Setiap hari Mavin setia menemani Octa, bercerita tentang apa saja yang telah dia lalui.
"Ta, lo mau tau siapa yang udah sabotase mobil waktu itu?" tanya Mavin walau Octa tak merespon.
"Orang itu suruhan Rava. Gue yakin pasti lo ga nyangka" lanjut nya.
"Dia sakit hati karna lo mutusin dia, motto dia 'kalo dia ga dapetin lo, berarti semua nya ga boleh dapetin lo' egois. Tapi itulah dia"
"Kapan sih sadar nya?" tanya Mavin sambil mengelus tangan Octa.
"Gue kangen lo, kangen buat gangguin lo lagi" tanpa sadar Mavin menangis.
Cklek
"Mav, gantian jaga ya. Lo pasti capek, mending istirahat" ucap Neven sambil menutup pintu kembali.
"Gue ga capek kok" elak Mavin.
"Bohong!, Muka lo udah ngejelasin semua nya" Neven menatap Mavin.
"Mending lo istirahat di sofa, atau ga tidur. Ibuk lo kemarin bilang sama gue kalo lo itu jarang tidur semenjak Octa koma" suruh Neven.
"Tapi gue mau jaga cecunguk itu" tolak Mavin.
"Lo ngeyel di bilangin! Kalo aja Octa sadar, pasti lo habis sama omongan nyelekit dia"
"Y-ya tapi—"
Neven menatap Mavin memicing. "Lo suka Octa?"
Deg
Mavin menundukkan kepalanya, dia terkejut. Tapi tak menjawab karena itu memang benar. Dia tak menyangal dia menyukai Octa dari pertama kali mata mereka berdua bertemu.
Neven menghela nafas, "istirahat aja ga papa. Nanti gue yang jaga Octa" ucap nya.
Berakhir Mavin duduk di sofa yang ada di sana.
Keduanya sama-sama diam, hanya ada suara EKG yang menayangkan garis tak beraturan di samping kasur.
Mavin tanpa sadar tertidur pulas akibat kelelahan.
Waktu berganti begitu cepat dan kini hari sudah gelap dengan jam yang menunjukkan angka 9.
Kebetulan Neven dan Mavin sedang di kantin rumah sakit untuk mengisi perut mereka yang sedari pagi belum mendapat asupan.
Kedua nya cepat-cepat menyelesaikan kegiatan mereka dengan pikiran yang tertuju pada Octa, ya, jika mereka berdua di kantin itu tanda nya tidak ada seorang pun yang menjaga Octa di ruang rawat nya.
Niat nya hanya Mavin sendiri yang akan pergi ke kantin, tapi Neven memilih ikut karena perut nya berdisko ria meminta di isi.
_______
Di sisi lain, Bintang tengah berkutat dengan laptop nya yang menayangkan keadaan ruang rawat Octa yang tidak ada seorang pun di sana.
Mata nya tiba-tiba menyipit tajam saat melihat seseorang masuk dengan hoodie dan masker yang menutupi wajah nya.
Yang jelas, itu bukan Neven ataupun Mavin, karena dia hafal betul postur tubuh keduanya, walaupun Mavin adalah orang yang baru saja di jumpai nya tapi dia cukup hafal postur tubuh nya.
Drtt
Drttt
"Halo?"
"....."
"Apa!!"
"....."
Rahangnya mengeras, tidak salah lagi! Sosok itu adalah Rava! Bagaimana cara nya bocah itu bisa bebas dari tahanan nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Octa Prana Samudera [End]
RomanceMengisahkan Octa yang terjebak hubungan dengan tiga orang sekaligus, yang mengharuskan dia memilih satu di antara mereka. Antara harus memilih sahabat yang menjadi cinta pertama nya, atau memilih pendatang baru yang membuat nya nyaman, atau bahkan m...