Selamat membaca 💜
.
.
.
.
."Maafkan aku, Yoon. Aku hanya ... aku gegabah, maaf."
"Tapi ... tapi kenapa? Apa aku melakukan kesalahan?"
"Tidak! Kau tidak. Hanya ... hanya saja ... maksudku ... aku belum siap."
"Karena aku melakukan operasi ini, ya ...?"
"Bukan. Benar-benar bukan karena itu, Yoon. Aku ...."
Air wajah pria bermarga Hwan itu berangsur turun. Manik kembar yang ia miliki memerhatikan bagaimana jemari tangan kanannya bertautan dengan jemari si gadis. Yoongi menunduk lesu. Setelah menunggu hampir 3 jam usai Hyesun dipindahkan ke kamar pasien, akhirnya gadis cantik itu siuman. Ketika ia duduk di samping ranjang Hyesun, beruntung ia berhasil menahan diri untuk tidak menghujani pertanyaan yang banyak bersarang di kepalanya.
Gadis Park itu terlihat pucat. Bibirnya nampak pecah-pecah karena karena kekurangan cairan, pipinya tak berona, dan mata sayu nan rapuh. Baru ketika ujaran maaf menguar dari mulut Hyesun, Yoongi pun mulai meminta penjelasan. Nada bicaranya lembut tanpa naik oktaf barang setingkat.
"Baiklah, aku tidak apa. Kita bisa melakukan program hamil lagi nanti setelah menikah nanti."
"Aku juga maaf untuk itu ...."
"Apa ...?"
Yoongi mendongak lagi. Mencari sisa-sisa harapan dalam sorot mata gadis pucat itu. Sayang sekali, ia tak mendapatkan apa pun selain gelengan lemah.
"Kau jangan seperti ini, Hyesun-ah. Meski undangan belum disebar, tapi mayoritas keluarga kita sudah mengetahui rencana pernikahan ini. Pikirkan keluargamu juga," pinta Yoongi penuh harap.
"Selain keluarga, harusnya kau juga memikirkanku, Yoon."
Hyesun memalingkan wajahnya sembari melepas tautan tangan mereka. Sejemang ia menurunkan kaki hingga menyentuh lantai, mencabut paksa jarum infus yang melekat di punggun tangan, dan berjalan menuju lemari kecil di ujung ruangan. Yoongi hanya memandang sendu.
"Ya, tentu. Aku memikirkanmu. Aku sangat memikirkanmu."
"Jika begitu, tolong mengertilah. Aku belum siap. Tidakkah kau menyadarinya sejak pertemuan resmi keluarga kita diadakan? Aku tak banyak bicara di sana. Ayah suka berbisnis dengan keluarga kalian. Karena itulah mereka menjadikanku alat untuk mempererat jalinan bisnis itu."
Bunyi gelang-gelang gorden dari bilik ranjang yang kosong di sebelah yang ditarik terdengar nyaring. Hyesun mengganti pakaiannya dengan dress bersih yang ia bawa dari apartemen di dalam sana. Lalu melipat asal pakaian rumah sakit yang sebelumnya ia kenakan selama seharian penuh. Sebentar sebelum ia buka gorden lagi ia sempat mendengar Yoongi berbicara lirih.
"Kita bahkan sudah membeli penthouse untuk kita tinggal bersama ...."
Cahaya matahari yang telah turun di ufuk barat membias merah. Menyisakan sedikit suasana muram di antara keduanya. Jam dinding di ruangan itu sudah menunjukkan pukul empat sore. Semburat pilu dan menyedihkan bagi Yoongi yang gagal menikah.
"Kau berjanji akan menikah denganku," tutur Yoongi lagi.
Oktafnya turun satu tingkat. Wajah Yoongi yang masam menyiratkan seolah-olah ia telah mengumpulkan semua harapan yang ada. Sendu, pilu, dan butuh dikasihani. Kemudian gorden Hyesun muncul di balik gorden dengan pakaian rapi. Dress biru laut polos sebawah lutut dengan lengan panjang dan belahan dada rendah. Saat Hyesun mulai mengemas selimutnya di atas ranjang, Yoongi mencekal pergelangan tangannya.
"Kau takut pada tuan Hwan? Tenang, Yoon. Aku janji, ayah tidak akan mencabut investasinya. Aku tetap akan berteman denganmu dan sesekali mengunjungi ibu Haeso. Mari selesaikan hubungan ini baik-baik, hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Mi Casa [M]✅️
Fanfiction"Kau terlambat. Aku sudah akan menikah akhir tahun ini." "Akulah yang jadi pengantin prianya." "Kau gila?" - Mature 21+ - Konflik ringan😌 - Penganut sekte Yoongi Marry Me💜 Start : 11/03/2023 Finish : -