CUPLIKAN
Pada saat aku membuka pintu kamar dan masuk ke dalam, kontolku sudah setengah keras, dan tanpa membuang waktu sedikit pun, aku langsung ke sudut kamar, mengangkat tutup keranjang pakaian kotor dan mulai mengobrak-abrik isinya.
Tidak lama kemudian, ketika akhirnya aku menarik keluar sepotong celana dalam renda berwarna ungu, aku merasa seperti anak kecil yang mendapat kado pada ulang tahunnya.
Menarik tanganku dari tutup keranjang hingga tertutup kembali, aku lalu menempelkan celana dalam itu ke hidung dan mulutku, lantas menarik napas dalam-dalam.
"Eehhmmm..."
Mulutku mengeluarkan engahan panjang saat menghirup jejak aroma memek ibuku pada celana dalam yang bekas dipakainya.
Membiarkan celana dalam ibuku tetap di wajahku, aku berjalan ke meja komputer yang menempel pada dinding sisi kanan kamar, lalu menjatuhkan diriku di atas kursi, dan menarik napas dalam-dalam lagi, sementara tanganku mengggosok kontolku dari luar celanaku.
Kemudian aku menarik celana dalam itu dari wajahku lalu menggosokkan ke lenganku, membayangkan memek ibuku di dalamnya, dan hal itu dengan cepat membawa aku masuk ke dalam fantasiku.
Aku mulai mengendus celana dalam ibuku beberapa tahun yang lalu, tepatnya sejak aku mulai memperhatikan dan memikirkan tentang perempuan dan seks.
Pada awalnya hanya sebatas pemikiran 'seperti ini toh bau perempuan', lalu tidak butuh waktu lama, aku pun sudah mulai coli sambil mengendusnya, tetapi waktu itu tidak pernah sambil membayangan ibuku.
Biasanya aku membayangkan Diana yang dulu tinggal di seberang rumahku, atau kadang cewek-cewek teman sekolahku. Tapi karena aku tidak bisa mencium mereka, atau menyentuh celana dalam mereka, celana dalam ibuku yang aku gunakan.
Bahkan ketika aku sudah mulai pacaran, aku masih coli dengan celana dalam ibuku dan berharap akan bisa mencium aroma perempuan lain langsung di wajahku, tanpa melalui pakaian mereka.
Dan itu akhirnya terjadi beberapa tahun lalu, ketika setelah pacaran selama enam bulan dengan Shanti, orang tuanya pergi ke luar kota, dan dia meminta aku bermalam di rumahnya untuk menemaninya.
Begitu aku merasakan itu untuk pertama kalinya, aku pun tidak lagi menggunakan celana dalam ibuku untuk coli, karena diam-diam aku telah membawa pulang beberapa potong celana dalam Shanti.
Namun kami putus enam bulan kemudian, tetapi waktu itu aku sudah mulai kuliah, dan kampus memberi lebih banyak kesempatan bertemu dan bergaul dengan gadis-gadis cantik, sehingga fiksasi aku terhadap bau memek ibuku telah tergantikan dengan menikmati yang nyata dan aku pun meninggalkan kebiasaan lama ku.
Semua itu telah berlangsung dengan baik-baik saja, hingga sekitar satu bulan lalu ketika laptop aku tidak bisa di-boot-up, sedangkan aku harus menyelesaikan tugas kuliah.
Selama laptopku masih di-service, ibuku mengizinkan aku menggunakan komputernya, dan sejak itulah kebiasaan lama aku tidak saja kembali lagi, tetapi juga menggila, sehingga aku sudah tidak hanya tertarik denga celana yang bekas dipakainya, tetapi lebih tertarik dengan isi celana dalamnya.
Saat aku menggunakan komputer mereka untuk pertama kalinya, ternyata komputernya sangat lemot dan sempat membeku beberapa lama, dan saat aku terpaksa menjalankan task manager, ternyata program film maker masih aktif di backgroud.
Aku mengakhiri program tersebut dengan tombol end task, tetapi muncul notifikasi yang memberi tahu ada proyek yang belum disimpan, dan menanyakan apakah ingin menyimpannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/341562969-288-k784769.jpg)