OPS: Berduka

981 93 0
                                    

"Lo narik ulur perasaan gue, sakit sih sebenernya. Tapi, gue ga bisa benci lo, gue tulus sama lo. Gue tanya, apa hati lo masih ada ruang buat gue?" tanya Rava dengan menatap Octa yang sedang memejamkan mata nya.

"Menurut lo?" tanya balik Octa sambil memandang Rava dari bawah.

"Pasti ga ada kan?"

"Tuh tau, ngapain nanya?"

"Serius?. Celah sekecil jarum pun ga ada buat gue?"

"Ya"

Rava mengalihkan pandangan nya dari Octa, air mata nya berlomba-lomba untuk keluar ketika mata nya bertubrukan dengan mata Charles.

Charles memang sedang berkunjung ke rumah nya, tadi nya mereka sedang nobar film horor tapi Octa datang dan menghentikan acara nonton mereka.

"Kenapa?" tanya Charles pada sahabat nya. Sebab dia baru datang ke ruang tamu malah sudah mendapati Rava yang menangis.

"nggak, ga papa" elak Rava sambil menghapus air mata nya dengan cepat.

Octa bangkit dari posisi nya dan mencari posisi yang nyaman untuk duduk.

"Gue tau lo ga baik-baik aja" sambung Charles lalu mata nya beralih ke Octa yang air muka nya terlihat tenang.

"Pasti gara-gara lo kan?" tajam nya sambil menatap Octa nyalang.

"Gue? Emang gue ngapain?" ucap Octa sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ga usah pura-pura bego deh lo!" sahut Ezra tiba-tiba dari arah belakang. Sebenarnya dari tadi dia memang sudah berada di ruang tamu tapi berada di pojok belakang jadi mereka tak menyadari keberadaan nya, dan di tambah dia dari tadi tidak banyak bersuara.

Ezra mendekat lalu merangkul bahu Octa, "lo pikir gue ga denger obrolan kalian?" desis nya.

Octa menepis tangan Ezra di bahu nya.

"Rav, dari dulu gue ga setuju kalo lo sama kunyuk ini pacaran, tapi lo ngeyel jadi orang!" ujar Ezra lalu tangan nya mencengkeram erat kerah baju yang dikenakan Octa, membuat Octa berdiri dan mencengkeram kuat tangan Ezra yang berada dikerah nya.

Ezra menatap nyalang seolah meremehkan sekaligus menantang Octa.

BUGHH!

Karena kesabaran yang dimiliki oleh Octa setipis tisu yang di bagi dua, langsung saja dia melayangkan pukulan keras di rahang Ezra hingga membuat sudut bibir nya robek.

"Octa!!" teriak Rava mencoba menghentikan.

"Jangan mentang-mentang gue diem lo seenaknya!" sentak Octa.

Tak terima, Ezra balik memukul Octa dengan bringas. "Lo pikir lo siapa hah?! Lo kasar sama Rava yang notabe nya pacar lo demi ngebelain anak haram itu! Cih" decih Erza.

"BANGASAT! JANGAN LO BAWA-BAWA NEVEN, SIALAN!!" Octa kalap, dia menghajar Ezra dengan tak berperasaan hingga membuat Ezra tak berdaya.

"ANJING!" umpat Charles sambil mencoba memisahkan mereka berdua.

BUGH

BUGH

"Stop!!" teriakan Rava membuat kedua nya berhenti adu jotos.

Hening hanya terdengar nafas mereka yang memburu.

"Keluar!"

"Rav, gue cuma ngebe-" Ezra.

"Keluar!"

"Rava, lo jangan gi-" Charles.

"GUE BILANG KELUAR! KELUAR KALIAN SEMUA!" teriak Rava, ketiga nya masih bergeming.

Octa Prana Samudera [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang