daśa

3 3 0
                                    

Disini di ruang olahraga, seluruh siswa siswi berada di dalam gor untuk menyaksikan pertandingan basket tahunan yang diadakan di sekolah ini.

Tim basket dari angkatan kelas 3 sekolah ini, melawan tim basket dari sekolah sebelah.

Ramai siswa-siswi bersorak-sorai mendukung tim basket sekolah masing-masing.

Alla yang sebenarnya malas untuk suasana terlalu ramai seperti terpaksa disini karena ia ingin melihat sangat pujaan hati bertanding kali ini.

Bara dan jeano menjadi satu tim sejak kelas 1 , mereka hari ini harus profesional untuk memenangkan pertandingan ini.

Banyak yang meneriaki nama bara juga jeano, alla yang duduk bersebelahan dengan kedua sahabatnya pun ikut meneriaki nama tim basket dari sekolah nya.

.
.

Pertandingan sudah dimulai 20 menit yang lalu babak pertama sudah selesai, permainan disana sangat panas dan skor sementara seri 2-2, tinggal 2 babak lagi untuk menyelesaikan pertandingan ini.

Penonton bersorak semakin ramai, waktu time break, tim dari sekolah kami sedang mendengarkan arahan dari coach agar permainan semakin maksimal.

Saat permainan tadi bara tertenggor oleh pemain lawan mengakibatkan kakinya sedikit kesleo dan nyeri, ia sedang di penetrasi oleh tim kesehatan mencegah kram pada kakinya.

Jeano yang melihat itu menghampiri bara, "lo oke?."

Bara melihat seseorang yang menanyakan kabarnya, dengan malas bara menjawab, "lo liat gue oke ngga?."

"Istirahat aja lo kalau gitu, kita bisa pakai pemain cadangan."

Bara yang mendengar itu langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Gue kesleo dikit bukan lumpuh, dan gue masih bisa gerak asal lo tau , dan ngga usah sok peduli lo bumantara."

Jeano hanya membuang mukanya dan beralih pergi dari hadapan bara, pertandingan akan segera dimulai dan ia tak mau ada pertengkaran kali ini.

.
.

Sementara itu di kursi penonton tepatnya pada kursi alla dan juga 2 sahabatnya itu mereka sedang merapalkan do'a ala ala orang serius bibir mereka merapalkan entah kata-kata apa itu.

"Bara ganteng banget gila, yah ngga lla?." suara iell menginterupsi.

"Iya, jeano juga ganteng banget banget."

"Dihhh, malah kesono." iell menoyor dahi alla.

"Yah apaa?? Emang salah? Emang jeano ganteng kok."

"Iyadeh iyaaaa." zella hanya jadi tim ketawa melihat 2 sahabatnya itu masih saja meributkan hal yang itu itu saja.

Ketika alla fokus pada jeano saat di lapangan, ia malah semakin jatuh dan mengagumi sosok itu, sampai tak sadar ada yang menepuk bahu nya pelan dan ikut duduk di sebelah nya.

"hai, lo allegra yah?"

Alla menengok ke sumber suara tersebut, ia menemukan gadis yang ia lihat ketika duduk di meja jeano, gadis tersebut ada disini di samping nya di hadapan nya.

"iya?."

Aletta menyodorkan tangannya seakan mengajak untuk berkenalan pada alla, kedua sahabatnya alla pun mengerenyit bingung.

"Kenalin, gue Aletta."

Alla menerima jabatan tangan tersebut sambil menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Pandangan Aletta ia bawa pada laki-laki yang sedang bermain di lapangan tersebut, Aletta menunjuk kearah jeano disana.

"ganteng yah?"

MelankoliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang