34

4.7K 316 9
                                    

Freen kini akan sudah berada di luar kota Bangkok, mengawasi proyek yang tengah di bangun.



Tak lama Heidi pun datang menghampirinya.



"Kau, untuk apa kau kesini" tanya freen



"Tentu saja untuk memantau pekerjaan mu" ucap Heidi



" Proyek mu aman, karna aku bos nya yang pasti akan memberikan yang terbaik untuk klien ku" ucap freen



"Karna pekerjaan mu baik, bagaimana nanti malam kita makan bersama " ajak Heidi


" Freen tidak bisa dia banyak urusan" celetuk nam



" Aku tidak mengajak nya saja nam, kau juga boleh ikut" ucap Heidi



" Nam benar, aku tidak bisa" tolak freen



"Ayolah, aku sungguh ingin mentraktir kalian Karna pekerjaan kalian bagus bukan karna hal yang lain" ucap Heidi



" Bagaimana nam?" Tanya freen



"Ya sudah kita ikut saja" ucap nam



" Baiklah aku setuju tapi ingat hanya makan malam saja" ucap freen



"Ok, kalau begitu aku akan menunggu kalian nanti malam jangan lupa datang" ucap heidi lalu dia pun pergi

  

"Bagaimana jika Becky tau freen" tanya nam



"Dia tidak mungkin marah, dia selalu mempercayai ku nam, lagi pula kita kan hanya makan malam saja tidak ada hal lain" ucap freen



"Aku akan selalu menemani mu agar dia tidak bisa macam macam dengan mu" ucap nam



"Kau memang Kaka ku nam" ucap freen memeluk nam

.
.
.
.
.


Malam hari tiba freen dan nam datang ke salah satu restoran yang di pesan Heidi lalu makan bersama.



"Akhirnya kalian datang juga" ucap Heidi



" Aku datang menghormati mu sebagai rekan bisnis ku bukan karna hal lain " ucap freen



"Apa pun alasan mu, aku tetap senang kau mau makan dengan ku" ucap Heidi



" Kenapa banyak sekali minum beralkohol di sini, kau sengaja heidi " tanya nam



"Tidak, di sini memang hanya ada minuman ini kau bisa tanya kan pada pelayan jika tidak percaya" ucap Heidi



"Sudahlah nam ayo kita makan agar bisa cepat pergi" ucap freen



"Iya tapi ingat kau tidak boleh minum terlalu banyak" ucap nam



"Iya aku tau" ucap freen



Mereka pun makan bersama



"Freen aku ingin ke toilet dulu" ucap nam



"Pergilah, jangan lama lama nam" ucap freen

Nam pun pergi ke toilet, freen yang tengah memainkan ponselnya tidak sadar kalau Heidi tengah memasukan sesuatu pada minumannya.



" Freen tidak kau menghabiskan minuman mu" tanya Heidi



" Tidak, aku takut mabuk" ucap freen




"Freen minum segelas Saja tidak akan membuat mu mabuk, apa kau masih tidak bisa mengendalikan diri saat mabuk " ucap Heidi



Mendengar perkataan Heidi seperti meremehkannya,  freen pun langsung meminum habis minumannya.



Selang beberapa menit penglihatan freen mulai rabun dan kepalanya sedikit pusing.


"Becky" panggil freen pada Heidi dia melihat Heidi seperti Becky

"Iya ini aku" ucap Heidi tersenyum smirk



Freen pindah duduk di sebelah heidi membelai pipi Heidi,



"Aku sangat merindukan mu bec" ucap freen tanpa sadar yang ada di hadapannya itu Heidi




Freen mendekatkan wajahnya dan hendak mencium Heidi.



"Freen" pangil nam kedua nya pun menoleh

"Apa yang kau lakukan freen" tanya nam marah

"Ohh nam, lihat lah Becky menyusul ku ke sini, sepertinya dia sangat merindukan ku" ucap freen merangkul Heidi



"Apa maksud mu Becky, dia itu Heidi freen" ucap nam menunjuk Heidi

"Hah Heidi" freen memandang wajah Heidi sekilas




"Jelas jelas dia Becky nam" ucap freen



"Apa kau meracuni nya Heidi" tanya nam marah


"Tidak, lihat lah dia menghabiskan banyak minuman mangkanya jadi seperti ini" bohong Heidi



"Aku akan membawanya pergi, jadi urusan kita sudah selesai kan" ucap nam lalu memapah freen untuk pergi dari sana



"Ckkk sialan wanita itu menggagalkan rencana ku" gumam Heidi lalu menelpon seseorang



"Lakukan sesuatu agar nam tidak menggangu rencana kita" ucap Heidi pada seseorang di telpon

.
.
.
.
.

Pagi hari freen terbangun merasakan nyeri pada kepalanya



"Nam, apa yng terjadi pada ku semalam" tanya freen




"Semalam kau mabuk, kau tau kau hampir saja mencium Heidi untung ada aku yang mencegahnya" ucap nam



"Menciumnya" gumam freen



"Kau mengira dia itu Becky, jika semalam kau benar benar melakukannya aku akan marah besar pada mu freen" ucap nam



"Maaf kan aku nam, setelah kejadian ini aku berjanji tidak akan mabuk lagi" ucap freen


"Aku pegang janji mu itu freen" ucap nam

Tak lama handphone nam berbunyi



"Halo" ucap nam mengangkat telponnya



"APAA" ucap nam kaget



"Baiklah aku akan segera kesana" ucap nam



"Ada apa nam, kenapa kau terlihat panik" tanya freen



"Freen, ibu ku kecelakaan sekarang dia ada d rumah sakit jadi aku harus pulang " ucap nam



"Pulang lah nam, ibu mu membutuhkan mu" ucap freen

"Kau tidak ikut" tanya nam



"Aku akan menyusul mu, setelah urusan kita selesai di sini" ucap freen



"Baiklah, berhati hatilah dengan Heidi dia benar benar mencurigakan akhir akhir ini" ucap nam



" Iya nam aku tau, nanti malam aku akan segera pulang" ucap freen



Nam pun pulang terlebih dahulu ke Bangkok karna ibunya yang tiba tiba mengalami kecelakaan.




Malam hari tiba saat Freen sudah bersiap siap untuk pulang dan menuju parkiran tiba tiba saja ada yang memukul bahunya sangat keras Hinga ia pun pingsan.

.
.
.
.
Becky pov
.
.
.
.

Sudah semalaman Becky menghubungi freen tapi tidak ada jawaban, pagi harinya Becky dan mommynya Tengah mengajak Namo bercanda.


"Apa freen masih belum ada kabar bec" tanya mommy



"Belum mom, aku sangat khawatir padanya" ucap becky



"Mungkin sinyal di sana jelek bec kita tunggu saja" ucap mommy


"Aku ingin berpikir positif mom, tapi kata p'nam dia akan pulang kemarin malam tapi sampai sekarang belum ada kabar" ucap Becky khawatir



"Maaf mom bos, ada yang mengantar kan amplop ini untuk mu" ucap bibi mhae



"Terima kasih bibi" ucap Becky



"Apa itu bec" tanya mommy



"Aku tidak tahu mom"



Becky membuka isi amplop tersebut dan terkejut dengan isinya hingga ia diam mematung dan menjatuhkan amplop tersebut.

My Wife (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang