Bab 17

210 33 7
                                    

selamat membaca💜
.
.
.
.
.

"Kau tahu bahwa kau telah merusak semua rencana yang kupersiapkan untuk masa depan anak-anakku?"

"Kenapa? Kenapa kau masih saja membenciku padahal aku sudah sederajat denganmu?"

Cengkraman jemari nyonya Haeso pada rambut Sara yang setengah basah itu kian mengerat. Sara mendangak Sara berusaha untuk tidak melakukan hal yang sama dengan menahani kepalan tangannya di bahu nyonya Haeso. Kondisi keduanya sudah sama berantakan.

"Lepas ... kan!"

"Wanita jalang sepertimu pantas mendapatkannya! Sederajat katamu? Huh? Kau pikir hanya dengan menjadi dokter, kau sudah sederajat dengan keluargaku? Kau sudah tidak waras!"

Selagi meringis menahan nyeri sebab segumpal rambutnya ditarik paksa oleh Haeso, Sara terkekeh remeh.

"Tch, kau sudah mempertimbangkan akibat ulahmu ini, 'kan? Coba tebak apa yang 'kan dilakukan Geumjae saat tahu kau menganiaya diriku seperti ini," ejek Sara di sela-sela desisnya. Nyonya Haeso tidak main-main dengan tindak aniaya terhadapnya. Beruntung Sara sempat mengedarkan pandangan dan mendapati kamera CCTV di ujung lorong.

Sebab ia bukan lagi sosok Sara yang dahulu. Kini ia akan memperjuangkan kebenarannya dengan cara apa pun. Toh, mengalah agar hubungan ibu dan anak mereka tidak rusak, tidak berimbas sesuatu yang baik padanya. Jadi untuk apa ia harus mengalah lagi? Yoongi maupun Geumjae, harus tahu seperti apa ibu mereka.

"Kau lupa? Aku bisa membuat Yoongi membencimu dalam semalam saja? Padahal kalian telah menjalin hubungan setengah windu," ujar Haeso pongah.

Kang Sara nyaris tak berkutik mendengar penuturan tersebut. Ia mati kutu. Fakta yang begitu mengerikan, di mana Yoongi yang bahkan sempat membenci ibunya bertahun-tahun percaya begitu saja pada aduan wanita itu hingga meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Menuduhnya yang tidak-tidak.

"Kau membuat anakku kehilangan ayahnya."

"Kaupikir aku peduli?"

Sara membelalakkan mata. "Apa ...?" ucapnya spontan. Tidak menyangka sama sekali jika nyonya Haeso sudah tahu menahu keberadaan Yeseol, namun memilih untuk tutup mulut.

"Jad—jadi ... anda sudah tahu soal Yeseol?"

"Ya. Itu tidak mungkin anak Yoongi. Putraku bilang selalu bermain aman denganmu. Jika pun iya, aku tidak sudi memiliki cucu yang lahir di luar pernikahan. Lagipula dia perempuan, dan aku ingin cucu laki-laki."

Sara tertawa sumbang. Suaranya yang semakin keras terdengar menggema di penjuru lorong. Tidak menutup kemungkinan kedua pria di balik dinding belokan itu mendengarnya.

Yoongi merasakan nyeri hebat pada dadanya. Ia merinding. Fakta baru yang ia ketahui berhasil menggemparkan alam semestanya sekali lagi. Baik Yoongi maupun Geumjae merasa harus berebut oksigen demi membasahi paru-paru mereka yang kering kerontang. Keduanya saling melempar tatapan yang sukar dimengerti. Sebelum berikut Geumjae memutuskan untuk muncul dan menginterupsi keduanya dengan tangan yang terkepal erat di samping tubuh.

"Jadi selama ini kau berbohong?"

"Senior ...," ucap Sara lirih. Kepalanya separuh mendangak menghadap kiri. Berjarak sekitar empat meter dari tempatnya bersimpuh ada Geumjae dan Yoongi yang berdiri sejajar. Kakak-beradik itu memandanginya dengan tatapan kosong.

"Geumjae-ya ...."

Genggaman erat tangan nyonya Haeso pada rambut Sara terlepas cepat. Wanita tua itu terlihat beranjak bangun, akan tetapi sebentar ia terjerembab ke belakang. Sembari memegangi kepalanya seiring lipatan yang tercipta di dahi.

Hello Mi Casa [M]✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang