38

1.1K 41 9
                                    

Y/n membuka matanya perlahan saat merasakan dahinya terasa dingin dan hal yg pertama dia lihat adalah wajah kakaknya yg saat ini sedang tersenyum lembut menatap nya.

“ sudah bangun? ”

“ eonni? ”

Y/n bergerak dan ingin bangun, lalu iren pun membantunya untuk duduk dan bersandar di heedbed ranjang

“ eonni kenapa di sini? Tidak ke rumah sakit? ” tanya y/n dgn suaranya yg serak

“ mana mungkin eonni ke rumah sakit sementara kamu sendirian di rumah dgn keadaan kamu yg demam seperti ini ”

“ ini minum dulu setelah itu makan agar kamu bisa minum obat ” lanjut iren berucap sambil meraih gelas yg berisi air putih itu dan dia berikan pada y/n

Setelah y/n selesai minum, iren pun mulai meraih mangkuk yg berisi bubur yg sempat dia buat tadi dan mulai menyendok buburnya lalu dia arahkan ke mulut adiknya itu

“ ayo aaa.. ”

Y/n hanya menurut dan menerima suapan iren walaupun kerongkongannya kini terasa kurang enak dan dia sangat ingin menolak bubur yg iren suapkan padanya itu, tapi dia paksakan.

Setelah lima sendok suapan y/n pun menghentikan tangan iren karna dia sudah merasa tidak bisa menerimanya lagi

“ sudah eonni, aku sudah kenyang ” tolak y/n

“ hm baiklah, sekarang kamu harus minum obat ”

Iren kembali meraih gelas yg berisi air putih di atas nakas tadi dan mengambil satu butir pil yg sudah dia siapkan

“ ayo sekarang kamu minum obat dulu biar panas nya cepat turun ” iren menyerahkan pil itu ke tangan y/n dan y/n pun menelan pil itu dgn cepat dan iren menyodorkan air dgn cepat ke bibirnya

Kening y/n sedikit mengernyit saat merasakan pahit di tenggorokannya karna pil yg baru saja dia telan itu

“ kenapa bisa sakit hm? Memangnya kamu dari mana sampai masuk angin gini? ” tanya iren lembut sambil merapihkan rambut y/n

Y/n terdiam dan mengingat kejadian semalam dimana dia berdiam diri terlalu lama di balkon di hari yg hampir tengah malam, pantas saja jika dia keanginan gara² semalam

“ eum, semalam aku lupa menutup jendela kamarku eonni ” bohong y/n

“ lain kali jangan sampai lupa hm ” balas iren berucap lembut

“ lebih baik sekarang kamu istirahat biar obatnya cepat bekerja ”

Y/n menurut dan kembali merebahkan tubuhnya dgn matanya juga yg saat ini sudah kembali memberat mungkin efek obatnya sudah mulai bekerja

Iren merapihkan selimut y/n dan mengelus atas kepala y/n sayang

“ cepat sembuh bayi ” ucapnya lalu mencium kening y/n lembut bersamaan dgn kedua mata y/n yg sudah terpejam erat

Iren terus mengelus pucuk kepala y/n lembut dan menatap wajah damai adiknya yg sudah terlelap itu

Dia tersenyum miris mengingat kembali perselingkuhan suami dan adiknya, setiap malam di mana semua orang yg sudah terlelap dalam tidurnya sementara dia tidak bisa tidur karna sibuk memikirkan kenapa mereka tega melakukan hal ini padanya? Apa mereka tidak berpikir bahwa apa yg mereka lakukan itu akan menyakitinya?.

Iren tanpa sadar menangis dgn sesegukkan karna dia merasa dadanya begitu terasa sesak setiap kali mengingat perselingkuhan mereka

Dia kembali mengingat dimana saat² mereka kecil dulu dia selalu mengalah pada y/n dan selalu berusaha untuk memenuhi dan mewujudkan apapun keinginan adiknya itu, dia melakukan nya memang karna dia sangat menyayangi y/n, tapi di lain sisi ada suatu kejadian yg membuat dia semangkin bertekad untuk selalu membuat bahagia adiknya itu, dan iren berjanji apapun akan dia berikan dan lakukan asal y/n merasa bahagia, dan di tambah lagi kedua orang tuanya juga yg terus mengingat kan dia agar selalu harus mengalah pada y/n, karna iren wanita sempurnah, sementara y/n ada yg kurang dari gadis itu walaupun dari luar dia terihat baik² saja.

KAKAK IPAR - [Kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang