Bab 18 : Surat (3)

803 42 4
                                    

Hana berjalan sempoyongan kearah meja belajarnya. Mengambil kotak berwana baby blue dilaci mejanya.

Semua surat Andy yang dia terima bertahun-tahun lamanya, masih tersimpan rapi tanpa noda.

Hana menerawang surat-surat yang kini sudah dia pegang. Ingatannya kembali ke masa dimana dia dan Andy masih berkirim-kirim surat.

Melihat foto anak laki-laki yang sedang menggunakan kostum monyet dengan senyuman lebarnya membuat hati Hana menjadi semakin perih. Kapan lagi dia bisa melihat senyuman itu ?

" Andy..." Lirih Hana di sela isakkannya.

Kemudian, Hana beralih ke surat-surat dengan gambar yang lucu-lucu. Dia mulai membacanya satu per satu.

Hi Aan.

Aan kabarnya gimana ? Andy disini baik-baik saja. Andy libur sekolah seminggu. Dan sekarang, Andy udah balik ke TK.

O iya, sekarang Andy lagi belajar menulis dan membaca lhoh An. Surat ini, Andy minta Bu Ida yang nulis. Kata Bu Ida, tulisan Andy masih jelek dan nggak bisa di baca. Hehe..

Andy mau jumpa Aan lagi. Nanti kita bisa main robot-robotan.

Aan...

Andy terpilih ikut main drama lhoh. Andy jadi monyet. Bajunya lucu. Warna coklat.

Andy pengen banget, Aan datang waktu Andy nampil nanti. Tapi rumah Aan jauh ya ? Tapi, tenang aja An. Nanti Andy kirim foto-foto Andy pakai kostum monyet.

Hallo Aan...

Bu Ida lagi nggak masuk. Jadi yang nulis surat ini, nenek Andy. Gimana An foto Andy ? Keren kan ?

Aan bilang, bulan depan Aan ikut lomba nari ya ? Andy jadi pengen liat Aan. Pasti Aan keren banget. Nanti fotonya kirim ke Andy ya.

Hai...

Aan, foto Aan cantik. Terakhir Andy jumpa Aan, rambut Aan pendek kan ? Sekarang udah panjang.

Andy suka sama perempuan yang rambutnya panjang. Teman-teman Andy disini banyak yang rambutnya panjang.

O iya, kata Bu Ida sama nenek, Aan cantik. Mereka mau ketemu sama Aan.

Hallo...

Andy lagi sedih An. Andy tadi malam mimpiin Bunda. Andy sedih karena itu cuma mimpi. Kalau aja itu nyata.

Kalau ingat Bunda, Andy juga jadi kangen sama Aan. Andy ingat, waktu Andy lagi nangis, Aan meluk Andy dan ikut nangis juga. Pelukan Aan ngingatin Andy sama Bunda. Andy kangen Aan.

Seketika itu juga, air mata Hana menetes. Isakkannya terdengar semakin keras. Bantal yang menjadi pelukkannya sudah basah dengan air mata.

" Aan juga kangen sama Andy. Kenapa Andy pergi tanpa bilang-bilang sama Aan.

Andy mau Aan peluk lagi kan ? Kalau begitu, kasih tau Aan, sekarang Andy dimana. Nanti Aan bakalan pergi kesana.

Aan kangen Andy. Aan mau peluk Andy. Andy, bisa nggak kita ketemu ? Ada yang mau Aan bilang. Aan mau bilang ke Andy kalau Aan suka Andy.

Aan mau jadi pacar Andy. Andy mau nggak jadi pacar Aan ? " Setelah bergumam di sela isakkannya, Hana langsung menutup wajahnya dengan bantal dan berteriak menangis atas semua keinginannya yang sudah tidak mungkin lagi tercapai.

×××

Tidak jauh berbeda dengan Hana, Zryld pulang dengan tampang mengenaskannya.

Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang