Keesokan harinya, aku bangun sedikit terlambat dari biasanya. Sepertinya karena terlalu banyak pikiran jadi tubuhku secara otomatis membuatku tertidur lebih lama.
Kemarin Ummi berkata bahkan pesawat mereka akan tiba pada jam dua siang. Waktu yang tepat untuk makan siang. Jadi rencanaku hari ini, setelah menjemput Ayah dan Ummi, aku akan mengajak mereka makan siang bersama. Setelah itu aku akan mengantarkan mereka ke kamar yang berada di samping kami.
Aku sudah memesankan kamar hotel persis di samping kamar kami, kebetulan kemarin aku lihat kamar itu kosong. Jadi aku langsung memesan nya.
Setelah melakukan sedikit peregangan pagi, aku mengambil handphoneku dan menyalakannya. Terpampang lah lock screen dengan foto Jungkook dan jam yang menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi.
Aku langsung terkejut dan segera bangkit dari kasur. Menaruh kembali handphoneku, membereskan kasur, mengambil baju ganti, aku mandi dengan cepat dan keluar dengan pakaian baru dan rapi.
Aku segera mengambil handphoneku dan bergegas turun ke restoran. Aku pasti sudah terlambat untuk sarapan pikirku menerka-nerka.
Sesampainya di sana, ternyata apa yang ku pikirkan tidak terjadi. Restoran masih sangat ramai dengan orang yang berlalu-lalang mengambil makanan. Bahkan terlihat di ujung sana ada yang sedang merayakan ulang tahun.
Sambil menetralkan nafasku, aku berjalan ke arah makanan utama. Aku sudah sangat lapar bung, bangsa cacing di perutku butuh asupan. Mengambil beberapa menu yang sepertinya halal, di lanjutkan dengan mengambil kudapan—yang tentu saja aku sedikit mengendusnya untuk mencium apakah ada bau alkohol atau tidak, dan tidak lupa mengambil es krim sebagai makanan penutup.
Aku segera membawa semua makanan ku dan berjalan menuju meja single dengan pemandangan yang sangat indah di sana.
Menaruh makananku, menatanya dengan cantik, menarik kursi dan tidak sampai sedetik aku mulai memakannya dengan lahap. Aku teringat bahwa sebentar lagi aku akan menjemput orang tuaku, aku bergegas menghabiskan makanan yang ku ambil.
Untuk es krim aku membawanya ke atas karena tidak ingin memakannya sambil berjalan.
Setelah sampai di kamar, aku melihat semua sahabat ku sedang bersantai di atas kasur. Segera aku menawarkan pada mereka es krim yang ku bawa. Sebenarnya aku ingin memakannya, tapi sepertinya tidak sempat. Satu jam lagi pesawat orang tuaku sampai, aku bahkan belum bersiap.
Lima belas menit kemudian aku sudah selesai bersiap, tak lupa menyiapkan barang-barang yang akan ku bawa. Aku siap berangkat.
Belum juga aku berjalan menuju pintu, Reva menatapku dengan heran. "Mau ke mana kamu? Sepertinya terburu-buru"
"Mau menjemput orang tuaku. Kemarin mereka mendadak memberitahu jika mereka akan ke mari, jadi kemarin aku buru-buru memesankan kamar hotel. Mereka menginap hotel ini kok, kamarnya persis di samping kamar kita. Sudah ya, nanti akan ku ceritakan kenapa mereka ke sini" jawabku dengan terburu-buru.
Aku langsung keluar dari kamar sebelum Reva sempat membalasnya. Aku sudah terlambat.
***
Tiga puluh lima menit kemudian aku sudah tiba di bandara. Aku tidak tau jika tadi ada kecelakaan, maka mobil yang ku tumpangi harus mencari jalan lain. Itulah alasan aku bisa terlambat tiba di bandara.
Aku sudah mengirimkan pesan pada orang tuaku bahwa aku menunggu mereka di dekat pintu masuk utama bandara. Tidak lama aku melihat siluet kedua orang tuaku yang keluar bersama dengan para penumpang pesawat lainnya. Sepertinya mereka semua baru turun dari pesawat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Brothers
ФанфикPerkenalkan namaku Lia. Aku bersama 4 sahabatku berkuliah di salah satu kampus di Jakarta. Tidak ada yang seru dari kehidupan kami berlima, itu sebelum Ummi dan Ayah membeberkan rahasia yang mereka sembunyikan bertahun-tahun lamanya. Ayo ikuti kisah...