6.

1.5K 128 0
                                    

" OPPA?! "

Aku hanya diam terpaku mengamati Seungcheol Oppa, begitupun dengan dia, wajahnya terlihat kuyu, kantung matanya tercetak jelas, jadi inilah alasan dia tidak bisa dihubungi dari kemarin, tanpa babibu aku langsung berjalan dan memeluknya, dia membalas pelukanku dengan erat.

Tinggi badan kami terpaut sangat jauh, aku tidak mau dia sakit bahu karena membungkuk terlalu lama, terpaksa kulepaskan pelukan itu lalu menatap matanya yang sudah berkaca-kaca, andweee...aku bisa ikut menangis jika seperti ini.

" Ayo aku antar Oppa ke kamar, apa kau mau aku buatkan coklat panas? Oppa selalu membuatkan itu dulu. " meski tidak ada tanggapan aku tetap menariknya, lalu membiarkanya duduk di kasur miliknya, hendak beranjak kedapur tapi tanganku ditarik membuatku berbalik.

" Tidak perlu, temani Oppa saja. " tanpa berfikir lama aku langsung naik keatas ranjang dan berbaring disisi sebelahnya, lalu aku juga menepuk-nepuk sebelahku sebagai isyarat agar dia juga berbaring.

" Apa Oppa mau bercerita padaku? " dia hanya menggelengkan kepalanya, genggaman tanganya padaku semakin mengerat, aiiish aku tidak bisa melihatnya seperti ini.

" Euuum, apa kau mau mendengar aku bernyanyi? " lagi-lagi tanpa kata, hanya anggukan kepala yang aku dapatkan.

Mollae usgo mollae ulgo
Nae moseubeul sumgimyeonseo
Beogeoun deut harureul bonaego

Oneuldo geoteuroneun mal mot han
Maeumsogeuroman doesaegin
Himdeureo
Himdeureo
Himdeureo

Tangan kananku yang menganggur kugunakan untuk memeluknya, perlahan aku menepuk lembut punggungnya yang lebar, pundak ini terlalu banyak menanggung beban, hanya ini yang bisa aku lakukan.

Himdeul ttaemyeon naegero
Angyeodo dwae nado gata
Sumgigo sumgyeodo
Garyeojiji anhneundan geol aljanha
Uri seoroneun useul su issge

Mianhaji ma
Geokjeonghaji ma
Museowohaji ma
Ijen ulji ma

Naegeneun neon
Haneopsi neomudo sojunghan geol
Oneul harudo himdeureosseul
Neoege malhaejullae
Naega issdago
Sugohaessdago
Saranghandago
Kkwak anajundago

Punggung itu mulai berketar, suara isakan lirih terdengar, aku berusaha untuk menuntaskan nyanyian ini, jika aku berhenti pasti akan berakhir dengan menangis bersama, isakan menyayat hati semakin terdengar, bahunya berguncang hebat.

Himdeul ttaemyeon naegero
Angyeodo dwae nado gata
Sumgigo sumgyeodo
Garyeojiji anhneundan geol aljanha
Uri seoroneun useul su issge

Mianhaji ma
Geokjeonghaji ma
Museowohaji ma
Ijen ulji ma

Naegeneun neon
Haneopsi neomudo sojunghan geol
Oneul harudo himdeureosseul
Neoege malhaejullae
Naega issdago
Sugohaessdago
Saranghandago
Kkwak anajundago

Aku tidak bisa mengatakan apa-apa, setelah lagu selesai yang kulakukan hanya menepuk-nepuk punggungnya yang perlahan mulai berhenti terisak.

" Seung Mee -yaa mianhae, aku bukan lagi Oppa yang keren untukmu. "

" Maafkan aku karena menunjukan sisi lemahku. "

" Maafkan aku karena tidak bisa meneruskan apa yang sudah aku mulai, mianhae.... "

Pecah sudah pertahananku, hatiku tidak mampu melihatnya yang sangat rapuh, bermacam kata yang sudah kususun sebelumnya mendadak hilang tidak terfikirkan, bahuku perlahan bergetar, dan isakan tangispun keluar.

I Want to be an IDOL (ft. Seventeen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang