prilly mengernyitkan dahinya, merasa aneh. Sejak kapan panggilan lo gw berubah menjadi aku kamu.
" maaf sebelumnya prill, aku sudah melanggar janji kita. Janji untuk tidak saling mencintai di antara kita bertiga "
Dulu ali, delfi dan prilly mempunyai perjanjian. Bahwa mereka sepakat jangan ada yg namanya cinta di antara mereka bertiga, karena mereka sadar bahwa cinta akan merusak persahabatan di antara mereka bertiga. Tapi mereka tak pernah tau kedepannya akan seperti apa, ali yang pertama kali merasakan cinta ke prilly.
" maaf...karena aku mencintaimu lebih dari seorang sahabat "
Prilly tertawa lepas mendengar pengakuan ali
" hahahaaa.... Lo mabuk ya li ? " ucap prilly di sela tawanya.
R%*$C

KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat hidup
Espiritualkamu harus tegas memilih perasaan yang harusnya di tinggalkan atau di perjuangkan karena pada akhirnya yang kita cari itu bukan tentang kesempurnaan melainkan tentang kenyamanan