13 Hanya butuh waktu

397 25 7
                                    

jennie mengusap rambut rose menaruh kepalanya di dekat paha jennie, rose tidur dengan posisi duduk di dekat tempat tidur jennie karna setelah semalam ia menemukan jennie ia langsung membawa jennie ke rumah sakit agar jennie mendapat perawatan dan kini ia masih terlelap di kursinya membuat jennie tak tega rasanya melihat sang kekasih yang begitu menyayanginya ini begitu terlihat lelah

"selamat pagi bae?" rose melenguh lalu menolehkan kepalanya yang masih ia tempelkan di atas kedua tangannya menghadap ke arah jennie, matanya sembab dan itu menandakan rose habis menangis

bagaimana tidak, rose merasa bersalah luar biasa saat mendengar penuturan han semalam tentang hubungannya yang sudah di ketahui oleh jennie terlebih ia harus bertemu jennie di dalam keadaan seperti semalam dan sungguh rose tak bisa menahan tangisnya yang pecah setelah berhasil mendarat di rumah sakit

"hh-mm pagi sayang, apa kau tertidur seperti ini semalaman?"

"eughhhhh yaaahhhh aaakkkkuuu pegal sekali" tuturnya sambil merentangkan tubuhnya yang terasa pegal karna tertidur di kursi

jennie menatap kekasihnya itu dengan tersenyum, rasa rindu yang berselimut di hatinya tak bisa pungkiri. begitu juga hatinya yang masih mencintai rose meskipun ia tau rose telah menduakan cintanya yang begitu tulus. sungguh sulit jika jennie harus membenci rose meskipun lisa kini ada di fikirannya

"apa kau sudah merasa baikan?" rose mengambil tangan kekasihnya itu, mengecupnya dengan begitu lembut dan bahkan menempatkan telapak tangan jennie di pipinya

"better, kenapa kau tidak tidur di samping ku saja? inikan luas" jennie mengangguk, melihat wajah rose yang kelihatannya sangat lelah itu membuat jennie merasa khawatir

"aku tak mau mengganggu mu. aku sungguh khawatir bae. aku takut terjadi sesuatu pada mu, aku bersyukur bisa menemukan mu dengan cepat" rose mencium telapak tangan jennie, perkataannya membuat matanya berkaca-kaca karna sempat terlintas di benaknya jika ia tak akan bisa bertemu dengan jennie lagi

"hh-mm betapa beruntungnya aku" jennie mengangguk dan tersenyum

namun seketika terlintas di fikirannya, bukan memikirkan rose yang ada di hadapannya saat ini tapi dia memikirkan orang yang menyelamatkannya hingga ia bisa pulang dalam keadaan utuh dan tentu saja masih bernyawa yaitu lisa

Di kamar berbeda

lisa telah selesai berkemas dan bahkan infusnya sudah di lepas sedari pagi, ia tak mau berlama-lama berada di rumah sakit meskipun kata dokter ia butuh perawatan. ia merasa tak perlu mendapat perawatan jika hatinya yang terluka meskipun ia tau ia tak memiliki hak untuk itu

"kau sudah selesai? apa tak sebaiknya kita menunggu dokter saja?" diana bertanya setelah lisa keluar dari dalam kamar mandi

"tak perlu, aku sehat tak perlu di rawat" lisa berdecak tak suka dan dengan santai dan akan mengambil tas miliknya yang di bawakan oleh diana untuk menempatkan pakaian kotor lisa sambil memunggungi diana

"tapi say-..."

"ck, bisakah kau diam? aku tak butuh kau ceramahi. aku lelah. faham?" lisa memotong ucapan diana, pasalnya ia tak mau diana mengatur kemauannya

lisa tak merasa betah berada disana, sedari malampun ia tak tertidur dengan pulas meskipun ia tidur di tempat yang nyaman karna rose memberikan fasilitas sviv untuk kamar yang di tempatinya tapi entah mengapa lisa malah bisa tertidur pulas dan ia malah merasa lebih nyaman tidur di gubuk reot yang sempit di pulau terpencil tentunya bersama jennie di sisinya

SOUR CANDY (JENLISA GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang