Bab 12

216 27 2
                                    

Selamat membaca💜
.
.
.
.
.

"What the fuck ...?"

"Yeah ... dunia ini sangat sempit."

"Gila! Apa kedua kakak-beradik itu punya selera yang sama?"

"Sialan! Kau benar. Padahal cuma kebetulan, lagipula sifat mereka sangat berbeda. Senior Geumjae tipe pria yang tidak mungkin meninggalkanku tanpa ingin tahu penjelasanku jika kita ada masalah."

"Tapi Sara ...."

Dahee menjeda kalimatnya. Sembari menyandarkan punggung pada lengan sofa, ia memandangi lamat-lamat presensi Sara yang tengah menenggak minum di depan kulkas. Dahee bimbang haruskah ia memperingati atau membiarkan Sara melaluinya dengan mandiri.

Sara berjalan menuju bak cuci piring untuk mencuci gelas yang baru saja ia minum. Tipikal ibu-ibu yang disiplin. Meski wanita itu berniat untuk melupakan semua sifat keibuan yang muncul mendadak saat ia menjadi ibu dahulu, beberapa kebiasaan masih terbawa-bawa tanpa sadar ketika ia sadar; tidak dalam pengaruh alkohol.

"Tapi apa?" sergah Sara saat Dahee tak kunjung melanjutkan perkataannya yang menggantung. Sara tahu tujuan perkataan Dahee. Ia hanya berusaha untuk tidak memperlihatkannya.

"Ah, tidak. Lupakan saja."

"Haishhh, kau mau mati?"

"Bukan ..., kupikir apa yang akan kukatakan akan membuatmu pesimis tentang hubungan kalian. Oh, ayolah ... Geumjae tidak tahu-menahu soal kejadian di masa lalu, 'kan?"

"Jadi kau ingin aku melanjutkan hubungan ini?" Sara melotot ke arah Dahee, " dengan kakaknya si berandal itu?" sambungnya.

Dahee menegakkan tubuhnya dengan antusiasme tinggi. "Kau akan mencampakkan Geumjae?"

"Ya. Aku tidak mau repot-repot berhubungan dengan nenek peyot itu."

Bahu Dahee merosot ke bawah seiring dengan embusan napas panjang namun melegakan. Gadis itu tersenyum tipis seolah bersyukur bahwa pikirannya dan Sara begitu sinkron. Baguslah. Ia tidak perlu lagi pura-pura mengompori bahwa ia tidak setuju, setelah sebelumnya juga pura-pura setuju.

"Kupikir kau akan bersikukuh. Jadi kau tak benar-benar menyukai dokter itu, ya? Baguslah."

Mata Dahee memutar, mengikuti langkah santai Sara dari dapur ke sofa kosong di sebelahnya bersama setoples camilan dalam dekapan. Dahee langsung bersila menghadap Sara dengan binar-binar senang. Sara sangat santai dan tidak terlihat begitu terpuruk, itu sudah lebih dari cukup untuknya. Jika Sara murung dan sedih sampai memutuskan untuk mabuk-mabukan, ia tak tahu harus ke mana lagi mencari pelarian ketika ia bertengkar dengan orangtuanya. Alih-alih ia mendapatkan tepukan lembut di bahu sebagai penenang, yang ada ia harus bermain peran sampai efek mabuk di tubuh Sara menghilang. Dan itu mengerikan, sungguh.

"Aku menyukai Geumjae. Selama nyaris dua minggu kami menjalin hubungan, dia adalah pria hangat dan perhatian. Aku suka saat dia membersihkan tulang ikan untukku, meminjamkan sepatunya saat aku lelah pakai highheels, membuatkanku miyeokguk instan ... takaran airnya sangat pas. Kau tahu ... aku juga suka caranya menciumku ...."

Suara Sara semakin lirih di akhir kalimat. Dahee harap-harap cemas saat menemukan Sara yang mulai termangu dengan tatapan kosong. Gadis itu menggoyangkan tangan Sara guna mengalihkan.

"Tapi, Dahee ... semua yang dilakukannya juga mengingatkanku pada Yoongi," lirihnya. Sara mendesah pelan, lalu melanjutkan "Ya ..., selain meminum americano di taman belakang rumah sakit, hampir semuanya sudah pernah kulakukan dengan Yoongi."

Dahee mengulum bibirnya ke dalam mulut dengan canggung seraya menganggukkan kepala.

"Jadi ...?" tanya Dahee ragu-ragu. Maniknya sudah melirik-lirik ke sembarang arah. Berusaha untuk terlihat tidak peduli pada eksistensi Sara dengan kisah percintaanya yang amburadul. Dahee hanya tidak ingin Sara menanggapi kakak-beradik Hwan itu dengan serius. Dahee ingin Sara melanjutkan hidupnya secara normal.

Hello Mi Casa [M]✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang