Di rumah minimalis modren berlantai dua terdapat seorang remaja laki-laki yang sedang kebingungan mencari baju yang pas untuk first date nya.
Dia Rava Zeandra, cowok yang tadi siang mengajak Octa pacaran. Tadi baru saja sang pujaan hati nya mengirimi ia pesan jika dia sedang on the may alias otw ke rumah nya, jadi Rava sekarang sedang kalang kabut mencari baju yang cocok untuk nya.
"Aduhh yang manaaaa lagi? Bingung!!" gumam nya pelan.
Cklek
"Dek, itu ada temen nya di bawah. Kamu temui ya, nak. Kasian di interogasi ayah kamu" ucap Bunda nya.
"Iya bund"
_____
Sedangkan di bawah, tepatnya di ruang tamu.
"Kamu siapa nya anak saya?" tanya ayah Rava dengan tatapan tajam nya.
"Saya pacar nya Rava, om"
"Kamu mau apa kesini?"
"Mau ngajak Rava keluar, sekalian ngenalin Rava sama mommy" masih menjawab dengan senyuman.
"Naik apa kesini?"
"Naik motor, om" balas Octa berusaha sabar, kalo bukan buat jaga image mungkin sudah dia keluarkan kata-kata jahanam nya.
"Motor apa?, Saya ga mau ya anak saya naik motor–"
Karena sudah jengah Octa langsung menyela, "H2, om" sela nya sambil tersenyum paksa.
"Oh, oke kamu di terima"
Octa tersenyum sinis, sangat tercium keluarga matre. Pikir nya.
Tak lama yang di tunggu-tunggu akhirnya datang.
"Wah anak ayah tampan sekali" puji ayah nya.
"Iya lah, masa cantik" dengus Rava sambil mendekati Octa yang masih duduk di sofa bersama ayah nya.
"Ayah, bunda. Rava izin, bye" ujar nya sambil menarik tangan Octa keluar dari rumah.
Octa memberi Rava helm full face seperti punya nya tapi hanya warna yang membedakan. Punya nya berwarna hitam, dan yang dia beri ke Rava berwarna hijau dan hitam.
"Naik" ujar Octa.
Rava naik dengan mudah, "kita mau ke mana?" tanya nya saat setelah motor di nyalakan.
"Ketemu mommy. Mau?" tanya balik Octa sambil melirik kaca spion.
"Hah?!" kaget Rava, anak anjing lah! Mereka baru pacaran tadi siang tapi udah mau di kenalin ke bonyok.
"Kenapa? Ga mau?" tanya Octa sambil melajukan motor nya meninggalkan rumah Rava.
"Mau kok!" teriak Rava supaya di dengar karena Octa membawa motor dengan kecepatan yang uwaw.
"Pegangan" perintah Octa sambil menambah laju motor nya.
"Aaaa, gila! Pelan-pelan Octa!" pekik Rava sambil memeluk pinggang Octa. Ini kali pertama dia naik motor, jadi wajar saja jika dia teriak, ayah nya tidak mengijinkan dia mengendarai motor, bahkan dia setiap hari sekolah di antara jemput oleh supir. Maklum anak satu-satunya jadi harus di jaga.
_____
"Huek!,.. huek,.. ughh huek!"
Octa senantiasa mengurut tengkuk Rava, Rava mual dan muntah karena belum terbiasa naik motor, dan ini juga salah nya karena membawa motor dengan kecepatan tinggi //jalan VIP menuju alam baka.
"Udah?" tanya Octa.
Rava mengangguk dengan wajah pucat, "ughh,.. pusing" keluh nya sambil menyeka keringat di dahi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Octa Prana Samudera [End]
RomanceMengisahkan Octa yang terjebak hubungan dengan tiga orang sekaligus, yang mengharuskan dia memilih satu di antara mereka. Antara harus memilih sahabat yang menjadi cinta pertama nya, atau memilih pendatang baru yang membuat nya nyaman, atau bahkan m...