Brughhh!!
Alla membuka matanya perlahan, apakah ia sudah mati? Tapi kenapa badannya seperti menyentuh rumput, dan kepalanya seperti ada yang menahan.
Segera ia membuka mata dan berhasil ia melihat dirinya sudah di tepi jalan dengan tubuh di dekap sosok laki-laki.
"Lo goblok hah??." sosok itu menarik alla untuk berdiri.
Alla melihat laki-laki itu, "bar-raa,"
"IYAA APA?? LO JANGAN GILA LAA!! LO MAU BUNUH DIRI HAH??."
Bara mendekap memeluk alla kuat-kuat, alla kebingungan ia hanya bisa mematung di dekapan sosok yang telah menyelamatkan nya dari insiden tadi.
"Lo kalau capek jangan nyerah laaaa, jangan bunuh diri, lo jangan ngerasa sendiri."
Akhirnya pertahanan alla pun mulai runtuh, ia membalas pelukan dari bara dan melepaskan tangisannya kuat-kuat.
"Barrr hahahah gue ngga kuat barrr, kenapa ngga lo biarin gue mati ajaa hah."
"Gue bilang!! Jangan mati sebelum lo nikah sama gue, gue ngga pernah bercanda sama kata-kata itu allegraa!!."
"Tapi gua ngga kuat barrr, semua ngga adil buat gueee!!."
"Ada gue, lo jangan buta!! Gue disini llaaaa apapun gue buka buat lo, gue tau lo ngga sekuat itu gue tau lo banyak luka gue tauu!!. "
Alla melepaskan pelukannya dan menatap bara, dibawa tetesan air hujan air mata alla meleleh mengalir bersamaan dengan hujan.
"Ikut gue!. " bara segera menarik alla menuju suatu tempat.
.
.
.
.Sampailah mereka pada tempat yang bisa disebut basecamp mungkin, tempat nya cukup nyaman seperti rumah dengan ukuran kecil, alla di duduk kan di sofa panjang yang ada disitu.
Bara memakaikan selimut pada alla, alla hanya bisa diam dan tak bergeming, perasaannya masih sama sedang kacau dan tidak tau mau dirinya itu apa.
"Gue ambil p3k dulu, lo tunggu disini, gue pesenin makan juga bentar, jangan kemana-mana." ucap bara dan berlalu pergi kedalam.
Alla lelah, alla rasanya tak sanggup lagi 10 menit yang lalu alla sudah pasrah dan jika bara tak ada maka 10 menit yang lalu alla akan meninggalkan dunia yang terlalu menakutkan untuk nya ini.
Alla tak peduli dengan kondisi tubuh nya yang menggigil , pucat dan bibirnya yang masih belum kering akan darahnya. Yang alla ingin hanya ketenangan segera dan secepat mungkin, cukup banyak waktu alla untuk bersabar melihat dirinya tersiksa seperti ini.
Cukup alla merasa dirinya sudah cukup mengalah pada orang tuanya, banyak mimpi yang di kuburnya dalam-dalam sejak kecil, cukup bagi alla penderitaan ini, tapi kenapa alla gagal mengakhiri tadi.
"lla." bara menepuk pundak alla pelan, alla menoleh kearah bara.
"Nih, lo pakai dulu, ini hoodie sama celana olahraga punya gue, seenggaknya lo ngga pake baju basah gitu, ganti gih, didalem."
"Ngga usah bar makasih."
"llaa nurut, bisa?." final bara, membuat alla hanya menganggukkan kepalanya, alla berjalan gontai ke arah dalam sesuai yang di katakan bara.
Setelah alla berganti baju, ia kembali ke depan dan menemukan bara duduk di sofa tadi sedang menunggunya.
Bara yang melihat alla berjalan kearahnya menyunggingkan senyum nya tipis, gadis itu selalu cantik apapun keadaannya.
"Sini lla, gue obatin luka lu."
Alla duduk di samping bara, sementara itu bara sibuk mengobati luka alla.
