Tiga Putra (part 10) - END

440 2 0
                                    

CUPLIKAN

Dengan pikiran culas, Rosa berharap Yudi melihatnya saat itu. Dia ingin suaminya melihat apa yang telah dihasilkan oleh ketidak-setiannya dan menyaksikan dengan matanya, ketiga putra mereka sudah menggantikan posisinya.

Rosa merasa akan sangat menarik kalau Yudi masuk ke dalam kamarnya dan melihatnya sedang telanjang bulat di tempat tidur menjilat tiga kontol putra mereka sekaligus.

Tapi tentu saja tidak ada yang boleh tahu apa yang terjadi di kamar tidurnya itu, dan itu akan menjadi rahasia abadi antara dia dan ketiga putranya untuk selamanya.

Suatu hari ketiga putranya akan menikah dan dia mungkin juga akan punya suami baru, dan mereka semua harus bersikap seolah-olah semua itu tidak pernah terjadi. Namun saat ini, Rosa berniat menikmati semua kesenangan itu selama masih berlangsung.

Dia membuka mulutnya dan mengisinya dengan kontol Mario yang keras, menghisapnya dengan bernafsu, sementara kedua tangannya menggenggam kontol Jerry dan kontol Benny dan mengocoknya.

Segera, ketiga putranya itu meraung keras dan menyorong kontol mereka yang bergolak ke ke wajahnya.

"Ohhhhh iyaaa... Hisap terus, Ma!" Mario melolong.

"Hisap kontolku juga, Ma!" pinta Jerry dengan suara serak.

Itu juga yang ada dalam pikiran Rosa. Dia menghisap degan rakus dan kuat kontol Mario yang berdenyut-denyut, membawanya dengan cepat ke ambang klimaks.

Air liurnya mengenang dalam mulutnya saat dia membayangkan menghisap tiga kontol mereka satu per satu sampai crot dan menelan pejuh panas mereka.

"Euuhhmmm.... Jangan berhenti, Ma. Aku sudah mau keluar," erang Mario terengah.

Rosa menghisap kontolnya dengan lebih kuat lagi, membiarkan putranya itu tahu betapa dia menginginkan pejuhnya.

Wajah Mario yang tampan dihiasi serigai cabul, dan pinggulnya mulai bergerak ke depan dan ke belakang, mengenjot kontolnya di dalam mulut ibunya.

Batang kontolnya yang berdenyut-denyut meluncur di atas lidahnya yang licin, dan masuk hingga ke tenggorokannya, tetapi Rosa berhasil menerima seluruh kontolnya yang dia berikan padanya, dan meraung dengan senang sambil mengocok kontol kedua putranya yang lain.

"Oh, iyaaa... crot dalam mulutnya!" teriak Jerry dengan birahi.

Mario tidak bisa berkata apa-apa karena kontolnya sudah akan meledakkan pejuhnya.

Benny juga tidak bersuara, karena dia sudah terlalu birahi untuk melakukan apa pun kecuali merintih menyaksikan bibir ibunya yang terentang erat meluncur pada sepanjang batang kontol kakaknya yang tebal berurat.

Lalu tiba-tiba, Mario berteriak keras dan pipi Rosa mengembang.

"Telan, Ma. Telan pejuhku! Iyaaaaaaa..." engah Mario lemah.

Mario masih terus menggenjot kontolnya di antara bibir ibunya dan semburan pejuhnya bertubi-tubi melesat ke dalam mulutnya, hingga membuat pipinya semakin mengembang.

Jerry dan Benny berdecak kagum melihat kontol kakak mereka yang tidak ada habisnya menyemprotkan pejuhnyake dalam mulut ibu mereka, hingga sama sekali tidak memberinya waktu untuk menelannya.

Tiba-tiba, pejuh mulai merembes keluar dari sudut bibir ibunya yang berusaha mati-matian menahannya tetap dalam mulutnya.

Tetapi karena terlalu banyak, dia harus segera menelan semuanya atau meludahkannya keluar mulutnya.

Tidak rela membuang pejuh gurih nikmat putranya tersebut, mulutnya menggeram serak tertahan, dan dengan satu tegukan panjang, dia menelan seluruh pejuh di dalam mulutnya.

Dunia Klasik (Short Stories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang