9.

18 4 1
                                    


"Aku ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat", Paman sibuk memasang sabuk pengaman mobil, dikaitkan nya sabuk tersebut pada pengunci di samping jok.

"Kemana?", aku bertanya, tidak biasanya paman akan menjemput ku pulang sekolah.

Paman tidak menjawab hanya mengedikkan kedua bahu nya, kemudian terkekeh pelan.

Aku tidak lagi bertanya, ku putuskan untuk menyibukkan diri menatap suasana sore sekolah dari balik kaca jendela mobil.

"Kita sampai".

Aku terduduk tegak, tidak lagi bersandar pada punggung jok mobil, terpana dengan apa yang ku lihat dari balik kaca dashboard mobil, sebuah bangunan tua berunsur klasik kini terpampang jelas.

Beberapa orang berlalu lalang memasuki area bangunan, serta dua penjaga sibuk mengawasi pintu utama bangunan tersebut.

Welcome to the History museum".

"Tumben sekali paman mengajak ku kemari", aku mengalihkan pandangan pada paman.

"Karena aku ingin menunjukkan sesuatu padamu", balas paman.

Aku mengekor paman yang berjalan lebih dulu di depan ku, berkali-kali pandangan ku bergerak aktif menjelajah isi museum, sementara hati kecil ku terus merengek meminta ku berhenti sebentar menikmati suasana klasik ini.

Aku tidak dapat berhenti, kaki ku terus melaju mengikuti kemana paman pergi, aku tidak tahu apa sebenarnya tujuan paman membawa ku kemari, namun wajah nya sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan apapun pada benda-benda sejarah yang di pamerkan dalam museum ini.

"Paman, kemana kita akan pergi-", langkah ku terhenti, menatap paman yang tak lagi berjalan, kini diam mematung, sorot mata nya tertuju pada sebuah lukisan tua yang terpajang di pojok area museum.

Sebuah lukisan seorang pemuda dengan rupa yang amat tampan, terlihat bahwa si pemuda adalah seorang bangsawan kelas kakap pada masa nya, senyum tipis terlihat samar-samar dari wajah rupawan nya, seolah membuat siapapun merasa teramati kala memandang lukisan tersebut.

"Lukisan Delumi O Deluk' Sofaria".

Bertajuk:

"Pangeran Columbus dari Savare' Andle.

Aku menatap paman, seakan bertanya apa maksud dia membawa ku kemari.

Paman menangkap maksud ku, kemudian wajah nya teralih kembali pada si lukisan di depan nya.

"Baca lah", paman menunjuk kalimat-kalimat penjelasan sejarah lukisan yang termuat di samping bawah, huruf-huruf yang kecil ini membuat ku harus memicingkan mata untuk membaca setiap kata demi kata di dalam nya.

Pangeran Berova Columbus, dikenal sebagai tokoh tersohor yang kehadiran nya membawa pengaruh besar bagi kerajaan Savare' pada masa dinasti Columbus IV.

Sebagai pembawa keadilan dan kedamaian, pangeran Berova beserta asisten pribadi nya, Gordon Dar, teman masa kecil pangeran kemudian berjuang memerdekakan seluruh penduduk kerajaan dari jeratan siksa sekelompok bandit berkuda yang meneror kerajaan selama dua dekade.

Dua tahun 4 bulan di lalui sang pangeran untuk memerangi bandit jahat yang tak pernah menyerah, kekuatan sekelompok pengkhianat ini terus meningkat hingga membuat kerajaan berada pada titik penghabisan.

The legend of MereleonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang