❗spoiler ending novel❗

21.9K 1.2K 32
                                    

5 tahun kemudian.

"Gue diputusin Kay."

Riel melonggarkan dasi yang mencekik lehernya sebelum kemudian melepas dua kancing teratas. Tangannya dengan cepat merampas gelas sloki yang hendak ditenggak Riven dan langsung menghabiskan minuman beralkohol itu.

"Lah, putus?"

Riel mengangguk sambil menuang kembali isi gelas kosong itu. "Gak tau gue, Ven. Pusing."

"Emang lo bikin salah apa sampe Kay minta putus? Ini kalian udah pacaran lima tahun, loh. Gila, lima tahun saham gue dari satu milyar udah dapat dividen berapa coba."

"Gak ada."

"Lo bikin dia kesel kali. Kan lo suka tuh manja kayak bayi sama Kay."

"Gak lagi. Gue juga gak berani ganggu lagi. Apalagi perusahaan yang dia pegang lagi bermasalah. Jajaran direksinya pada korupsi," keluh Riel.

"Lagi stress kali. Makanya dilampiasin ke lo."

"Gak tau. Stres gue sumpah. Malah jadi gini. Kalau tau bakal diputusin, harusnya waktu itu habis lulus SMA gak usah batal nikah."

Benda pipih di tangan Riven bergetar. Lelaki itu membaca sekilas pesannya, kemudian tertawa sendiri.

"Ini temen lo habis diputusin lo malah ketawa," sindir Riel kesal.

"Gak. Lucu aja lo berdua."

***

"Riel berubah."

Angela menyerahkan sekaleng soda kepada Kayra.

"Dia gak pernah manja-manja lagi ke gue," lanjut Kay.

"Ya bagus dong. Akhirnya tobat."

"Gue curiga dia punya cewek lain. Dia juga udah jarang ngajak nelpon pas malam. Biasanya juga dia suka mendadak muncul di apart gue. Sekarang? Sehari ngechat pas pagi sama malam itupun sebentar doang," cerocos Kayra.

"Ya namanya udah nambah umur, Kay. Siapa tau lagi sibuk, gak sempat ngehubungin lo."

"Nah itu. Berarti gue udah bukan prioritasnya, ‘kan?"

"Lo kenapa sih, Kay? Gue ngerasa bukan Riel yang berubah, tapi lo."

Kayra terdiam mendengar penuturan Angela. "Gak tau. Lagi pusing gue."

"Lo tau sendiri Riel gak mungkin punya cewek lain. Tuh cowok dari jaman kita masih SMA udah bucin parah sama lo. Alasan lo mutusin dia juga gak banget. Lo mending jujur sama gue, lo mutusin Riel karena apa?"

Kayra menelungkupkan wajahnya ke lipatan tangan. Menghela napas berat sebelum kemudian kembali mengangkat wajahnya, melihat ke arah Angela sebentar.

"Gue juga bingung. Gue ngerasa hubungan gue sama Riel gitu-gitu aja."

"Maksudnya lo bosen sama Riel?" tebak Angela.

Kayra menaikkan kedua bahunya. "Gak tau."

Jeda sejenak.

"Mungkin?" lanjut Kayra ragu-ragu.

"Wajar sih. Lima tahun pacaran kalau gak bosen hebat, sih."

Kayra kembali menenggelamkan wajahnya.

"Lo nginep sini?"

Tanpa mengangkat kepalanya, Kayra menjawab, "Ya. Besok pagi-pagi gue ada meeting. Lebih deketan sama tempat lo."

"Gue mau keluar bentar."

Kayra hanya bergumam asal. Kepalanya dipenuhi soal keputusan impulsif yang diambil beberapa jam lalu.

Kayra merogoh ponselnya dari dalam tas tangan, melihat ada banyak sekali notifikasi berisi pekerjaan. Namun, kolom chat yang ia dekatkan di paling atas tetap kosong, tidak menandakan ada notifikasi baru.

Kayra menertawai dirinya sendiri. Ini sudah seminggu sejak Riel dan dirinya bertemu. Dan kini, setelah Kayra mengirimkan pesan berisikan kalimat putus, Riel tidak mencarinya. Pesannya juga dibiarkan terbaca tanpa jawaban.

Mungkin bukan hanya dirinya saja yang bosan, Riel juga?

Setiap hal juga punya masa habisnya, ‘kan? Mungkin hari ini expiry date dari hubungan mereka.

"Ngarep apaan sih lo, Kay? Lo sendiri, ‘kan yang minta putus?"

Kayra melompat turun dari atas stool bar, menyeret kakinya ke arah dapur apartemen Angela dan berhenti tepat di depan kulkas. Ia tahu Angela menyimpan beberapa botol soju, minuman beralkohol produk Korea Selatan, di dalam mesin pendingin.

Kayra menarik keluar satu botol dari dalam sana dan membuka tutupnya. Masa bodo dengan Riel. Kayra mulai menenggak minuman beralkohol berperisa itu, perlahan, melewati kerongkongannya. Sampai aktivitasnya terhenti kala bel berbunyi.

Kayra mulai bertanya-tanya. Apakah Angela sudah kembali dan kelupaan membawa kunci kartunya?

Dengan langkah pelan namun pasti, Kayra berjalan menuju pintu.

"Kalau gak ada gue, lo gak boleh—"

Perkataan Kayra berhenti saat yang berdiri di depan pintu bukanlah Angela, melainkan Riel yang masih dalam balutan pakaian jasnya yang berantakan.

Tidak. Kayra memang berharap Riel mencarinya.

Tapi tadi. Bukan sekarang di saat Kayra sedang tidak mood untuk diajak berbicara apalagi berdebat.

Demi Tuhan, besok Kayra ada meeting dan yang ia inginkan hanyalah mabuk ringan dengan segelas soju untuk membantunya tidur nyenyak dan melupakan Riel untuk sesaat.

Namun kini, di saat kehadiran Riel adalah yang paling tidak diharapkan, lelaki itu malah muncul. Sudah pasti ini kerjaan Angela. Siapa lagi kalau bukan wanita itu?
Melihat Kayra sudah akan menutup pintu, Riel segera menahannya.

"Pergi. Gue lagi gak mau ketemu lo."

Riel menarik langkah maju, memotong jarak di antara mereka. Kayra segera menarik langkah mundur. Pintu tertutup otomatis saat pegangan Kayra terlepas dari gagang pintu.

"I said I don't wanna talk with you, Gevariel."

"Call me a jerk, Kay."

"What?" balas Kayra tidak mengerti saat Riel tetap berjalan maju, memaksa Kayra terus melangkah mundur hingga terpojok di dinding.

"Cause I want you, right now."

Satu detik setelahnya, Riel mengunci pergerakan Kayra dan menempelkan bibir mereka.

___

WADUH WADUHHH 🥵🥵

ENDING VERSI LENGKAP HANYA ADA DI NOVEL YAA, ITU CUMAN SPOILERANNYA AJAA.

YANG MASIH RAGU BUAT IKUTAN PO AYO SEGERA CHECKOUT YA, BANYAK PART YANG GA ADA DI VERSI WP NYA SOALNYA

LINK PO ADA DI BIO WP AKU YAA

follow ig penerbit dan aku juga

@curiouspublisher16
@cokelatkrispi

makasihh buat dukungannya <33
makasih juga yang udah checkout hehee

GEVARIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang