"udah ya, gue mau kedalam, mau liat opa" ucap Neven sambil melepaskan pelukan Octa.
Octa mengangguk. Lalu Neven masuk ke dalam, menyisakan dia sendirian yang kini tengah duduk di kursi tunggu depan ruang rawat.
"Octa?" panggil seseorang.
Menoleh ke orang yang memanggil nya dan ternyata Taro, sahabat daddy nya.
"Turut berdukacita, yang sabar ya" ucap Taro sambil menepuk-nepuk pundak Octa seolah memberi kekuatan.
Tidak menjawab melainkan hanya mengangguk.
Hening.
Drap
Drap
Drap
"Ish Taro! Main tinggal aja lo! Gue hampir nyasar tau g–" gerutuan Mavin terhenti.
"Octa?" gumam nya tak percaya.
Sedangkan yang punya nama menyeringit melihat nya.
"Kalian saling kenal?" tanya Taro.
"Ga!/Iya!"
"Hah?" cengo Taro.
Seketika Mavin menyeringai.
kesempatan* batin Mavin tersenyum lebar.
"Lo mau tau? Dia itu crush gue tauk!" bisik nya ketelinga Taro. Seketika Taro melempar tatapan tajam ke Octa, sedangkan Mavin hanya tersenyum setelah membisikkan itu.
"Apa?" tanya Octa di buat heran karena Taro menatap nya seakan-akan dia itu mangsanya.
Taro melengos masuk ke ruang rawat, Octa mengedikan bahu nya tak peduli.
Mavin mendudukkan dirinya di samping Octa. "Kenapa muka lo? Kok bonyok?" tanya Mavin.
"Ngapain lo? Kerasukan?" tanya balik Octa.
"Gue tanya itu dijawab!" omel Mavin.
"Emang harus?"
"Ya harus lah!"
"Oh"
Mavin akan kembali bersuara namun lebih dulu di buat Octa bungkam dengan membekap mulut itu dengan tangan nya, "bisa diem? Gue lagi pusing" ucap Octa, setelahnya mendorong muka Mavin yang mendekat ke arah nya.
"Pusing ya? Kalo gitu tidur aja" balas Mavin sambil menaruh kepala Octa di bahu nya.
"Apa sih!" kesal Octa sambil menjauh dari Mavin, tapi bocah pendek itu malah makin mepet kearah nya.
Drttt
Drttt
Octa merogoh hp yang ada di saku nya lalu mengangkat telpon dari Rava.
"Apa?" tanya nya malas, dia masih kesal dengan kejadian beberapa saat lalu.
"Lagi di mana?"
"RS"
"Lo sakit?!"
"Ck jauh-jauh lo pendek!" geram Octa pada Mavin yang tengah menguping pembicaraan nya dengan Rava.
"Cuma mau denger, emang salah?" ucap Mavin ikutan kesal.
"Ta, lagi sama siapa?" tanya Rava di sana, dari nada bicaranya dia seperti sedang menaruh curiga.
"Hai saingan, kenalin gue selingkuhan nya Octa" sahut Mavin seenak jidatnya.
"APA?!!" pekik Rava di seberang sana.
"Octa, itu ga bener kan?!"
Octa menghela nafas panjang karena hp nya kini telah berpindah tangan ke Mavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Octa Prana Samudera [End]
RomanceMengisahkan Octa yang terjebak hubungan dengan tiga orang sekaligus, yang mengharuskan dia memilih satu di antara mereka. Antara harus memilih sahabat yang menjadi cinta pertama nya, atau memilih pendatang baru yang membuat nya nyaman, atau bahkan m...