CUPLIKAN
Ya Tuhanku! Apa gak bisa kasih sedikit privasi? Udah! Jangan ganggu orang aja. Gak ada yang mengundang kamu," kata Mario dengan geram pada adiknya itu.
Jerry tersenyum menyerigai.
"Gak bisa! Aku tidak akan pergi sebelum aku mendapatkan apa yang kamu dapatkan," balas Jerry dengan sinis.
"Kalian harus adil dan mengizinkan aku ikut bersenang-senang. Jangan lupa, ini bisa jadi skandal besar kalau ketahuan orang lain."
"Hei bajingan! Kamu mengancam? Kamu mau aku hancurkan mukamu?" bentak Mario.
Pertukaran kata-kata keras antara mereka berdua kedengarannya sangat serius, tetapi di telinga seorang ibu itu hanyalah pertengkaran antara saudara, dan tidak terlalu mengganggu.
Itu sudah sering terjadi.
Yang mengganggu Rosa adalah ancaman Jerry untuk menceritakan apa yang dilihatnya. Jika tersiar kalau dia berhubungan seks incest dengan putranya sendiri, akibatnya akan sangat mengerikan.
Dapat dipastikan, dia tidak akan berhasil mendapatkan hak atas rumah mereka itu dan harta gono-gini yang diinginkannya.
Tetapi itu hanya masalah kecil, karena yang terburuk adalah dia akan kehilangan hak asuh atas ketiga putranya itu.
Dia tidak sanggup membayangkan kalau harus kehilangan mereka.
Sudah jelas dia harus melakukan apa pun yang diminta Jerry, memberikan apa pun yang diinginkan untuk membungkam mulutnya.
Lagi pula, kalau benar-benar jujur pada dirinya sendiri, dia sama sekali tidak keberatan dengan gagasan tersebut.
Setelah terlanjur dientot Mario, dia tahu ke depannya dia tidak akan bisa melewati satu hari pun tanpa kontol mengentot memeknya sampai orgasme.
Dan tentunya ada dua kontol yang siap mengentotnya akan jauh lebih menyenangkan dari satu kontol.
"Kalian berdua, jangan bertengkar terus," katanya setelah memutuskan akan membiarkan Jerry mengentotnya.
"Mama dengar apa yang dia katakan? Dia mengancam kita," kata Mario merasa keberatan di suruh berhenti begitu saja.
"Iya aku dengar," kata Rosa dengan sabar, "tapi kamu juga harus realistis. Coba tempatkan dirimu pada posisi Jerry, apa kamu tidak akan bertingkah seperti dia?"
Mario berpikir dan membayangkan kalau dirinya yang mendapati ibunya dientot Jerry.
Dia merasa ibunya benar, karena dia juga pasti akan meminta, memohon, merengek dan bahkan mengancam untuk bisa mendapatkan bagian atas memek ibunya.
Jerry telah bertingkah seperti anak manja brengsek, tapi Mario tidak bisa menyalahkannya.
"Hhmmm, aku rasa Mama benar," Mario mengakui walaupun dengan enggan.
"Lalu apa yang akan kita lakukan?" dia bertanya penasaran.
"Kalian harus mulai belajar berbagi aku," kata Rosa dan tersenyum seksi.
Kata-katanya membuat Mario dan Jerry sama-sama menyeringai kecut. Sepanjang hidup mereka sebagai saudara, mereka tidak pernah bisa berbagi mainan atau barang lainnya, tetapi sekarang, kelangsungan keluarga mereka justru bergantung pada hal itu, berbagi ibu mereka tanpa bertengkar.
Itu mungkin akan menjadi yang pertama bagi kakak beradik yang suka bertengkar itu.
"Kayaknya tidak ada pilihan lain," guman Mario menerima keadaan tersebut.
"Itu benar, Kakakku," ledek Jerry dengan gaya yang mengganggu.
"Jadi ada baiknya kamu menyingkir dulu dan kasih aku dan Mama sedikit privasi. Lagian kamu tidak terlihat seperti orang yang sanggup ngaceng lagi dalam sekejap," lanjutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/341562969-288-k784769.jpg)