"Kau ini tidak mengerti ya?", Andala menatap ku sekilas, kedua tangan nya terlipat angkuh, wajah nya tersirat jelas tidak bersahabat dengan ku."Ada apa Bright?", aku bertanya maksud dari tingkah nya ini.
"Aku ini berusaha mengajak mu pulang bersama!", Bright mendengus kesal lalu pergi meninggalkan ku.
•
"Leis".
"Leis".
"Leis!".
"Iya?!", Aku tersentak, tubuh ku bangun dengan tegap, serta kedua pandangan ku yang sontak melebar, terkejut.
"Bel masuk sudah berbunyi dari tadi, kau baik-baik saja?", Vina menatap ku cemas.
Mata ku membelalak, kali ini ku singkap lengan kanan seragam ku, menatap jam tangan tua yang melingkar pada pergelangan tangan, menunjukkan pukul 14.25 siang.
Aku ketiduran, 25 menit ku lewati tanpa beban dengan mimpi bodoh Bright yang muncul di dalam nya.
"Ibu Serley pergi sebelum bel masuk berbunyi, jadi tidak ada yang membangunkan mu", jelas Vina.
Aku mengangguk, mengusap wajah dan merapikan buku-buku yang ku ambil dari rak.
Vina membantuku menata kembali buku-buku tersebut, dia bilang kelas nya sedang jam kosong, sebuah alasan mengapa Vina hadir sebagai malaikat yang membangunkan ku dari perangkap mimpi bodoh tadi.
•
"Ku terima permintaan maaf mu nona Leis, ku harap kau tidak mengulangi kesalahan mu, sebagai hukuman, kau harus menerima tugas tambahan yang wajib di berikan pada ku pulang sekolah nanti", ibu guru Teresa, menatap ku lembut kemudian menyuruh ku duduk.
Aku mengangguk malu, kepala ku tertunduk kala melewati murid lain yang menatap ku iba dan beberapa dari mereka tertawa cekikikan.
Andala Bright.
Jelas sekali dia tengah meledekku, wajah nya puas sekali melihat ku yang menahan malu seperti ini.
"Kita belum impas, ibu guru Teresa tidak marah pada mu, aku masih kesal", Bright berbisik pada ku.
•
"Selesai, akhirnya selesai", aku meluruskan tangan dan kaki ku, mencoba rileks sebentar setelah tugas ekstra ku kerjakan.
Aku hanya perlu menyetorkan ini pada ibu guru Teresa.
Aku melangkah keluar, menutup pintu kelas, murid-murid lain sudah pulang, sekolah semakin sepi.
Tubuh ku terdiam, sedikit menyipitkan pandangan ke depan, memastikan sosok yang kulihat di sana dengan pasti.
"Bukan kah itu, Bright?", aku berjalan cepat menghampiri nya, mata ku lagi-lagi berusaha memastikan sosok yang berdiri sendirian di ujung koridor adalah Bright.
Benar saja.
"Sedang apa kau ini?".
Andala menatap ku, kaki-kaki nya ia hadapkan ke arah diri ku.
Wajah nya kesal, kedua tangan nya terlipat di depan dada bidang nya.
"Kau ini tidak mengerti ya?".
"Ada apa Bright?", tanya ku.
"Aku ini berusaha mengajak mu pulang bersama!", Bright mendengus kesal lalu pergi berlalu meninggalkan ku.
Aku memutar badan ku, menatap punggung Bright yang semakin jauh.
Tubuh ku mematung, tidak dapat di gerakkan, mata ku hanya tertuju pada sosok lelaki dengan punggung nya yang berjalan semakin jauh, semakin kecil ku lihat sosok nya pergi maka semakin sadar lah aku kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The legend of Mereleona
FantasiaMereleona, legenda kuno yang berkisah tentang seorang dewi masa depan. Legenda mengatakan bahwa masa depan berada dalam genggaman sang dewi Mereleona. Masa depan tersebut di genggam nya erat melalui mimpi alam bawah sadar. Hingga kenyataan berubah m...