Bab 09

202 28 6
                                    

Selamat membaca💜
.
.
.
.
.

"Yoongi multitalenta, Bu. Dia bisa melakukan segalanya. Jadi, jika dia bisa memimpin perusahaan kenapa harus aku?"

"Dia juga menjadi produser, Jae. Tidak lihatkah kau bahwa dia sangat kewalahan?"

"Kupikir dia menikmatinya. Dia juga sudah mempersiapkan pewaris," serang Geumjae kotor. Mengadukan pengakuan Yoongi tentang Veronica yang sedang hamil berharap sang ibu tak lagi memaksanya untuk mengatur perusahaan yang membosankan. Geumjae, 'kan, mau bersantai. Menikmati hobinya sebagai penolong orang di rumah sakit sembari menghabiskan banyak waktu dengan Sara.

Bagi Geumjae, memegang perusahaan besar tidak seperti yang ada dalam bayangan para maniak uang. Mereka pikir, menjadi seorang CEO hanya akan bersantai sembari menunggu para asisten datang silih berganti meminta tanda tangan. Munafik.

Selagi sang presdir yang menikmati waktu santai itu, CEO akan sibuk bukan kepalang menemui berbagai macam investor.

"Satu tahun. Hm? Pegang sebentar perusahaan ayahmu selama satu tahun selagi Yoongi menikah," mohon nyonya Hwan dengan wajah sayu. Berharap sang anak sulung mengindahkan permintaannya.

"Apa? Hei, Ibu sudah tahu kalau Yoongi menghamili si Veronica itu?"

"He'eum. Hebat, 'kan? Dia dengan senang hati memberikan apa yang ibu inginkan."

Geumjae merotasikan bola matanya jengah. Sang ibu pasti sedang menyindirnya. Memang dua tahun terakhir ini ia sudah dipaksa untuk segera menikah. Memberi teman kencan buta dadakan, menjodohkannya secara gamblang, bahkan pernah menyuruh seorang anak dari kolega bisnis suaminya untuk tidur dengan Geumjae sampai hamil.

Sayangnya dokter tampan itu sudah paham betul tipu muslihat sang ibu. Saat wanita bermarga Min itu menampakkan gerak-gerik mencurigakan, maka ia akan segera memasang kontrasepsi suntik untuk melemahkan spermanya. Berjaga-jaga saat tubuhnya menghianati pikiran dengan melakukan seks yang mana itu telah menjadi kebutuhan pokok pria dewasa sepertinya.

Geumjae sudah terpikat dengan sosok Sara yang periang tapi misterius sejak awal musim gugur lalu. Sama seperti beberapa dokter lain, Geumjae juga terpana dengan kelihaian Sara memainkan atraksi kecil di pesta penyambutan para pemagang 3 tahun lalu. Namun yang membuatnya ingin lebih dekat dengan sosok janda muda itu adalah, ketika ia mendapati Sara terisak pilu di ujung lorong rumah sakit yang sepi.

Perempuan itu mengaku sedih dan tak bertenaga usai mengeluarkan bayi yang sudah meninggal dari dalam perut ibu muda. Padahal hari persalinan sudah ada di depan mata, namun karena ia terjatuh dari tangga apartemennya, ibu muda itu akhirnya mengalami pendarahan hebat dan bayinya tak tertolong.

Sara terlihat sangat rapuh seperti selembar kaca tipis. Geumjae memeluknya erat guna menenangkan. Sara menumpahkan air matanya dengan puas-puas. Lalu Geumjae sukses dibuat menahan diri habis-habisan saat Sara terlihat malu menemukan beberapa riasannya menempel di jas putih Geumjae.

Fakta bahwa Sara berasal dari satu panti asuhan yang sama dengan Jaejun, membuat Geumjae semakin dekat dengannya dan benih-benih rasa suka mulai bermunculan.

"I—ibu tidak marah? Mereka, 'kan, belum menikah resmi?" adu Geumjae. Nyonya Hwan tertawa tipis.

"Apa bedanya menikah sekarang atau nanti? Mereka tetap akan menikah dalam waktu dekat. Lagipula Ibu sudah tidak sabar ingin menggendong cucu." Sembari turut mendudukkan diri pada kursi kosong di antara keduanya. Nyonya Hwan bersidekap sambil mengangkat dagu, bangga. Senyum asimetris tak luput dari wajahnya.

Geumjae berdigik ngeri. Memandangi Yoongi yang langsung melemparkan tatapan menyetujui. Sejemang ia pun turut mematri senyum malu-malu.

"Aku juga akan menikah, kok."

Hello Mi Casa [M]✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang