•••Angkasa & Kuasnya•••
Seminggu berlalu, tidak ada percakapan lagi antara Bintang dan Angkasa. Berakhirlah dengan mereka berdua yang terus-terusan tak sengaja melakukan eye contact sepanjang pelajaran di kelas. Yup, keduanya tidak bisa lagi mengambil dispen karena seperti yang kita tau bahwa Coach Harry tidak mau pelajaran Bintang terganggu, dan ternyata itu adalah peraturan baru untuk semua ekskul di sekolah."Bro yok" Ajak Surya pada Angkasa yang masih saja melamun di kelas padahal jam pelajaran telah usai.
Angkasa melirik ke arah cowok itu. "Duluan deh, gue mau lanjut"
"Oh oke"
Hening, Angkasa kira semua murid telah keluar. Dirinya pun mulai beranjak dari kursinya. Sengaja menunggu sepi karena terlalu malas untuk berdesakan dengan murid-murid lain.
Lelaki itu terkejut tatkala dirinya berbalik dan lihatlah, tatapannya kembali bertemu dengan Bintang. Ya, gadis itu belum pulang. Tapi kenapa?
"Belum pulang?"
Bintang menggeleng. "Latian dance" Jawab cewek itu singkat.
"Ah" Angkasa hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Kamu kenapa pulang selalu terakhir?"
Angkasa mendongak. Sejujurnya selain karena tidak mau berdesakan, dirinya juga ingin memperkecil kemungkinan dirinya dan Bintang bertemu. "Gak suka desek-desekan gue" Jawabnya.
"Oh, perlu sesuatu?" Tanya Bintang yang sejujurnya membuat Angkasa terkejut. "Aku masih asisten kamu atau udah dipecat karena gak bantuin seminggu ini?" Tanya Bintang dengan senyum canggung.
"Perlu, dan lu gak dipecat" Jawab Angkasa yang masih mengemasi barangnya.
"Apa? Biar aku beliin" Tanya Bintang yang masih setia duduk di bangkunya. Gadis itu sepertinya sengaja menunggu Angkasa, karena bisa dilihat semua barangnya sudah dikemasi.
"Katanya lu latian dance?" Tanya balik cowok itu.
"Ya, gpp. Apa cepetan?" Kali ini Bintang bangkit seiring Angkasa selesai mengemasi barangnya.
Kali ini tatapan mereka bertemu. Tapi sepertinya keduanya telah menyiapkan mental untuk ini. "Cat, Yellow Pale 2, Permanent Red 2. Dah" Ucap Angkasa.
Angkasa berbalik, ingin segera pergi dari kelas. Jujur saja menahan wajahnya agar tetap stay dengan poker face di depan Bintang setelah kejadian itu cukup sulit.
"Langsung ke ruang seni?" Tanya gadis itu.
"Hm" Jawab cowok itu singkat sebelum menghilang dari pandangan Bintang.
^^^^^
"Angkasa"
Suara itu, suara yang mungkin sedikit dirindukan seorang Angkasa Januartha. "Masuk" Angkasa hanya menoleh sebentar sebelum kembali sibuk dengan kuas-kuasnya.
"Tarus situ aja Tang, trus tinggal deh" Lanjut Angkasa yang mendengar bahwa hari ini Bintang memiliki jadwal latihan dance.
"Engga latihan aku" Jawab Bintang enteng sebelum dirinya duduk di kursi yang waktu itu dia duduki.
Ruang ini tidak banyak berubah seperti perkiraan Bintang, namun yang berubah hanyalah karya-karya di atas meja panjang dan tentunya lukisan Angkasa yang sepertinya sudah 25% jadi(?) entahlah Bintang tidak tau.
"Tadi katanya latian?" Tanya Angkasa lagi-lagi tanpa menoleh.
"Males pulang aja sih" Jawab Bintang lagi. Kali ini nada suara gadis ini berubah jadi lesu, membuat Angkasa sontak menoleh.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Aku boleh cerita ga sih?" Gadis itu berkata dengan tatapan kosong.
"Boleh, i'm here" Katanya.
"Huff.. Ortu aku selalu sibuk. Kenapa mereka gak pernah punya waktu buat aku?? Kayak padahal mereka udah janji tapi selalu dibatalin gitu aja" Ujar gadis itu tanpa menyebut nama.
"Ya, mungkin urgent?" Jawab Angkasa yang kini atensinya sepenuhnya untuk Bintang.
"Tapi, cuma bentar doang. Sehari aja. Aku cuma pingin ditemenin beli sneakers, trus udah. Asli aku capek kalo mereka terus-terusan sibuk kerja" Jawab gadis itu sembari bersandar kemudian mendongakkan kepalanya. "Gak di sini gak di Jepang sama aja"
"Sorry Tang, you really talk about your parents?" Ucap Angkasa hati-hati yang langsung diangguki oleh gadis itu. "Eum.. Udah coba ngomong?"
"Udah, mereka kayak… gak peduli" Mata gadis itu terpejam. "Sepi Sa, rumah rasanya sepi"
Angkasa memutar posisi duduknya, jujur dirinya bukanlah pemberi saran yang baik. Ditambah menurutnya Bintang tidak perlu saran, orang seperti ini hanya perlu didengarkan.
Bintang mendongak, melihat Angkasa yang belum melakukan apapun.
"Eh, sorry kalo aku malah ganggu. Aku pergi aja deh" Bintang tiba-tiba beranjak dari kursinya.
"Tang"
Gadis itu menoleh ke arah Angkasa yang seakan menahan sesuatu.
"Sorry ya, gue gak bisa ngasih saran apa-apa karena gue gak terlalu pinter bikin kalimat. Tapi besok lo kosong?" Oke mental Angkasa sudah terkumpul kali ini. Dia tak mau denial lagi.
Bintang terdiam sejenak kemudian dirinya pun mengangguk.
"Lo butuh sneakers? Besok gue anter deh" Ucap Angkasa tiba-tiba membuat Bintang sedikit membelalak.
"Gue bakal dengerin cerita lo, jangan ngerasa sendiri. Lo punya temen-temen di sini. Ada Aurora, Tari, Ella, Trus ada Langit, Surya, Dama,.... Gue?? Lo boleh kok cerita ke gue. Kalo lo lagi kesepian. I'm here. Toh gue juga kesepian" Ujar Angkasa panjang lebar membuat Bintang sedikit terharu.
"Makasih Sa" Ucap gadis itu sembari tersenyum.
"Nah gitu dong. Kan cantik"
"Haha, sae ae nih"
"Aduh, jangan ketawa nanti jantung gue tambah sakit" Hey?? Siapa yang mengajari Angkasa seperti itu.
"Haha, ya udah. Jadi besok?" Tanya Bintang, sepertinya dirinya sedikit berharap dan tidak ingin harapannya rusak lagi.
"Jadi" Kali ini Angkasa tersenyum ke arah Bintang. Baiklah Bintang akui ketampanan Angkasa sekarang naik 1000%.
"Oke, see you"
"Mision number one, check"
•••Angkasa & Kuasnya•••
Aduh aduhhhh gimana nih??
Jangan lupa vote, komen, follow!!!
Jangan sungkan bilang kalau ada yg typo 💕
Jangan lupa mampir ke ig aku @/as.zettarius 💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa dan Kuasnya - [END] ✔
Ficção AdolescenteSiapa sangka dari satu kecelakaan yang tak disengaja di ruang seni membuat seorang seniman muda dan seorang dancer muda dari SMA Semesta 01 menjadi semakin dekat. Angkasa dan Bintang, dua istilah yang akan selalu berhubungan. Bintang akan selalu pun...