hari ini tepat pada hari minggu, alla terbangun dari tidurnya.
Ia meregangkan badannya, lalu berjalan ke arah jendela. Sekarang masih jam 6 pagi, dan mungkin orang tua nya lupa kalau hari ini adalah hari libur, ia tau itu dan memang sengaja ia tak ikut mengantarkan kedua orang tuanya untuk pergi ke bandara.
Semalam hujan lebat, dan ketika pagi hari ia membuka jendela yang ia dapatkan adalah aroma Petrichor yang menguar, sangat masih alami. Bau yang menenangkan.
"Sang arunika sudah menampakkan wujudnya, membangkitkan harsa dan memancarkan deepa yang begitu indah."
Alla akan mengklaim bahwa hari ini adalah hari yang cukup indah dan cukup tenang untuk nya.
Alla membersihkan kamarnya, lalu pergi membersihkan diri. Lalu turun kebawah hanya untuk memasak sarapannya.
Setelah sarapan ia mencari salep untuk badannya yang terkena cambukan kemarin, seperti nya memar, karena rasanya masih perih dan nyeri.
Hari ini ia ingin sedikit bersantai dan mengistirahatkan jiwa nya, karena selama orang tuanya di rumah ia tak ada waktu untuk sekedar bersantai selayaknya remaja pada umumnya.
Ia menyalakan TV dan lanjut untuk merebahkan dirinya sendiri. Ingatkan dia untuk membetulkan gitarnya sore nanti.
Ia bergumam pada dirinya.
Manusia yang aku temui hari ini adalah manusia yang tidak pernah cukup dengan hasil sekecil apapun, mereka terlalu serakah untuk sesuatu hal, dan mereka terlalu egois untuk menuntut sempurna.
Alla hanya tersenyum dan menghela nafas panjang, mengapa dari sekian juta manusia ia termasuk dari salah satu manusia yang kurang beruntung.
Melepaskan rasa sakitnya rasa lelahnya, ia pejamkan matanya, nyatanya ia tak akan pernah bisa membuang segala hal yang sudah terjadi dalam hidup nya.
.
.
.Sedikit terlalu lama ia tertidur sampai tak sadar ia sudah terbangun dan melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 4 sore.
Ia melirik kanan dan kiri, mengusap matanya sebentar dan ketika pandangannya berhenti pada gitar yang bersender di lemarinya. Seakan nyawanya yang seharusnya ada 2 3 nyawa yang masih berkelana langsung kembali seketika.
Pastikan ia memukul sedikit kepala nya karena terlupa akan hal ini. Dengan tergesa-gesa ia pergi ke kamar mandi.
Memasukkan gitarnya kedalam tas gitar, lalu bergegas untuk turun, sesampainya di bawah ia teringat kalau ayahnya tidak ada di rumah dan pastinya motor ayahnya ada dirumah.
Ia berlari menuju garasi dan benar saja motor CBR250RR hitam itu terparkir rapi di dalamnya. Ia mencari keberadaan kunci motor tersebut dan gotchaa ketemu, kunci tersebut tergantung pada barisan kunci kunci lainnya.
Ia membuka garasi itu, lalu mengeluarkan motor ayahnya, katakanlah alla nekat, tapi kali ini ia sangat membutuhkan kendaraan untuk menuju tempat yang ia tuju dengan cepat.
Setelah memastikan semua rumah nya terkunci dan aman, dengan segera ia menyalakan kuda besi itu dan segera melajukan motornya dengan kecepatan normal.
Butuh waktu 25 menit untuk sampai di tempat ini, segera ia memarkirkan motornya, dan turun lalu menuju pintu masuk.
"Bang ghanii, ini allaaa." panggil alla pada pemilik toko tersebut, namanya adalah ghani. Toko ini langganan alla untuk mencari perlengkapan gitarnya.
Suara pintu tengah terdengar ada yang muncul dari sana, orang tersebut tersenyum ke arahnya.
