1

13.6K 868 25
                                    

"Ya shibal! Kau buta hah?!"

Lengkingan itu berasal dari pintu masuk kantin. Semua siswa yang berada di kantin, reflek menatap ke arah keributan yang terjadi. Seorang siswi, terlihat membentak seseorang di depannya. Dari posisinya, semua orang tahu siapa yang lebih dominan di sini. Dia yang menegakkan kepalanya paling tinggi, diiringi dengan mata kucingnya yang menyorot tajam, jelas dia yang lebih unggul dibanding siswi yang menunduk takut di depannya.

"Mianhe, Jennie-ssi. Aku tidak sengaja menabrakmu" siswi tersebut berkata dengan takut.

"Haish! Kenapa aku harus bertemu dengan makhluk sepertimu sekarang? Memuakkan!" Jennie menatap jijik siswi di depannya.

"Ya! Jaga ucapanmu! Kau pikir siapa hah?!"

Sang pahlawan kesiangan, datang menghampiri Jennie dan lainnya. Bukannya takut, Jennie justru memutar kedua bola matanya malas. Belum selesai urusannya dengan hama di depannya, sudah datang hama yang lain.

"Weitss...jaga matamu, bung! Jangan sampai matamu keluar karena terlalu melotot" Joy alih bicara, ia tersenyum meledek.

"Kau-"

"Wae? Apa kau ingin menjadi banci dan memukul perempuan seperti kami?" Irene berdiri membelakangi Joy saat siswa laki-laki tersebut mengacungkan tangannya, hendak menampar Joy.

Pertengkaran itu, menjadi topik yang sangat menarik untuk dilihat. Terbukti, semua orang rela meninggalkan makan siang mereka hanya untuk menyaksikan drama di antara dua kubu tersebut. Sementara di sudut kantin, sekelompok orang berwajah sangar, menatap datar ke arah pertengkaran tersebut.

"Wanitamu selalu membuat masalah" ujar seseorang di sebelah Lisa, Jisoo.

Lisa menyunggingkan senyum liciknya.

"Dia tidak. Dia hanya akan bereaksi jika ada hama yang mengganggu langkahnya" sorot mata hazel Lisa, tidak berhenti untuk menatap ke arah Jennie. Lebih tepatnya mengawasi.

"Kau tidak berniat membantunya, monkey?" tanya Wendy.

"Apakah harus? Kau saja masih diam di sini sementara ada orang yang mencoba memukul kekasihmu. Itu konyol!" Lisa berdecih.

Wendy mendengus kesal karena ucapan Lisa benar adanya. Bukannya tidak ingin melindungi kekasihnya, hanya saja, Wendy malas berurusan dengan pertengkaran wanita yang menurutnya tidak jelas.

'Braakkk'

Pembicaraan mereka terpaksa berhenti saat mendengar bunyi benturan yang cukup keras. Tanpa mengatakan apapun, Lisa langsung bangun dari posisinya dan menghampiri keributan tersebut. Jisoo, Seulgi dan Wendy secara otomatis mengekori sang ketua di belakangnya.

"Berani menyentuh kekasihku dengan tangan kotormu, bung?" Lisa menatap tajam laki-laki di depannya.

Laki-laki itu mendorong Jennie hingga tubuhnya menabrak meja. Itulah yang membuat Lisa langsung bereaksi.

"Dia yang memulai! Dia memarahi pacarku hanya karena tidak sengaja menabraknya. Lagipula, kekasihku sudah meminta maaf. Tapi, jalang ini terus membuat masalah!" laki-laki itu menunjuk Jennie dengan tangannya.

Lisa melirik ke arah tangan tersebut dan langsung menurunkannya.

"Tanganmu terlalu kotor untuk menunjuk ke arah kekasihku. Dan apa tadi? Jalang?" Lisa terkekeh.

Namun, sedetik kemudian tawanya berubah menjadi tatapan tajam yang langsung menghunus ke dalam bola mata orang tersebut. Lisa tidak melakukan apapun. Ia hanya menatap, namun berhasil membuat kedua kaki laki-laki itu bergetar hebat. Pandangan Lisa benar-benar mengintimidasi.

Villain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang