OPS: Mavin dan Taro

1.1K 107 9
                                    

"selamat pagi wahai rakyat-rakyat ku!" pekik Neven saat tiba di kelas.

Octa yang berjalan di belakang nya hanya tersenyum melihat tingkah Neven, cowok itu sudah tidak sedih lagi.

Krik

Krik

Krik

Senyap, karena kelas kosong. Neven mendengus kesal. Octa tertawa terbahak-bahak di belakang nya.

"Ahahaha!...."

"Apa lo!" sewot Neven sambil menatap sinis Octa yang masih tertawa.

Neven tak ambil pusing dia sibuk memainkan hp nya, tak lama seseorang datang dan langsung menghampiri Octa yang tengah duduk di kursi pojok paling belakang.

"Kenapa?" tanya Octa saat Rava duduk di samping nya.

"Pusing" keluh Rava sambil menyandarkan kepala nya di bahu kokoh Octa.

Sedangkan Neven hanya memutar bola matanya malas melihat kemesraan mereka, mata nya beralih ke arah pintu, di sana Charles dan Erza menongolkan kepala untuk melihat kedalam kelas. Neven menggeleng saat melihat mereka berdebat di depan pintu.

Menghembuskan nafas kasar karena merasa bosan. Namun, tak lama senyum nya terbit saat melihat Mavin datang dengan tas ransel yang tersampir di pundak kanan nya.

Mavin membalas dengan senyum tipis, lalu duduk di kursi nya, saat sedang mengeluarkan hp dari saku celana nya, kebetulan Rava akan lewat, cowok itu dengan sengaja menyenggol lengan nya hingga hp nya terjatuh membuat layar hp nya retak dibeberapa bagian.

Brak

"Ups, ga sengaja" ucap Rava dengan tampang tak berdosanya.

"Heh! Ga sengaja lo bilang?! Jelas gue liat langsung kalo lo yang nyenggol gue dengan sengaja!" kesal Mavin.

"Oh aja sih" sahut Rava tidak peduli.

"Sialan lo!" umpat Mavin. "Retak nih hp gue!" geram Mavin.

"Hp burik gitu juga, mau gue beliin ip ga?" tawar Rava dengan angkuh.

"Gue ga butuh!, Yang gue butuhkan cuma kata maaf!"

"Gue? Minta maaf sama lo?, Ogah gue minta maaf sama murid beasiswa kek elo!"

"Kenapa emang nya sama murid beasiswa?!" tanya Neven tiba-tiba.

"Lo ga usah ikut campur, anak haram" desis Rava sambil menunjuk-nunjuk Neven dengan jari nya.

"Mulut lo ga di sekolahin ya?" cibir Mavin.

Saat Rava ingin membalas, sebuah gebrakan meja terdengar keras membuat ketiga nya langsung menatap pelaku penggebrakan.

Brak

"Rava, udah gue bilang kan, jangan bikin ulah lagi" ucap Octa menatap Rava yang kini membuang muka.

"Gue ga bikin ulah tuh" sungut Rava sambil melirik tajam Mavin.

"Ngapa tuh mata? Mau gue colok?!" sambar Mavin.

"Songong bener lo setan!"

"Biarin!" balas Mavin bersedekap dada menatap Rava yang memiliki tinggi badan sama seperti nya.

"Anak as—"

"Kalo mau ngebacot jangan di sini, gue pusing. Mending keluar deh kalian" sela Octa sambil membenamkan kepala nya di lipatan tangan nya.

"Kok gitu sih? Lo ngusir?!!" emosi Rava meledak-ledak.

"Hm" gumam Octa acuh tak acuh.

Mavin diam-diam terkikik melihat wajah Rava yang memerah karena respon Octa.

Octa Prana Samudera [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang