Hello Mi Casa [M]✅️

Bab 14

Selamat membaca 💜
.
.
.
.
.

Yoongi tak menduga bahwa belakangan ini ia akan menyerah soal nyeri pada bahunya selepas operasi. Kejadian nahas yang pernah menimpanya 12 tahun lalu itu masih terbayang dalam benak hingga kini. Alhasil ia putuskan untuk keluar dari lingkaran hitam itu usai pertimbangan serius.

Menikah dengan putri seorang sekretaris presiden, jujur saja bukan mimpinya sama sekali. Akan tetapi, hubungan yang telah ia jalani selama kurang lebih setengah tahun itu agaknya harus ia jadikan sebagai wadah pendewasaan diri. Menjadi suami yang tegas, ayah penyayang, dan menantu bijaksana agaknya harus ia jalani sedikit lebih awal dari perkiraan.

Tentu bukan kali pertama Yoongi tidur dengan wanita. Hampir seluruh kekasihnya pernah tidur dengannya. Ah, tidak. Kebanyakan ia berakhir menjalin kasih dengan seseorang adalah saat mereka telah tidur bersama. Sayangnya adik Geumjae itu bukan tipe pria setia. Hubungan asmara yang ia jalani paling lama adalah 2 tahun dan syukurnya semua itu berakhir dengan damai, atau lebih tepatnya atas keputusan bersama.

Terkecuali Sara. Akan tetapi hubungannya dengan Sara tidak perlu lagi dibahas. Selain perpisahan mereka menciptakan trauma yang mendalam bagi hidupnya, Yoongi juga sungguh ingin melupakan apa pun tentang gadis itu. Bagi Yoongi. Sara hanyalah luka. Luka paling disengaja yang ia lakukan untuk menghancurkan masa mudanya. Alasan mengapa ia tak pernah mencari satu pun kabar soal Sara sejak malam itu adalah, gadis itu adalah pengalaman terburuk yang pernah ia lalui.

Lalu ia bertemu Veronica. Gadis blasteran Korea-Amerika yang tiba-tiba muncul dihidupnya yang monoton. Ya untuk penggemar itu adalah hal yang lain. Mereka juga istimewa. Sebagai teman dan penyemangat, bukan berarti ia tidak tertarik dengan seorang gadis secara pribadi untuk dijadikan sosok spesial di belakang layar.

Keduanya bertemu di pesta ulang tahun pernikahan orangtua Veronica yang harusnya dihadiri ayahnya sebab ada presiden juga di sana. Namun, berhubung sang ayah mendadak jatuh sakit sepulangnya dari luar negeri, ia diharuskan menjadi wakil. Saat itu, usai bercakap-cakap mendadak Yoongi sangat ingin merokok, ia pergi ke halaman belakang rumah kebesaran keluarga Park dan menyulut batang nikotinnya di sana.

Tidak terlalu sepi, sebab beberapa pemuda anak pejabat banyak yang melakukan hal sama. Lalu ia mendapati Veronica mabuk berat di tepi kolam renang besar. Yoongi tertarik untuk bergabung dan kesadarannya larut dalam cairan alkohol juga. Singkat cerita, keduanya berakhir menghabiskan malam panas di kamar Veronica lalu di pagi harinya Yoongi terkejut bukan main sebab dia menjadi yang pertama bagi Veronica.

Lamunannya akan masa lalu terbuyarkan manakala ketukan sneakers tergesa-gesa milik adik sepupunya menginterupsi. Yoongi menggidikkan bahu. Reflek menggeleser ke belakang saat presensi Nam Seoha menghampirinya dengan ceroboh. Mewanti-wanti jika sebelah lengannya yang digips apik itu tersenggol.

"Apa-apaan kau!"

"Oh, maaf-maaf, tapi ini darurat, Yoon!"

"Ambil napas ... keluarkan .... Ambil lagi ... keluarkan lagi ... pelan-pelan," tuntun Yoongi layaknya konselor.

Lawan bicaranya menurut bagai anjing peliharaan. Demi apa pun Seoha itu seumuran Geumjae. Ia membiarkan Yoongi memanggilnya tanpa embel-embel 'kakak' sebab ibunya adalah adik kandung tuan Hwan.

"Oh, tunggu! Hei, kenapa jadi sesantai ini, sih?"

Kedua alis Yoongi terangkat.

"Itu, Yoon. Veronica. Ya, dia ada di klinik kandungan. Aku diberitahu salah satu perawat magang di sana. Katanya dia melakukan aborsi, astaga!"

"Hah?!"

Bagai disambar petir di siang bolong, Yoongi terbelalak mendengar penuturan Seoha. Jelas itu tidak pernah ada dalam prasangkanya selama ini. Seingatnya, hubungan mereka baik-baik saja sampai kemarin lalu. Hari ini, Yoongi juga tidak berniat mengirim pesan lagi setelah dua pesan terakhirnya belum mendapat balasan.