15. Ulang Tahun Dewa

7 2 0
                                    

  “Memangnya kamu ingin ke mana? Kita sudah cukup jauh dari rumah,” tanya kak Dewa tiba-tiba.

  Aku yang sejak tadi melamun tidak menyadari bahwa kami sudah berkendara cukup jauh, “Ke mall saja kak, ada yang ingin aku beli di sana. Lalu setelahnya kita bisa bermain di game center, aku ingin me-time dengan kakak hanya berdua,” jawabku setelah berpikir cukup lama.

  Kak Dewa terlihat memutar setir mobil ke kiri dan terlihat parkiran luas dengan banyak mobil yang terparkir dengan rapi. Aku melirik ke kanan dan kiri untuk mencari tempat parkir yang masih kosong. “Kak, parkir di situ kak, kosong tuh,” ujarku menunjuk ke arah kiri. Dirinya segera memarkirkan mobil di sana, aku bergegas turun dari mobil, tidak sabar untuk membeli barang yang ku inginkan.

  Aku pun masuk ke dalam mall lalu menarik tangan kak Dewa menuju salah satu toko yang berada tidak jauh dari kami. Menariknya ke arah baju yang sudah ku incar sejak masuk ke dalam toko ini, kak Dewa hanya menghela nafas pasrah, “Kak Dewa, sini. Menurut kakak bagus yang mana?” tanyaku padanya dengan menunjukkan dua pilihan baju yang menurutku cocok.

  “Yang kedua lebih bagus. Memangnya buat siapa? Tidak mungkin untuk kamu ataupun sahabat kamu,” matanya memicing sesaat setelah melontarkan pertanyaan tersebut.

  “Teman kelasku dulu kak. Besok ulang tahunnya jadi hari ini aku ingin membelikannya hadiah. Karena dia cowok, aku memilih kakak sebagai contoh karena tingginya mirip seperti kakak. Bahkan gaya berpakaiannya juga mirip, maka dari itu aku meminta tolong pada kakak untuk menemaniku sekaligus menjadi contoh untuk dirinya,” ucapku dengan lancar.

  Wajahku sedikit pucat saat kak Dewa mulai curiga, sepertinya dirinya tidak yakin dengan jawabanku. Aku segera mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya ke toko lain walaupun harus meminta maaf dalam batinku. Setelah mendapat barangnya, kami segera keluar dari toko dan kembali mencari di toko lainnya hingga tidak terasa waktu makan siang telah tiba.

  “Kak, ke atas yuk. Aku mulai lapar,” keluhku padanya.

  Tanpa basa basi kak Dewa mengambil semua belanjaan yang ku pegang lalu mengajakku menuju restoran yang berada di lantai tiga mall ini. Setelah berkeliling cukup lama untuk memilih makan siang kami, akhirnya pilihan terakhir jatuh pada restoran yang menyajikan makanan khas Korea.

  Aku tahu sebenarnya kak Dewa sedikit rindu dengan makanan itu walaupun terkadang ummi memesannya untuk makan malam. Untuk itu aku memilih restoran Korean food untuk kak Dewa khusus hari ini.

  Kami segera masuk ke dalam dan memesan makan siang. Aku memesan kimbab serta milkshake strawberry. Mengalihkan perhatianku padanya karena sejak tadi tidak menggubris pertanyaanku, aku menepuk bahunya sekali untuk menyadarkannya, “Kak, kakak ingin pesan apa? Sejak tadi ku panggil tidak menyahut, melamun apa sih?” tanyaku kembali.

  “Samakan dengan pesanan kamu saja, minumnya air dingin. Kakak lagi mengurangi kafein jadi tidak minum kopi,” jawabnya lalu mengeluarkan dompet dari saku celana. “Ini kartunya, kakak tunggu di sana,” tunjuknya pada salah satu meja di belakang kami.

  Menatap punggungnya yang semakin menjauh dari tempatku berdiri dengan heran, aku segera memberikan kartu kak Dewa pada kasir untuk membayarnya. Setelah itu aku segera menyusulnya menuju tempat yang telah di pilih oleh kak Dewa. ‘Kak Dewa kenapa? Apa dia masih kesal soal semalam?’ pikirku bingung sembari berjalan mendekatinya.

  Begitu tiba aku segera duduk di depannya. Menatapnya penuh selidik, baru saja ingin membuka mulut, tiba-tiba terdengar suara seseorang di sampingku. “Permisi kak, ini pesanannya. Selamat menikmati,” ujarnya sopan. Ternyata seorang pelayan yang mengantarkan pesanan kami sudah datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Lost BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang