Tidak lama kami telah tiba didepan rumah Reva yang berbeda blok dengan rumahku. Setelah Reva naik, mobil segera melaju menuju rumah kedua. Tentu saja sebelum Reva naik ke mobil, kami sempat sedikit berdebat. Tidak lain dan tidak bukan adalah Reva yang ingin berada di depan.
Itulah tujuanku menyuruh Fia untuk menjemput ku lebih dulu. Aku ingin mengambil tempat itu dan membiarkan Reva untuk duduk di belakang. Aku ingin sekali duduk di situ, karena setiap kami bepergian menggunakan mobil dia selalu mengambil tempat didepan.
Aku memberikan kesepakatan bahwa aku akan duduk didepan sampai ke cafe, dan nanti Reva yang akan duduk di sana saat pergi dan pulang dari mall. Akhirnya dia setuju dan duduk dengan tidak rela di kursi tengah.
Setelahnya mobil telah terparkir tepat di depan Gadys yang telah menunggu kami didepan rumahnya. Dia segera masuk dan bergabung dengan kami yang sedang bernyanyi sedari tadi.
Menuju rumah si Li, ternyata terjadi kemacetan yang ku syukuri tidak terlalu lama. Saat kami tiba, dia sudah marah-marah sembari membuka pintu mobil. Katanya kenapa kami lama menjemput dia, dia sudah kepanasan berdiri di depan rumah. Bahkan sudah lima kali bolak-balik kedalam rumah untuk mengambil camilan.
Kami akhirnya segera berangkat menuju cafe tidak jauh dari mall yang akan di tuju oleh Gadys tadi. Setelah memarkirkan mobil, kami segera turun dan berjalan menuju cafe. Aku menawarkan diri untuk memesan dan mereka saja yang mencari meja.
Setelah menulis pesanan mereka, aku segera menuju kasir untuk memesan, tidak lupa untuk memberitahu pada kasur bahwa aku ingin pesanan di antar saja. Tentu aku tidak kuat jika harus membawanya sendirian, mereka semua memesan lumayan banyak. Aku bahkan ragu jika mereka bisa menghabiskan nya.
Aku segera menghampiri meja yang telah mereka duduki dan bergabung di dalam obrolan yang sedang berlangsung. Yeah, tentu topik pembicaraan kali ini adalah aku. Entah bagaimana bisa hingga topik pembicaraan yang awalnya adalah kuliah bisa berakhir dengan membahas tentang ku.
Tapi bagus sih, jadi aku bisa lebih leluasa untuk membahas ini tanpa harus mencari topik terlebih dahulu. Aku juga belum menceritakan secara lengkap soal itu kepada mereka.
"Eh Lia, apa kabar para Kakak mu? Ku dengar dua hari lagi mereka bakal world tour yah? Apakah Indonesia masuk list tour mereka? Terus-terus, mereka bakal menginap di rumahmu kah kalau Indonesia masuk? Secara rumahmu kan lebih dekat jika mau ke venue ICE BSD" tanya Gadys penasaran.
Aku terdiam sebentar, "Kabar mereka baik, mereka sering mengirimkan aku pesan. Iya mereka memang dua hari lagi world tour dan Indonesia masuk kedalam list itu. Untuk menginap, aku tidak yakin. Aku bahkan tidak tau apakah mereka menginap atau bermalam di hotel bersama staff mereka"
"Ayo dong bilang pada mereka untuk menginap di rumahmu. Siapa tau aku bisa mendapatkan tanda tangan gratis dari mereka saat aku berkunjung ke rumahmu?" bujuk Gadys yang tidak akan ku kabulkan.
"Tidak-tidak. Aku sudah tau apa yang sedang otakmu rencanakan sekarang. Kau tidak bisa menipuku Gadys"
"Ayolah Lia. Nanti kau juga akan mendapatkan bagianmu"
"Sekali tidak tetap tidak Gadys. Untuk masalah uang, aku bahkan sudah memiliki banyak uang. Uang jajan dari orang tuaku di tambah uang jajan dari ketujuh kakak ku yang dimulai dari kita sampai di Indonesia telah mereka kirimkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Brothers
FanfictionPerkenalkan namaku Lia. Aku bersama 4 sahabatku berkuliah di salah satu kampus di Jakarta. Tidak ada yang seru dari kehidupan kami berlima, itu sebelum Ummi dan Ayah membeberkan rahasia yang mereka sembunyikan bertahun-tahun lamanya. Ayo ikuti kisah...