•••Angkasa & Kuasnya•••
Cahaya sore terasa lembut hari ini, angin juga terasa sejuk menyambut kulit. Seminggu sejak Bintang sembuh pun berlalu. Hari ini, Angkasa dan Bintang tampak sedang menghabiskan waktu mereka bersama.
Dengan motor, laki-laki itu mengajak Bintang berkeliling kota. Tadi, Angkasa sempat mengatakan kalau karyanya untuk lomba lukis sudah dikumpulkan dan akan dipamerkan di sebuah galeri seni.
"Asa, berarti semua karya peserta ditampilin di sana nanti??" Tanya Bintang dengan tangannya yang melingkar di pinggang Angkasa.
"Eum, engga juga sih. Pilihan aja"
"Wahh berarti kamu termasuk yang terpilih dong" Puji Bintang pada Angkasa, tentu saja laki-laki itu tersenyum, kalimat Bintang cukup untuk membuatnya salting. "Aduh, keren deh pacar aku. Eh tapi aku blum liat lohh"
"Mau liat?"
"MAU LAHH, KAN KITA EMANG MAU LIAT LUKISAN KAMUUU!!" Rengek Bintang karena selama ini dirinya tak dibolehkan melihat lukisan Angkasa. Bintang juga sempat meminta pada Angkasa untuk memotret lukisannya, namun laki-laki itu tetap tidak mau, katanya kamera tidak bisa menangkap keindahan lukisannya.
"Iya deh ayuk, tuan putri" Ucap Angkasa yang mulai melajukan motornya lebih cepat karena lokasi galeri seni itu cukup jauh.
15 menit berlalu, Akhirnya mereka sampai di galeri seni yang dimaksud.
Mereka berdua melangkahkan kakinya ke dalam. Sungguh, jika sebelumnya galeri seni patunglah yang Bintang kagumi, sekarang galeri seni yang berisi dengan berbagai lukisan ini lagi-lagi membuatnya melongo.
"Starly" Panggil Angkasa pada kekasihnya itu. "Ayuk katanya mau liat punya aku??"
"Ah iya, lupa hehe" Ujarnya karena kagum dengan beberapa lukisan yang diletakkan di dekat pintu masuk.
Mereka mulai menyusuri lorong-lorong yang dipenuhi dengan berbagai lukisan. Tak jarang Bintang meminta Angkasa untuk pelan-pelan, agar mereka bisa sambil menikmati lukisan-lukisan lainnya disana. Tentu saja, Angkasa senang dengan hal itu, karena dirinya juga sangat menikmati karya-karya yang ada di sana.
"Di depan lukisan aku" Bisik Angkasa pada Bintang yang masih memperhatikan lukisan-lukisan di sana.
"Eh mana??" Atensi gadis itu langsung dirinya ubah ke tempat dimana Angkasa melangkah. Tunggu, bukankah itu lukisan yang waktu itu dirinya rusak?? Bagaimana bisa??
"Angkasa!! Kok bisa??" Ujar Bintang melongo. Cowok itu hanya tersenyum menanggapi keterkejutan Bintang. "Keren bangettt"
Dan ya, inilah lukisan Angkasa. Lukisan itu bisa dibilang berbeda dari lukisan-lukisan yang lain. Bisa kalian lihat, bahwa lukisan milik dirinya memakai 2 kanvas sebagai bidang lukisanya yang ditumpuk menjadi satu.
Kalian masih ingat bukan?? Kalau karya pertama Angkasa sobek karena suatu kecelakaan yang tidak disengaja. Tiba-tiba saja pada malam dimana dirinya sedang memikirkan ide baru, Angkasa langsung ingat dengan konsep ini. Dirinya pun memutuskan untuk tetap menyimpan kanvasnya yang robek untuk dibenahi framenya. Kemudian memulai lukisan baru dengan tema yang berkebalikan dari sebelumnya.
Lukisan pertama Angkasa yang bertemakan danau asri dengan warna hijau yang dominan itu tetap Angkasa gunakan dengan melubangi bagian tengahnya yang sobek kemudian membakar sedikit pinggirannya agar terkesan lukisan pertama itu terbakar. Kemudian untuk lukisan kedua, laki-laki itu melukiskan tanah gersang dengan tumbuhan mati dan tanah yang kering. Kali ini warna coklatlah yang dominan di lukisan tersebut.
Bisa kalian bayangkan? Dua lukisan itu ditumpuk dan menghasilkan lukisan baru yang memiliki cerita tersendiri.
"Coba ceritain lukisannya dong" Bintang meminta dengan riang ke Angkasa.
"Eum, kalau singkatnya sih aku pingin orang yang liat lukisan ini langsung kepikiran kalau dengan ngerusak alam kita itu gak bakal dapet apa-apa, yang ada kehidupan bakal mati seiring berjalannya waktu" Jelas Angkasa kepada Bintang.
"Ahh iya-iya, i see" Ucap cewek itu kagum sembari mengangguk-angguk kepalanya.
"Hahaha, terlalu simpel ya?"
"Ah bukan simpel sih, cuman to the poin aja"
"Sama aja itu mah Bintang" Dan keduanya pun terkekeh bersama.
"Oh iya, menang engga?" Tanya Bintang yang penasaran karena menurutnya lukisan ini sungguh sudah luar biasa. Bahkan sangat cocok disandingkan dengan lukisan-lukisan lain sebelumnya.
Angkasa sedikit tertawa sebelum menjawab pertanyaan Bintang. "Kalah" Jawab Angkasa sembari memperhatikan lukisannya.
Sontak mata Bintang membelalak, dirinya terkejut dengan penuturan AngkasaAngkasa barusan. "Eh?? Sumpah?? Kok bisa??"
Angkasa lagi-lagi tertawa. "Ya bisa lah, kayaknya gak memenuhi kriteria aja sih" Jawab dirinya santai.
"Ihhh gak memenuhi kriteria gimana?? Orang keren banget gini" Protes Bintang tak setuju.
Angkasa yang masih tertawa menambahkan. "Engga apa-apa kalik, rezeki udah ada yang ngatur dan aku gak sedih meskipun kalah" Ucap cowok itu sambil tersenyum.
Bintang melebarkan matanya. "Kamu gak sedih??" Angkasa menggeleng. "Kenapa??"
"Karena menurut aku, menang dan kalah itu udah biasa. Lagian menang bukan tujuan aku. Dan menurutku lukisan ini lebih cocok di sini, di galeri seni daripada ditumpuk di tempat yang mungkin aku gak bisa lagi"
"Bentar, maksudnya yang menang gak ditaruh disini??" Potang Bintang kaget karena pikirnya lukisan yang menang akan dipajang juga disini.
Angkasa menggeleng. "Engga Starly"
Bintang mengedipkan matanya beberapa kali. "Terus punya kamu kok??"
Angkasa tersenyum. "Jadi waktu itu ada organisasi cinta lingkungan yang kebetulan sponsor juga di acara lomba lukis kemaren, mereka dateng kan trus mau liat-liat aja gitu. Trus katanya sih tertarik sama lukisan aku karena temanya. Karena mereka tau lukisan aku engga terpilih jadi pemenang, mereka nawarin aku buat mamerin lukisan aku disini, ya aku iyain aja haha, selagi lukisan aku bisa dilihat semua orang aku pasti seneng" Jelas Angkasa yang sepertinya memang sangat bangga lukisannya bisa dipajang di galeri ini.
"Wow, kalo aku jadi kamu aku juga bakal seneng sih. Mending dipajang gini aku mah, daripada menang trus gak tau sama panitianya ditaruh mana" Bintang menjawab penjelasan Angkasa sambil mengangguk-angguk kepalanya.
"Hahaha, aku suka kamu"
Sontak Bintang menoleh ke arah Angkasa. "Eh gimana??"
"Ya, suka. Kamu gak menghakimi aku, malah ikut seneng" Angkasa mengucapkannya sembari menatap Bintang dengan tatapannya yang tidak dapat diartikan. "Arigatou Starly. Aishiteru" Lanjutnya yang langsung mendapat tepukan kecil dari Bintang karena salting dengan ucapan cowok itu.
"Kita langsung pulang??" -Bintang
"Heem, mau makan dulu??" -Angkasa
"Boleh" -Bintang
Dengan pelan tapi pasti Angkasa mulai menggenggam tangan Bintang, membuat listrik kecil terasa mengalir disana.
"Asa!!! Love you"
"Too"
•••END•••
ZETTARIUS
Yeayyy, cerita nya udah selesaiiii
Mau spesial chapter engga???Jujur keputusan aku buat up 3 chapter terakhir nya barengan emang agak ndadak, tp well.. Ak g mau lupa update lagi jadi... Semoga suka sama ceritanya 💕
Jangan lupa vote, komen, follow 🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa dan Kuasnya - [END] ✔
Ficção AdolescenteSiapa sangka dari satu kecelakaan yang tak disengaja di ruang seni membuat seorang seniman muda dan seorang dancer muda dari SMA Semesta 01 menjadi semakin dekat. Angkasa dan Bintang, dua istilah yang akan selalu berhubungan. Bintang akan selalu pun...