Bab 07

210 26 3
                                    

Selamat membaca💜
.
.
.
.
.

"A-apa? Kau mau mengakhiri ini, hah? Setelah empat tahun? Kau pikir cintaku padamu sedangkal itu sampai aku menyakiti ibumu tanpa alasan?"

"Lihatlah gadis ini, dia memperlihatkan wajah barunya!" Yoongi mendengkus. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana jins hitam yang ketat. Pria itu tersenyum remeh sembari merotasikan bola mata. Menyugar surai yang telah ia cat pirang entah sejak kapan.

Melihat bagaimana Yoongi meremehkannya membuat Sara kelihatan marah. Giginya bergemelatuk dan tangannya terkepal erat. Sialan! Wanita tua itu pasti mengadu yang tidak-tidak pada Yoongi.

"Kau lebih percaya pada sosok ibu yang bahkan meninggalkanmu sendirian saat sedang terpuruk?"

"Kubilang kau tidak perlu khawatir, Sara. Dari semua penggemarku yang bahkan gila sampai-sampai tak jarang dari mereka mengambil uang orangtua hanya untuk menonton konser kami. Cuma kau yang aku cintai, cuma kau yang kubelikan ini itu dengan gajiku yang tidak seberapa, cuma kau yang kutiduri dan kau seberani ini berbicara buruk tentang ibuku?"

"Berbicara buruk? Aku? Faktanya adalah, ibumu tidak ada di sisimu saat kau sedang dalam keadaan yang mengerikan. Di saat semua keluargamu membenci impianmu, akulah yang memegangi lututmu agar tidak terjatuh. Kau seharusnya tidak percaya begitu saja pada ibu yang baru menemuimu setelah sekian tahun iatinggalkan, Hwan Yoongi?!" pekik Sara tak kalah lantang.

"Dan, ya! Kutiduri? Jadi selama ini kau hanya menganggapku teman tidur, huh? Yang selalu bisa kau tiduri sepulang konser? Brengsek sekali," imbuhnya parau.

Sara berkacak pinggang, rambutnya tetap berantakan meski berulangkali ia menyugarnya ke belakang dengan jari-jari kecilnya. Gadis itu tertawa sumbang sampai-sampai ujung matanya menitikkan air.

"Brengsek? Kau mengataiku brengsek karena aku ingin berbakti pada orangtuaku? Pada ibuku? Katakan! Katakan apa alasanmu menampar ibuku!"

"Ya?! Kau sangat brengsek sampai-sampai aku ingin menjambak rambutmu sampai rontok!"

"Kubayar semua biaya kuliahmu, Sara. Kuberikan semua hadiah dari penggemarku, untukmu. Apartemen itu. Apartemen yang kita tempati itu bahkan kustujui atas namamu."

"Cih! Kau hanya melakukannya sebulan terakhir, Hwan! Selama kau tidak lagi dikirimi uang oleh ayahmu, akulah yang menopang hidupmu. Akulah yang membelikanmu barang-barang bergaya untuk kau tampil di panggung yang hanya berisikan beberapa penggemar saja! Kau lupa?!"

Sara mengatakannya dengan penekanan, baik di nada bicaranya maupun di dada Yoongi dengan telapak tangannya. Pun perlakuan demikian tidak mengurangi kilatan amarah dan kekecewaan di wajah Yoongi.

"Aku akan menggantinya. Berapa, huh? Akan kubayar semua semua uang dan tenaga yang kaukerahkan untuk empat tahun kita jika kau menginginkan itu. Kaupikir aku tidak bisa? Persetan dengan cinta?! Kau bahkan tidak benar-benar mencintaiku, Sara," tandas Yoongi sebelum akhirnya pergi dari sana dan meninggalkan Sara di ujung persimpangan.

Tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan Yoongi, Sara pun mengejarnya dan berhasil meraup tangan Yoongi ketika di tengan penyebrangan jalan yang sepi.

"Pulang, Yoongi?!" teriak Sara sembari menarik pergelangan Yoongi dan menariknya ke arah berlawanan. "Arah rumah kita bukan ke sana."

"Lepaskan?!" Yoongi melepaskan diri lagi hingga Sara sedikit terjerembab ke belakang beberapa langkah.

"Kaupikir aku sudi pulang ke sana setelah perdebatan ini?"

"Ya! Kau harus pulang. Kau bilang aku adalah rumahmu, jadi pulang sekarang juga dan kita bicara lagi besok," tandas Sara sembari menarik lengan Yoongi kembali. Namun lagi-lagi Yoongi melepaskannya.

Hello Mi Casa [M]✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang