Tridasa

4 0 0
                                    

Tepat setelah malam itu, seminggu ini alla membiarkan dirinya selalu di dalam kelas dan ketika sandy memintanya untuk rekaman lagi, alla hanya menyampaikan alasan yang katanya ingin belajar mempersiapkan ujian praktek dalam minggu ini.

Dan sejak kejadian minggu lalu, alla sudah tidak pernah bertemu atau sekedar melihat sosok bumantara sang pengisi hati....

Benar saja hari ini ada ujian praktek mapel matematika , boleh alla katakan kalau alla membenci ilmu perhitungan ini? Tapi apalah dayanya kalau ia semakin tidak bisa matematika maka nilai nya semakin menurun dan tingkat keselamatan nya dari amukan orang tuanya juga semakin terancam.

Alla berdo'a sepenuh hati untuk menghadapi ujiannya kali ini, alla berkali-kali merapalkan do'a semoga hari ini adalah hari keberuntungan nya.

Ujian sudah dimulai, waktu mengerjakan nya yaitu 40 menit untuk 30 soal, alla fokus pada soal-soal yang ada di depannya dengan keyakinan penuh alla mengisi nomor demi nomor soal yang ada disitu.
.
.
.
Tak terasa 40 menit sudah berlalu kini giliran mereka waktunya istirahat dan menunggu hasil nilai nya keluar.

Alla dan sahabatnya iell memilih duduk berdua di taman yang dekat dengan kelasnya, mereka menunggu zella keluar dari kelasnya juga.

"helloooo, allegra viellaaa." sapa zella yang baru datang ia ikut duduk bergabung dengan alla dan juga iell.

"gimana tadi ujian kalian? lancar??."
Tanya zella sembari memberikan minuman susu kotak pada alla dan iell.

"yahhh gitu deh lo tau sendiri kalau otak gue ini pas pasann malah disuruh ngerjain soal matematika, yah untung aja gue ngga pingsan tadi."

"lebayyy!!" semprot zella.

"Beneran ih zell lu tadi juga tau kan soalnya, ngga mungkin beda tuh, haduhh matematika ilmu yang menyenangkan~~~." ucap iell menyanyikan lagu itu.

Alla memukul lengan iell pelan sambil ikut tertawa.

"kalau lo llaa?? susah ngga??."

"Jangan tanya alla deh, dia jago sama semua pelajaran kaya gatau alla aja deh lo."

"paan sih elll, sama aja tadi tuh susah banget gue juga lumayan pusing ngerjainnya cuma yaaa untungnya gue udah melajari soal nya, dan yaaa bisa dikit."

"helehh dikit nya lo itu udah hampir 20 soal."

"hahahaha iya bener banget lagi." ucap zella membenarkan, alla hanya tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gue harap bisa dapet diatas 95 sih, kalau ngga gitu lo tau sendiri kan nasib gue gimana."

"haduhhh iya banget sih lla, sumpah gue kalau jadi lo udah kabur tuh."

"hu um, gue juga heran deh lla lo bisa orang tua lo setega itu sama anaknya sendiri."

"Gatau, mungkin kelahiran gue ngga di harapin mereka gitu, mungkin?."

"ngga penting lah mereka ngga ngarepin lo apa enggak yang penting kita selalu ngarepin lo tetap disini."

"bener kata iell, lo masih ada kita llaa dan semisal nanti orang tua lo macem-macem lagi langsung telfon kita, biar kita kesitu bawa polisi sekalian."

"heh, sembarangan hahahah, jangan lahh gitu-gitu juga bokap nyokap gue."

"yeuhhh orang tua apaan tega sama anaknya kek gitu, lo kaya hidup di zaman penjajahan deh serumah sama mereka, mending ke rumah gue aja jadi anak nya mama papa gue llaa biar jadi kakak gue lo."

"Jadi adek pertamanya bang sandy berarti."

"Iya sih gue dah capek jadi adeknya rese parah dia tuh."

"Gitu-gitu rekening berjalan lo ya elll." timpa zella.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MelankoliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang