Rava berjalan menjauh dari mansion mewah itu, baru tadi siang mereka pacaran tapi dia sudah menerima sakit hati.
"Lo cowok Rava! Kenapa nangis cuma karena dia!" geram Rava sambil mengusap air mata nya yang masih mengalir.
"Aishh, air mata bego!" umpat Rava kesal.
"Neven sialan! Liat aja lo besok!" gumam nya sambil mempercepat langkah nya.
Dia melirik ke kanan dan ke kiri, berharap ada taksi yang lewat.
"Mau kemana?" tanya seseorang tiba-tiba sambil menarik tangan nya.
Hening
".... Lo jahat tau ga" ucap Rava pelan setelah lama terdiam.
"Maaf"
"Kalo lo cinta nya sama Neven, kenapa lo nerima gue?! Lo jadiin gue pelampiasan! Hati gue sakit Ta!, Lo ada perasaan ga sih?!" ucap Rava berapi-api
"Liat aja besok! Gue bakal bales" desis Rava sambil melanjutkan langkah nya.
"Lo mau apa?!, Jangan libatin Neven!" sentak Octa.
"Terserah gue dong mau apain dia!" cetus Rava sambil memberhentikan paksa taksi. Berniat memasuki taksi, tapi tangan nya keburu di tarik kasar oleh Octa.
"Kalo lo sampe macem-macem, lo akan nyesel!" ancam Octa.
"Gue bakal nekat kalo gitu!" tantang Rava lalu menghempaskan tangan Octa lalu masuk ke taksi.
Mata tajam Octa hanya melirik mobil taksi yang di naiki Rava hingga jauh sampai tak terlihat lagi.
______
Ucapan Rava bukan hanya bualan semata dan juga bukan hanya sebagai ancaman untuk Octa, nyata nya hari ini sekolah di buat geger oleh Rava.
Rava dengan tega menyebarluaskan sebuah informasi bahwa Neven adalah anak haram, anak di luar nikah yang tidak di inginkan, dan juga menuduh ibu nya sebagai wanita malam karena dia hamil tanpa suami. Nyata nya itu semua bohong!, Tapi seluruh murid bahkan guru sudah termakan oleh fitnah itu.
Octa berusaha mencari sahabat nya itu, dia tau Neven sedang tidak baik-baik saja! Neven membutuhkan nya sekarang ini.
Di taman belakang sekolah Neven menangis tersedu-sedu, dada nya sesak saat Flow –mama nya– di cemooh oleh siswa-siswi Pancasila.
"Butuh pelukan?" tanya seseorang sambil ikut duduk di samping nya.
"Hiks" Neven langsung memeluk Octa dengan erat sambil menenggelamkan wajahnya di dada bidang itu. Octa hanya membalas pelukan Neven sembari mengelus punggung cowok itu dengan lembut dan membiarkan seragam sekolah nya basah karena air mata.
"Siapa yang tega fitnah mama gue, Ta? hiks, sakit gue denger nya, hiks,.. gue ga masalah kalo mereka ngata-ngatain gue, tapi kenapa harus mama gue?" adu Neven tak berhenti menangis.
Perlu diketahui Flowa Amelia –mama nya– memang hamil diluar nikah, tapi mama nya bukan wanita malam! Orang-orang tidak tau jika mama nya sudah menikah, tapi belum genap satu hari mama nya menikah, papa nya mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa papa nya. Setragis itu, bahkan dia tidak pernah melihat wajah papa nya secara langsung, hanya bermodalkan foto dia mengetahui wajah sang papa.
"Mereka cuma liat kehidupan gue, bukan ngerasain gimana kehidupan gue. Sakit rasa nya" ujar Neven mengeluarkan seluruh unek-uneknya.
Octa masih setia mendengarkan keluh kesah Neven. "Rav, lo salah karena udah libatin Neven!" batin nya emosi.
"Udah ya, jangan sedih. Gue bakal beresin semua nya. Lo jelek kalo nangis" ucap Octa sambil menangkup kedua pipi Neven.
"Makasih" lirih Neven kembali memeluk Octa dan menghirup aroma maskulin dari leher Octa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Octa Prana Samudera [End]
RomanceMengisahkan Octa yang terjebak hubungan dengan tiga orang sekaligus, yang mengharuskan dia memilih satu di antara mereka. Antara harus memilih sahabat yang menjadi cinta pertama nya, atau memilih pendatang baru yang membuat nya nyaman, atau bahkan m...