𝘈𝘸𝘢𝘭 𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢

142 22 5
                                    

•••Angkasa & Kuasnya•••

Suara derap hingga decitan sneakers terus menggema di ruang latihan milik SMA Semesta 01. Bintang Indah Rahayu, salah satu murid pindahan dari Jepang yang langsung dipilih oleh Coach Harry --pelatih dance sekolah ini-- untuk mewakili SMA Semesta 01 dalam ajang Dance Competition yang akan diadakan 2 bulan lagi.

Eits, kalau kalian mengira Bintang adalah orang Jepang, kalian salah. Bintang itu asli orang Indonesia hanya saja saat masuk SMA dia harus pindah ke Jepang mengikuti pekerjaan orang tuanya yang juga dipindahkan ke Negeri Sakura itu.

"Oke, Bintang perkembangan kamu jujur sangat memuaskan dalam 3 bulan ini, tapi ingat kamu harus tetap kerja keras disini karena kamu satu-satunya harapan SMA Semesta 01 di Dance Competition" Ucap Coach Harry setelah menilai evaluasi bulanan Bintang yang ke 3.

"Terimakasih Coach" Ucap gadis itu sambil tersenyum. Hanya itu yang dapat Bintang katakan karena tau beban di pundaknya kali ini sangat berat.

SMA Semesta 01, SMA yang dalam 3 tahun terakhir selalu memenangkan Dance Competition. Membuat Bintang, selaku perwakilan tunggal pertama yang dikirimkan, harus berjuang lebih keras dan membuat sejarah baru untuk SMATATU --singakatan untuk nama sekolah ini--

Bintang menghela nafas, evaluasi hari ini selesai dan bel istirahat pun sudah berbunyi. Gadis dengan rambut lurus sepinggang itu mulai mengemasi barang-barangnya.

"Bintang" Suara Coach Harry memanggil dari belakang.

"Ya, Coach?"

"Pastikan kamu dapat yang terbaik ya. Saya tau ini berat karena awalnya saya mau kamu berpasangan sama Jaya. Tapi ya.. Kamu tau lah situasinya, jadi saya harap kamu tetap semangat" Ucap Coach Harry sembari menepuk bahu kiri Bintang.

Jaya, seorang dancer yang seharusnya dipilih oleh Coach Harry kalau saja tidak didahului oleh guru Matematika yang memintanya menjadi perwakilan cabang Olimpiade Matematika. Akademik dan Non-Akademik, tentu saja Coach Harry harus merelakan Jaya yang juga sangat mampu dalam bidang Matematika.

"Siap Coach, saya bakal berusaha semaksimal mungkin" Bintang tersenyum optimis.

"Oke, bagus. Saya minta evaluasi berikut juga yang bakal kamu pakai untuk Dance Competition" Perintah sang Coach. "Oh iya, nanti kamu ke ruang OSIS ambil berkas pendaftaran ya" Ujarnya sebelum keluar dari ruang latihan yang hanya diangguki oleh Bintang.

"Huff.. Ayo Bintang, ganbatte!!" (Semangat). Ucapnya untuk diri sendiri.





^^^^^

"Huff.. Ganbatte-ganbatte, dikit lagi Sa" Gumam seorang anak laki-laki yang entah sudah berapa lama dirinya menghabiskan waktu di ruang seni SMATATU.

"Anjayy" Gumamnya sekali lagi dengan senyuman yang sangat jarang dirinya tunjukkan. Menatap kanvas berukuran 100×80 cm di depannya yang kini sudah penuh dengan karya cowok ini.

Angkasa Januartha, seorang anggota ekskul seni yang sudah memenangkan berbagai lomba seni cabang melukis di berbagai kesempatan. Angkasa panggilannya, lelaki dengan ekspresi cuek serta poker face yang sudah sangat melekat pada dirinya. Dingin dan tampan, sebut saja dirinya seperti itu.

Untuk tambahan, sebagian siswa menganggap Angkasa sombong, sebagian lagi menganggap Angkasa keren, dan sebagian sisanya menganggap Angkasa adalah perwujudan makhluk random yang tak terduga. Eumm.. Untuk opsi terakhir pastinya diambil dari sudut pandang para sahabat. Langit, Surya, dan Dama.

"Wohhh,selesai juga. Waktunya sign" Angkasa menggoreskan kuasnya di pojok bawah lukisannya, menuliskan nama Angkasa J. sebagai tanda bahwa lukisan itu miliknya.

Angkasa dan Kuasnya - [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang