Keesokkan harinya, Octa berangkat sekolah kepagian. Salah kan kenapa motor nya berada di bengkel, dan mengharuskan dia nebeng pada Jupiter yang kebetulan ada kelas pagi.
Dia sendirian di kelas merasa bosan, mood nya hancur karena daddy dan mommy nya pergi keluar negeri, kata nya liburan. Hiks dia kan juga ingin ikut.
Mata nya terpejam menikmati lagu yang dia putar lewat earphone bluetooth yang tersambung dengan hp nya.
Mavin yang baru datang memelankan langkah nya karena mengira Octa sedang tidur.
Dia menaruh tas nya di tempat duduk nya, menoleh ke belakang untuk melihat wajah tampan Octa.
"Sejak pertama kali gue liat lo di parkiran kemarin, gue udah jatuh sejatuh nya sama tatapan tajam lo. Gue suka lo!" bisik Mavin.
"Gue akan buat lo ngelirik gue!" lanjut Mavin.
Tiba-tiba mata Octa terbuka lalu menatap tajam Mavin yang tengah terkejut.
"Jangan mimpi!" desis Octa.
"Terserah, pokoknya gue suka lo"
"OCTA!!! LO—" teriakan dari Neven yang masih di ambang pintu terhenti, lalu tersenyum genit pada Mavin.
"Ehh aa Mavin" sapa Neven.
"Oh iya dedek bawain bekal buat aa, di makan ya!" Neven menyodorkan kotak bekal berwarna biru itu pada Mavin.
"Maaf, ga usah—"
"Ohh atau mau dedek suapin? Iya? Okeh dedek suapin ya.... Aaaaaaa" Neven mengangkat sedok ke depan mulut Mavin.
Octa menyeringit melihat sikap Neven yang seakan-akan tidak memperdulikan nya. Lalu menarik tangan Neven yang hendak menyuap Mavin ke hadapan nya dan langsung melahap satu sendok nasi goreng itu.
"Octa!! Asu lo ya! Itu kan buat Mavin! Ish" geram Neven.
"Punya lo di tas! Huh!" lanjut Neven melirik sadis Octa.
Seketika mood Octa yang memang sudah hancur kini makin hancur, dia bangkit dari tempat duduk nya lalu pergi begitu saja tanpa peduli pada Neven yang memanggil nya.
"Ish, watak nya!" ucap Neven tak habis pikir pada sifat Octa.
"Ya udah ki— loh aa Mavin mau kemana?!"
"Cari angin" sahut Mavin dari kejauhan.
"Gue di tinggal nih?" Neven manyun sambil memasukkan satu sendok nasi goreng ke mulut nya, tanpa mengganti sendok bekas Octa.
______
"Octa!" panggil Mavin pada Octa.
"Yaelah gue berharap Neven yang ngejar, tapi ngapa si pendek! Jnck!" batin Octa menumpat.
"Jangan ikutin gue"
"Tunggu!!"
Bruk
Mavin menabrak sesuatu yang keras, kening nya berdenyut sakit karena dia menabrak dengan keras.
Octa membalikkan badan nya menatap Mavin yang lebih pendek dari nya, bahkan jika di lihat-lihat, mungkin lebih tinggi Neven di banding cowok ini.
Kini mereka di koridor kelas 11 yang masih sepi.
"Lo ngerti ga?, Jangan ikutin gue!" geram Octa.
"Gue suka lo" dengus Mavin.
"Lo suka gue? Oke fine, tapi gue suka Neven. Mending pergi deh, jangan ngekorin gue!" ucap Octa sambil pergi dari sana setelah mengatakan itu. Tapi, tangan nya di tarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Octa Prana Samudera [End]
RomanceMengisahkan Octa yang terjebak hubungan dengan tiga orang sekaligus, yang mengharuskan dia memilih satu di antara mereka. Antara harus memilih sahabat yang menjadi cinta pertama nya, atau memilih pendatang baru yang membuat nya nyaman, atau bahkan m...