Bab 13

212 29 10
                                    

Selamat menbaca💜
.
.
.
.
.

Telunjuknya tegak lurus hingga menempel mulut, memberi isyarat pada pria petugas keamanan agar diam tak bersuara. Pria paruh baya itu berdiri stagnan, di depan kaca sempit yang memperlihatkan sebagian kecil isi ruangan tempat sang putra beristirahat.

Netranya memaku lurus pada apa yang dokter wanita itu lakukan di dalam sana. Sejenak rasa ingin segera masuk meletup-letup dalam dadanya. Hwan Jaesang ingat betul bahwa dokter terakhir yang memeriksa Yoongi mengatakan, jika tak akan ada lagi pemeriksaan sampai besok pagi. Keadaan Yoongi mulai stabil, jadi beberapa suntikan pereda nyeri sudah mulai dikurangi.

Lantas, mengapa ada dokter yang mendadak masuk tanpa interupsi? Dan mengapa dokter itu berdiam diri mengamati putranya yang tengah terlelap. Belum lagi ketika dokter itu mengeluarkan setangkai bunga krisan dari dalam saku jas kedokterannya. Mungkinkah ada maksud terselubung? Atau wanita itu adalah salah satu penggemar berat putranya?

Namun, semua prasangkanya lenyap ketika ia bertanya pada si penjaga. Kang Sara adalah nama dokter yang baru saja masuk itu. Dokter cantik yang namanya sempat berada dalam daftar pencariannya di seluruh jajaran staf rumah sakit milik sang adik. Mengapa demikian? Hwan Jaesang sempat mendengar anak sulungnya bercerita.

Tentang seorang wanita yang berhasil memikat hatinya dalam kurun waktu tiga tahun saja. Sempat terkejut lantaran foto yang diperkenalkan Geumjae adalah sosok familiar, berakhir Jaesang menelusuri latar belakang wanita itu mendapati fakta yang mengejutkan.

"Nak Sara, ya?"

Dua detik usai namanya diudarakan oleh pria bertuksedo hitam dengan helai rambut yang nampak putih keseluruhan, Sara direk stagnan. Tubuhnya membeku bagai balok es. Ia mengunci tatapannya ke arah pria penjaga di luar pintu yang menatapnya datar.

"Apa kau masih tak bisa melupakan apa yang terjadi di masa lalu?"

Ia melirik melalui sudut mata. Jujur saja dari sejak ia memandangi sekilas pria itu dari ujung kepala sampai ujung kaki, sudah mirip sekali dengan Yoongi dan Geumjae. Akan tetapi, Sara tidak mau langsung memastikan jika pria berwajah apatis itu adalah ayah mereka. Meski si penjaga tadi sempat bilang bahwa Yoongi hanya sedang ditunggui oleh ayahnya. Mungkin saja, itu adalah paman kerabat lain.

Namun, pertanyaan yang dilayangkan pria itu membuatnya sangat yakin jika sosok bertubuh tegap itu adalah Hwan Jaesang. Pria paruh baya yang dahulu kerapkali Sara dengar namanya melalui mulut Yoongi. Cerita-cerita tentang kebijaksanaan pria itu dalam mengayomi keluarga terdengar luar biasa hebat. Meski demikian, pria bermata sipit itu sangat mencintai istrinya. Min Haeso. Sampai-sampai ia meminta maaf berkali-kali pada Yoongi ketika dahulu sempat berhenti mengirimkan uang karena ancaman sang istri.

Dua detik setelah hening membungkus. Sara akhirnya berdeham kecil untuk memecah suasana. Membalikkan tubuh dengan sopan dan membungkuk hormat.

"Apa ada yang perlu saya bantu, Tuan?"

"Aku selalu tahu kekasih anak-anakku, Nona Kang."

Obsidian mereka beradu. Manik kembar Sara sempat menyipit menandakan bahwa ia sedang mengulas senyum. Begitu pula tuan besar Hwan. Pria itu melirik sebentar ke arah bunga krisan yang ditinggalkan Sara di atas nakas, lalu memandanginya lagi dengan wajah yang lebih ramah. Lain halnya dengan Sara. Entah tuan Hwan tahu atau tidak maksud dari bung krisan itu, ia harap-harap cemas. Mustahil langsung kabur seolah mengakui bahwa ia tengah melakukan suatu kejahatan.

"Sepertinya anda salah orang."

"Komplek lawas Donggu, lantai 4, apartemen nomor 118."

"Ba-bagaimana—"

Hello Mi Casa [M]✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang