Malam yang tak pernah diduga olehnya, sesak menyelubungi dada, ia berkali-kali berfikir kenapa orang tuanya begitu tega melakukan hal yang sangat tidak disangka.
Alla membuka pintu kamarnya, dan ia menemukan 2 gitar yang biasanya ia pakai untuk berlatih sudah hancur lebur, kamarnya berantakan, kertas yang biasanya ia pakai untuk menulis bait bait lagu, tangga nada lagu sudah berserakan tiada bentuk.
Alla terduduk lemas, kejutan apalagi kali ini, ia tak kuasa menahan air matanya. Tanpa fikir panjang ia berlari menuju kamar kedua orang tuanya.
"MAMAA AYAHHH, GITAR ALLA KENAPA RUSAK?."
Saat itu posisi ayah dan ibunya alla sedang menonton TV di dalam kamar mereka, ibunya yang mendengar suara alla hanya menjawab tanpa ada rasa bersalah.
"Oh, udah di banting sama ayahmu, lagian barang seperti itu ngga guna buat sekolah mu."
"Maa, yahh alla beli gitar itu hasil dari tabungan allaaa, kenapa kalian tega ngerusakin barang yang bahkan bukan milik kalian??."
"Tabungan mu juga dari ayah yang kasih, terserah ayah mau di apakan benda tak berguna itu."
"Alla ngga habis fikir sama kalian, salah alla apaa?? Salah alla apa buat cinta musik?."
"BERHENTI UNTUK MENYUKAI HOBI BODOHMU ITU!!!, ayah sengaja membuang semua, karena kamu sudah kelas 3 , dan tidak ada waktu untuk kamu bermain-main."
"Ayahh ga perlu merusak kann?? Alla juga ngga pernah skip buat belajar alla masih bisa bagi wak~"
"HALAHH ALASAN SAJA KAMU ITU, Bagi waktu apa??? Nilai kamu turun seperti itu katamu bisa bagi waktu?."
Bentak ayahnya membuat alla semakin tertekan, apa yang orang tua alla mau dari alla.
"Kamu itu harusnya maluu allaa, lihat anaknya bu Riska itu udah bisa masuk UI, tanpa ikut-ikutan kegiatan tidak jelas seperti mu itu, harusnya kamu contoh anaknya bu Riska itu."
"Alla punya kebahagiaan sendiri maa, apa alla kurang cukup banggain kalian? Dari dulu hingga sekarang alla selalu rangking 1 kan?? Kurang apalagi alla usahain mati-matian buat kalian?."
"Ayah tidak mau tau, berhenti dari hobi bodohmu itu!! Atau kamu berhenti sekolah?."
"OKE SILAHKAN URUS PEMBERHENTIAN SEKOLAH ALLA SEKARANG, AYOO URUS SEKARANG JUGA."
alla salah mengatakan hal tersebut, ketika kata-kata tersebut di lontarkan, sang ayah turun dari kasur dan pergi menghampiri alla, lagi-lagi tamparan keras yang alla dapat dari ayahnya.
"DASAR ANAK TIDAK TAU TERIMAKASIH, BEGINI CARAMU MEMBALAS KEBAIKAN ORANG TUAMU HAH??, OTAK MU ITU PAKAI JANGAN BUAT KEGIATAN TIDAK BERGUNA MU ITU, SEMAKIN BERANI KAMU SAMA ORANG TUAMU."
alla hanya tersenyum tipis sambil memegangi pipinya yang terasa nyeri.
"Ayo tampar lagi yah, AYOO PUKUL ALLA LAGI!!."
pintu kamar sudah di kunci oleh ayahnya, ayahnya mengambil sabuk.
Alla diseret oleh ayahnya untuk duduk, alla meringis kesakitan, cambukan dari sabuk itu melayang pada punggungnya berkali-kali cambukan ia dapatkan.
"Ampunn yahh-hah, sakit yahh."
Alla menangis berteriak , memohon ampun dan melihat ibunya, ibunya tidak menggubris tapi malah menonton TV, alla rasanya sudah muak dengan rasa sakit ini.
"Kembali ke kamar mu, ayah tidak mau mendengar omong kosong mu lagi!!."
Lagi-lagi alla di dorong keluar, hingga tersungkur, pintu kamar ayahnya di tutup keras.
