Setelah diberikan izin oleh guru mapel ekonomi untuk pergi ke studio, alla bergegas keluar.
Sebelum ia sampai di studio, alla menyempatkan diri untuk membeli minuman, ia melebihkan ketika membeli agar nanti bisa di bagikan pada teman se team nya.
Lagi-lagi ia terlalu bersemangat, karena ternyata studio masih kosong, tak apa alla masih sempat untuk bersantai sejenak sambil memainkan gitarnya.
Ketika ia sedang menikmati dentum demi dentuman musik yang keluar dari benda tersebut alla malah teringat kejadian pagi tadi, dalam benaknya masih bertanya-tanya, ia memikirkan hal tersebut dengan tangan yang merogoh tas mengambil cemilan yang ia beli tadi di kantin.
Kenapa bisa jeano akrab dengan perempuan itu, apakah mereka adik kakak atau sepupu, ahh alla terlalu positif thinking, coba kalau kita kira itu gebetannya atau udah pacaran atau kejebak friendzone beneran?.
Ingatan tadi menghantui fikiran nya hingga tak sadar sedari tadi bara sudah ada di ruangan, bara sudah berusaha memanggil alla hingga mengibaskan tangan nya di depan mata alla, tetap saja gadis itu tidak bergeming.
Dengan sengaja bara berteriak kencang hingga...
"ALLAAA WOYYY!!"
"uhukk ekhhh,"
"Eh eh laa bentar bentar." bara sesegera mungkin membukakan minuman dan menyerah kan pada alla, ia mengelus elus punggung alla berharap alla bisa menetralisir nafasnya.
"lla jangan mati dulu plis, nanti siapa yang nikah ama gue kalau lu mati."
Plakkk
Pukulan keras pada lengan bara ia dapatkan dari alla.
"SEMBARANGAN KALO NGOMONG, INI SEMUA GARA-GARA ELOOO YAH SABARAA YANG TERHORMAT, HAMPIR AJA GUE MATI."
"astaga iyaa llaaa maaf, hampir doang kok kan belum."
"TERUSS?? MAKSUD LO GUE HARUS NYA MATI GITU??."
"astagaaa enggaa gituu, kan gue bilang jangan mati dulu nanti yang nikah ama gue sapa kalau lu mati?."
"siapa juga yang mau nikah ama lo kampret!!?."
"yaudah kalau lo ngga mau nikah sama gue, gue aja yang nikah sama lo gimana."
"Sabaraanjing, emosi banget gue ama luuu hihhhhh."
Sabara menanggapi hal tersebut dengan tersenyum lembut.
"Heh ngapain lo senyam senyum senyam senyum, orang lagi marah lo malah senyum."
"Lo gemes banget kalau lagi marah llaa."
"Streesss lu baraaa."
"Yeuhh lo lebih stres daritadi di panggilin bukannya nyaut malah kek orang ngga ada gizi plonga plongo doang lu, tapi heran banget lo plonga plongo aja cantik lla, curiga kalau lo biasanya makan dupa."
"Wahh, wahh maksud lo gue kuntilanak gitu makan dupa."
"Mana ada kuntilanak secantik lo, yang ada manusia pada antri nih buat pacaran sama kuntilanak kalau kuntilanak nya itu loo." ucap sabara sambil menaik turunkan alisnya.
"Dahlah capek banget gue ngomong sama lo, buang buang tenaga."
"yaudah kalau cape ngomong sama gue, mending buat ciuman aja tuh mulut."
"Sabaraaa?? Lu mau gue buang ke rawa-rawa buaya, atau gue mutilasi dulu??, ngga habis fikir ama lo."
"Becanda doang elahh llaaa, tapi serius juga boleh." "hahahahah."
"SABARAAANJING LOOO!!."
"iyaa dalemm allegra sayang."
Alla naik pitam segera mungkin ia mengejar bara yang sedang lari menghindari pukulan alla, mereka berputar-putar di dalam studio.
