Bab 18

255 29 15
                                    

Selamat membaca 💜
.
.
.
.
.

Hal pertama yang Yoongi temukan manakala menapaki lantai apartemen itu adalah cahaya remang-remang. Masih sama. Rak sepatu ada di samping pintu masuk, serta sebuah gantungan berdiri di sebelahnya untuk menggantung barang-barang darurat seperti kunci sepeda motor dan payung. Kemudian, ketika Yoongi berhasil masuk sepenuhnya ke dalam, langsung saja ia disuguhi pemandangan yang samar-samar tampak mengerikan.

Yoongi mencari sakelar lampu dan menyalakannya. Seketika, tatanan di apartemen berukuran kurang-lebih 8x8 meter persegi itu terpampang jelas dan ... tidak berubah sama sekali. Baik letak sofa, kulkas, penanak nasi, dan pianonya. Piano itu masih berada di sana. Sebelah pintu balkon samping televisi.

Lantas saat melihat ke arah dapur, ia menemukan sekardus susu formula tergeletak berceceran di meja tak jauh dari gelas keramik gambar bunga bergagang kiri-kanan berisi seduhannya. Di samping westafel terdaat beberapa botol soju dengan isi tandas, lalu kue brownis yang dipotong asal juga sama berantakannya. Remahannya tercecer hingga nyaris mengotori seluruh permukaan meja. Yoongi mengernyitkan dahi.

Tatkala manik mantanya berpendar ke arah ruang tengah, ia dapati dinding-dinding bercat putih itu telah sangat kotor oleh coretan warna krayon. Beraneka ragam gambar terlukis di sana. Yoongi menelan ludah kaku, lantas memutuskan untuk berjalan mengendap. Begitu pula televisi dan pianonya. Stiker-stiker animasi banyaj tertempel memenuhi kaki piano dan tepian layar televisi. Entah mengapa dadanya berdenyut nyeri. Seolah pompaan darah yang dihasilkan jantung, mengandung serpihan jarum-jarum kecil yang siap melukai nadinya.

Pemandangan apa ini? Pikirnya.

Tut piano itu tampak menguning, membekas tekanan jari, seakan-akan telah digunakan oleh ahli pianis nyaris setiap hari di masa lalu hingga menjadi barang peninggalan sejarah. Yoongi berkedip-kedip berusaha mencerna dan menerima. Ia raih pigura kecil itu dan ia pandangi takut-takut. Mungkin inilah foto yang Sara maksud.

Foto di mana ia menggendong Yeseol yang tengah menggenggam lolipop warna-warni. Di bawah rindangnya bunga sakura. Rambut Yeseol yang nampak tergerai itu membuat Yoongi perlahan ingat. Benar. Yoongi ingat wajah dan aroma khas dari surai panjang gadis kecil itu.

Benarkah itu anaknya? Pun Yoongi tetap berusaha mangkir bahwa wajah mereka memang sangat mirip. Senyuman gusi dan segaris mata yang terbentuk saat kedua sudut bibirnya terangkat bahagia, mereka bagai pinang yang dibelah dua. Pria Hwan itu meggelen pelan. Air matanya meluncur bagai air terjun di sudut mata.

Oh! Pikiran dan perasaan Yoongi sangat tidak sinkron. Membayangkan wajah gadis kecil itu memanggilnya ayah adalah hal yang menggelikan, tapi menyedihkan jika berharap kejadian sama terulang sekarang.

Yoongi menoleh ke sana kemari. Samar-samar ia mendengar suara seseorang yang tengah bersenandung pelan dari arah balkon yang gelap. Ia menciptakan langkah pelan. Sedikit tercengang manakala ia mendapati surai panjang seorang wanita yang melambai-lambai tertiup angin malam mengintip di pintu balkon yang separuh terbuka. Saat ia berjalan lebih dekat, Yoongi langsung merutuki diri sebab sempat menebak-nebak siapa gerangan wanita itu padahal sudah jelas-jelas bahwa itu adalah Sara.

"Sara ...," panggilnya pelan.

Suara senandungan Sara kian jelas. Dari belakang, postur tubuh Sara terlihat seolah sedang menimang-nimang sesuatu. Badannya yang kurus mengayun pelan. Perempuan itu hanya memakai dress sifon motif floral bertali kecil dengan panjang sebawah lutut. Rumbaiannya

"Sara ...," panggil Yoongi lagi. Seketika ayunan tubuh Sara mendadak berhenti. Presensi perempuan itu berbalik pelan.

Barulah saat itu Yoongi membeku bagai balok es di daratan Antartika. Ketika manik mata mereka beradu, pupil Yoongi membesar dan tangannya gemetar hebat. Sara kelihatan berantakan sekali. Sebelah tangannya memegang garpu kecil dengan sepotong kue brownis, sementara tangan satunya menggendong boneka perempuan seukuran anak kecil dengan keadaan sama berantakannya.

Hello Mi Casa [M]✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang