Aku tiba dengan selamat di pekarangan rumahku. Setelah berpamitan pada Reva dan menunggu hingga motornya sudah hilang dari pandanganku, aku langsung saja masuk ke dalam rumah.
Ku lihat Ummi dan Ayah sedang asyik menonton berita. Aku mempunyai ide jahil, yaitu mengagetkan mereka, sepertinya mereka terlalu asyik menonton sampai tidak sadar anaknya sudah pulang.
Aku mengendap-endap mendekati mereka, tiba di antara mereka dari belakang. Aku langsung mencium pipi mereka dan kabur naik ke kamar. Samar-samar aku mendengar Ayah berseru kaget dan langsung memanggil namaku.
Sepanjang tangga aku hanya bisa tertawa karena menganggap hal tersebut adalah hal lucu. Aku sudah tidak mendengar suara Ayah lagi, sepertinya Ayah mendengar suara tertawaku.
***
Aku langsung saja membuka pintu dengan gantungan yang bertuliskan ‘Lia room’ dan terpampanglah kamar dengan nuansa biru langit tersebut. Aku bergegas menaruh barang-barang ku, berganti baju rumah, dan langsung turun ke bawah. Tenang aku sudah mandi kok di basecamp tadi.
Sesampainya di bawah, ternyata Ayah dan Ummi sudah berada di ruang makan. Aku segera menarik kursi, Ummi langsung berdiri dan bertanya ingin makan apa. Aku menyebutkan makanannya dan dengan segera Ummi mengambilkannya, tentu saja dengan porsi kecil.
Kalian tidak lupa kan sore tadi kami semua habis memakan makanan yang aku pesan online?.
Kami semua makan dalam diam walaupun sesekali Ayah membuka pembicaraan. Seperti biasa Ayah akan membahas soal buku yang dia baca hari ini.
Aku selesai terlebih dahulu dan langsung mengambil buah. Itu kebiasaan dalam keluarga kami, sehabis makan makanan berat harus memakan buah setelahnya. Aku menunggu Ayah dan Ummi selesai makan sambil sesekali aku menimpali percakapan Ayah tentang buku.
Setelah semua selesai makan, aku segera membereskan piring-piring yang kotor dan langsung mencucinya. Setelah semua bersih, aku bergegas menuju ruang keluarga karena sepertinya kartunku sudah mau dimulai.
Begitu sampai di sana, ternyata Ayah sudah memutar channel yang menampilkan kartunku. Aku langsung bergegas duduk dan menonton dalam diam.
Tidak terasa kartunku sudah habis, setelahnya aku langsung memeluk keduanya dan sepertinya mereka terkejut.
Mungkin mereka berpikir bahwa aku ingin membicarakan sesuatu jadi tidak lama setelah aku memeluk mereka, Ayah langsung membuka suara
“Ada apa sayang, tumben kamu memeluk kami. Ada yang mau kamu bagi dengan kami?”“Ayah tau saja, iya Lia mau membicarakan sesuatu. Ayah dan Ummi tadi membuat kode ya? Saat makan tadi—lebih tepatnya saat Ayah sedang membicarakan tentang buku, Lia sekilas seperti melihat Ayah dan Ummi memberikan kode lewat mata. Kalian ada yang mau membicarakan sesuatu pada Lia?” Akhirnya aku bisa mengeluarkan perasaan mengganjal yang sejak tadi terus ku pikirkan.
Ummi menoleh pada Ayah, meminta bantuan.
“Tak apa Ummi, Lia harus tau yang sebenarnya” Ayah tersenyum sembari menenangkan Ummi. “Nak, maaf kalau Ummi dan Ayah menyimpan rahasia ini dari kamu. Rahasia yang kami tutupi dari semua orang dan hanya empat orang yang tau rahasia ini. Kamu orang kelima yang akan mengetahuinya”
Terdengar suara helaan nafas yang cukup panjang, ayah akhirnya membuka suara
“Sayang dengar, apa yang akan ayah katakan kepadamu itu semua adalah fakta. Kamu boleh tidak mempercayai nya tapi ayah tekankan sekali lagi kalau apa yang akan ayah katakan kepadamu, itu semua adalah fakta. Suka tidak suka. Dan sebelumnya ayah minta maaf karena menyembunyikan ini semua darimu nak, sebenarnya kamu bukan anak tunggal tetapi anak bungsu. Kamu sebenarnya mempunyai tujuh orang kakak, ta—“
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Brothers
FanfictionPerkenalkan namaku Lia. Aku bersama 4 sahabatku berkuliah di salah satu kampus di Jakarta. Tidak ada yang seru dari kehidupan kami berlima, itu sebelum Ummi dan Ayah membeberkan rahasia yang mereka sembunyikan bertahun-tahun lamanya. Ayo ikuti kisah...