Alla tersenyum lebar ketika membuka pintu studio, didepannya duduklah sosok yang sangat di gadang gadangnya , ia sedang memangku sumber musik yang indah ketika dipetik.
Instrumen terus terus dimainkan, sangat nyaman di indra pendengaran ketika bait lagu selanjutnya, dengan keberanian alla ia menyahut.
Ingat waktu itu ku bertanya
Aku mau dengar jawabnya
Terbawa lagi langkahku ke sana
Mantra apa entah yang istimewa
Ku percaya selalu ada sesuatu di Jogja
Dengar lagu lama ini katanya
Izinkan aku pulang ke kotamu
Ku percaya selalu ada sesuatu di Jogja...
Petikan gitar telah usai dimainkan, sosok pembawa gitar tersebut mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang meneruskan bait lagu tersebut.
Alla dan sang harsa bersitatap sedikit lama, perasaan bergemuruh gembira ingin berteriak, atmosfer rasanya berhenti bergerak di detik ini.
Kakinya ingin melayang jiwanya ingin sekali terbang, mata indah, mata sayu, mata yang ia cari ada di depannya.
"Bumantara." sapa dari alla untuk sang harsa.
Tapi yang alla dapatkan ekspresi datar dari seseorang yang ia sebut bumantara, ia sedikit lupa akan hal ini.
"eh, sorry sorry, maksud gue jeano."
"santai aja , sorry juga gue masuk kesini, gue duluan."
Ia meletakkan gitarnya dan akan berlalu meninggalkan sisi studio ini.
"Jeano, bentar."
Yang di panggil jeano pun berhenti dan hanya bergumam kecil untuk menjawabnya.
"Suara lo bagus."
"thanks, suara lo juga bagus."
"Ehh, makasih, tapi kenapa lo ngga ikut team band disini?."
"ngga minat."
final jeano, ia meninggalkan alla dengan keadaan jantung yang tidak stabil, berdegup cepat, dan mematung di tempat. Sampai akhirnya ia tersadar tujuannya memberhentikan jeano tadi mau berterimakasih.
"eh je, jeanoo," alla berteriak tapi jeano sudah lenyap dari pandangannya.
Iya menghela nafas lega, rasanya ini tadi hanya mimpi, rasanya alla tidak akan bangun jika tadi hanya mimpi.
Sang Harsa, berada tepat di depannya bahkan ia bernyanyi untuk nya.
Katakanlah gadis ini gila karena terlalu mensanjung jeano, tapi alla pastikan di hari ini, ia akan lebih maju untuk bisa dekat dengan nya.
"tanpa sistem memaksa, nabastala akan menjemput bumantara."
lamunan nya buyar ketika kedapatan ada yang menyentil dahinya dengan keras.
"Awww, lo apa apaan sih bar, sakit tau!."
"Salah sendiri , lo kek orang stres senyam senyum senyam senyum, amit amit lo kesambet di studio sendiri."
"kurang ajar."
balas alla pada bara tak terima, ia memukul perut bara lumayan keras.
"Aduh, anjing sakit banget llaa, gila lo kecil kecil tenaga kuda."
"Ngomong apa loo??. "
"engga engga, sorry allegraaa."
"lebay banget deh lo, biasanya juga tawuran ngga sakit giliran di pukul dikit aja slayy lo."
