"Gita arunika, bangunkan daksaku tuk mengucap astungkara kepada sang amerta pencipta cakrawala."
Alla bangun dari tidurnya dengan meringis merasakan nyeri pada sudut bibirnya, perutnya yang kram, dan lututnya yang sepertinya tak mampu berdiri.
Ia melihat pada jam dinding, mengumpat pelan, dalam batinnya "kesialan apalagi yang akan aku dapat hari ini".
Bukan karena lain, itu karena jam dinding tepat menunjukkan jam setengah 7 , yang artinya kelas akan di mulai 15 menit lagi.Dengan rasa panik Alla bergegas ke kamar mandi dan membersihkan dirinya secepat mungkin, ia meninggalkan sarapannya karena tidak ada harapan untuk sarapan bukan karena waktu tapi memang tak ada sarapan tersedia untuk nya hari ini.
Bus yang biasa ia tumpangi tak menampakkan wujudnya untuk kali ini, Alla pasrah dan ia berlari sekencang mungkin, baginya mustahil datang tepat sebelum bel, tapi katanya tak apa telat daripada tidak hadir.
Benar dugaannya gerbang sudah hampir di tutup karena bel sudah berbunyi, Alla hanya sempat masuk dalam lingkungan sekolah nya tapi belum untuk ke kelasnya.
Benar saja ia kedapatan pak budhi karena telat, segera mungkin pak budhi menghampiri alla.
"alla kenapa kamu telat hari ini?."
Karena bisa di bilang Alla hampir tidak pernah telat karena ia termasuk murid teladan di kelasnya.
"maaf Pak, alla bangunnya kesiangan kemarin belajar sampai begadang."
Bohong alla, bibir nya sudah pucat pasi, badannya sedikit bergetar karena lari, paru-paru nya kembang kempis menghirup paksa oksigen dalam dadanya.
"yasudah, bagaimana pun kamu harus menuruti peraturan sekolah, karena datang telat, satu pelajaran pertama kamu hormat pada tiang bendera yang ada di lapangan utama."
"hah? emm, baik Pak, terimakasih."
Alla tidak menduga do'a nya setadi malam tidak terkabulkan hari ini, ia akhrinya berakhir disini dengan terik matahari.
Nafasnya belum stabil dan masih tersengal-sengal, perutnya terasa ngilu, tapi dia tetap melakukan hukuman tersebut.
30 menit berlalu, hukuman Alla akan segera berakhir , tapi ia rasanya tak kuat lagi menopang berat badannya sendiri, ia merasa dirinya akan roboh saat ini juga.
Bel pelajaran pertama berbunyi, Alla yang sudah kelelahan langsung duduk masih di tengah-tengah lapangan, rasanya pusing sekali dan tubuhnya tak kuat untuk berdiri.
"ambil."
tiba-tiba suara menginterupsi dirinya dan ada sebotol air mineral di hadapannya, tanpa sadar dan karena keadaannya yang betul-betul menginginkan sumber daya tubuh nya itu , ia langsung mengambil sebelum melihat siapa sosok yang sudah memberikan nya air.
Ketika Alla sudah selesai minum ia baru tersadar, dan mencari keberadaan orang yang sudah memberikan minuman tersebut, ia belum sempat berterimakasih.
Tak jauh dari tempat alla duduk, laki-laki berjalan membelakangi alla menuju kelas, Alla kenal sekali punggung tersebut, alla hafal potongan rambut laki-laki itu, Alla bersumpah alla ingin berteriak kali ini.
"Bumantara." teriak Alla, tapi sosok itu tidak berhenti ataupun menjawab.
"Gue yakin itu tadi bumantara, gue hafal dari cara jalannya, punggungnya rambutnya."
"AAAAA, bego lu allaaaa kenapa tadi ngga ngeliat dia sihh!!."
Sesalnya sambil berdiri merapikan bajunya.Alla berjalan menuju kelasnya, dan untung saja guru nya belum ada di kelas, alla bernafas lega dan langsung duduk di bangkunya.