1 UGD

1.9K 58 25
                                    

"eughh sshh" sambil mengerang gadis itu di dorong menggunakan brankar ambulance menuju ke ruang ugd

ia baru saja di turunkan dari dalam ambulance, ia terlihat lemah dan berupaya membuka matanya yang tertutup oleh darah yang mengalir dari dahinya

"nona silahkan tunggu di luar" cegah perawat yang berpapasan dengan seorang wanita yang mengantarnya masuk ke dalam ugd tersebut

wanita itupun mengangguk pasrah dan air matanya tak dapat terbendung saat melihat pintu ugd yang segera tertutup, hinga pandangannya tak lagi melihat gadis yang terluka itu

krieeettt

"Lisa..."

gadis yang terluka itu adalah Lisa, Lalisa Manoban.
ia baru saja masuk ke dalam ugd dengan luka robek di dahinya yang cukup dalam, entah apa yang terjadi padanya hingga ia mengalami perdarahan di kepalanya yang cukup deras

"maafkan aku lisa, seharusnya aku-" gumamnya segera terhenti kala mendengar suara pintu ugd terbuka

krieeettt

"nona permisi, apakah anda keluarga dari pasien yang terluka tadi?" tanya perawat yang membuka pintu dan membawa selembar kertas di atas papan jalar sepertinya ia akan meminta persetujuan tindakan dari keluarga pasien

"ya, aku kekasihnya" jawab wanita itu dengan terisak, ia mengaku bahwa lisa adalah kekasihnya dan perawat itupun agak kikuk dengan jawabannya

"aa jika begitu, silahkan tanda tangan di sini untuk tindakan lebih lanjutnya. pasien butuh persetujuan dari penanggung jawab" tutur perawat tersebut sambil menyodorkan pena dan kertas yang ia bawa di atas papan tersebut

wanita itupun segera menandatangani lembar kertas tersebut dengan tangan yang terlihat gemetar dan bahkan memiliki bercak darah yang sudah mulai mengering dan saat ia menyerahkan kembali benda tersebut perawat itupun mengambilnya kembali

"maaf siapa nama anda dan nama pasiennya nona?'' tanya perawat tersebut setelah menerima kertas yang sudah di tanda tangani tersebut

"Diana, aku Diana Flifo, dan dia Lalisa Manoban" jawab diana dengan pipi yang basah karna air matanya

"suster, apa sudah di tanda tangani?" tanya dokter yang tiba-tiba berdiri di belakang perawat tersebut dan perawat tersebutpun menoleh lalu mengangguk
"segera lakukan tindakan ct-scan untuk memastikan lukanya"

"baik dokter" jawab perawat tersebut yang langsung melewati tubuh doker itu untuk lewat dan kembali masuk ke dalam

"dokter bagaimana keadaan lisa ku? apa dia baik-baik saja? apa-" tanya diana saat dokter berbalik akan masuk namun saat pertanyaannya belum selesai, dokter itupun memotongnya

"nona anda tenang dulu, anda tak perlu khawatir. kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut perihal keadaan pasien, setelah kami bersihkan tadi kami lihat bahwa pasien mengalami luka yang cukup dalam di dahinya. kemungkinan kami akan melakukan ct-scan untuk melihat tengkorak kepalanya, jika hanya luka luar kami akan menjahitnya saja dan nona lisa akan sembuh dalam beberapa hari namun..."

"namun apa dokter? tolong katakan bahwa dia akan baik-baik saja huhuhu" diana kembali menangis dan bahkan air matanya yang belum kering di pipi itupun kembali tumpah

"namun jika hasil ct-scan pasien menunjukan luka trauma di bagian tengkoraknya, maka pasien harus melakukan tindakan bedah untuk kepalanya" jelas dokter tanpa berbassa basi

"huhu dokter aku tak mau lisa ku sampai kenapa-kenapa, tolong dia dokter. aku mohon" diana langsung menggenggam tangan dokter cantik tersebut sambil menunduk dengan air matnya

"berdoalah agar dia baik-baik saja, aku bukan menakuti mu, tapi itu prediksi ku sementara ini. kami akan melakukan yang terbaik untuknya" jelas dokter tersebut dan menepuk pungung tangan diana dengan lembut

SOUR CANDY (JENLISA GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang